"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."
Rabu, 13 Agustus 2014
Kasih Sayang Allah
Pada saat Rasulullah Muhammad SAW duduk beristirahat di tengah para sahabatnya, datanglah seorang lelaki membawa pakaian. Dia menyimpan sesuatu yang disembunyikan dalam pakaiannya itu.
Dia mengatakan, “Wahai Rasulullah, ketika aku berjalan ke arahmu, aku melewati sebuah pohon yang sangat rindang. Aku mendengar suara anak-anak burung, lalu aku ambil dan meletakkannya di kainku. Namun, tiba-tiba induknya datang dan terbang mengitari kepalaku, maka kubuka kainku agar ia melihat anak-anaknya. Karena melihat anak-anaknya dalam kainku sang induk ikut bersama mereka sehingga aku selimuti mereka semua dengan kainku ini. Inilah mereka semua, aku bawa kemari.”
Rasulullah SAW berkata, “Letakkan mereka.” Dia pun meletakkan burung-burung tersebut di atas tanah di hadapan Rasul. Dia membuka penutupnya namun induknya enggan meninggalkan anaknya. Rasul bertanya, “Apakah kalian heran dengan kasih sayang induk burung ini terhadap anak-anaknya?”
Rasulullah SAW bersabda, “Demi Tuhan yang telah mengutusku dengan membawa kebenaran, sesungguhnya kasih sayang Allah lebih besar terhadap hamba-hamba-Nya dibandingkan induk burung kepada anak-anaknya ini. Bangunlah dan bawalah mereka kembali hingga kau letakkan mereka di tempat semula bersama induknya.”
Lelaki itu pun membawa mereka kembali seperti diperintahkan Rasulullah. Sabda Rasulullah di atas adalah gambaran indah betapa kasih sayang Allah tak terbatas oleh ruang dan waktu terhadap hamba-hamba-Nya.
Seperti yang dikemukakan Allah SWT, “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, menunaikan zakat, dan mereka yang terus-menerus beriman terhadap ayat-ayat Kami. Orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi ummi yang mereka mendapati-nya tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka.”
(QS al-A'râf [7]: 156-157)
Tatkala kita ditimpa suatu musibah, bukan berarti Allah sudah tidak sayang dan peduli lagi. Allah hanya menginginkan agar kita lebih kuat dan cerdas dalam memaknai romantika kehidupan.
Ketika kita meminta sesuatu kepada Allah tetapi tidak langsung mengabulkannya, Allah mengetahui, hal itu akan menjauhkan kita dari sisi-Nya. Seperti Qarun, setelah diberi kelapangan rezeki, dia malah menjadi hamba yang kufur dan tamak.
Orang bijak mengatakan, Allah menjawab permohonan kita dengan tiga cara. Allah berkata Ya, Dia memberi yang kita inginkan. Allah berkata Tidak, Dia memberi kita sesuatu yang lebih baik. Allah berkata Tunggu, Dia memberi kita yang terbaik.
Kasih sayang Allah kepada kita tak pernah terhenti sedetikpun. Sejak kita masih berupa setetes air kehidupan, lalu tumbuh menjadi manusia dewasa sempurna. Selama kita di dunia, akan selalu diwarnai berbagai problematika kehidupan.
Seperti yang dikemukakan Allah SWT, apabila kita berhasil memetik pelajaran dari setiap penderitaan tersebut, maka kita akan hidup bahagia menuju keabadian. Sebaliknya, apabila kita gagal memahaminya maka kita tergolong orang yang bangkrut.
Dan itu adalah kerugian yang sebenarnya. Pertolongan Allah pasti akan datang membebaskan kita dari kemalangan, penderitaan, dan kegagalan.
Setelah kita terlebih dahulu mempelajari faktor-faktor penyebab kemalangan, penderitaan, dan kegagalan itu. Kemudian kita bangkit melakukan perubahan untuk membebaskan diri dari semua belenggu itu.
Republika.co.id