"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."
Rabu, 13 Agustus 2014
Telaga Rasulullah
Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir. Pada suatu hari Rasulullah SAW keluar untuk menyalatkan jenazah syuhada Uhud. Kemudian beliau beralih ke atas mimbar dan bersabda,’’Sesungguhnya aku akan mendahului kalian dan aku menjadi saksi atas kalian. Demi Allah, sesungguhnya sekarang ini aku sedang melihat telagaku, sesungguhnya aku diberikan kunci-kunci kekayaan bumi atau kunci-kunci bumi. Sesungguhnya demi Allah, aku tidak khawatir kalian akan kembali musyrik sepeninggalku tetapi aku khawatir kalian akan berlomba-lomba dalam kehidupan dunia.’’
(HR Muslim).
Dalam hadis di atas dijelaskan, akan terjadi pada umat Rasulullah perlombaan mencari kehidupan dunia. Mereka rela mengorbankan iman dan akidahnya hanya demi kehidupan dunia sehingga mereka tidak mendapatkan telaga Rasulullah.
Ketika seseorang masuk ke telaga Rasulullah tidak akan merasakan dahaga sedikitpun. Sebaliknya, mereka merasakan kenikmatan begitu besar.
Diriwayatkan oleh Sahal, ia berkata pernah mendengar Nabi SAW bersabda,’’Aku mendahului kalian berada di telaga. Barang siapa yang sampai di sana tentu dia akan minum dan barang siapa yang telah minum niscaya tidak merasakan dahaga selamanya. Sungguh akan datang kepadaku kaum yang aku kenal dan mereka mengenal aku kemudian terdapat penghalang antara aku dan mereka.’’
(HR Muslim).
Telaga Rasulullah tidak akan diberikan kepada umatnya yang sibuk dengan kehidupan dunia, yang menjadikannya sebagai awal dan akhir dari kehidupan. Lalu, mereka rela meninggalkan amalan akhirat dan mengutamakan kehidupan dunia.
Telaga Rasulullah akan diberikan kepada mereka yang menjadikan dunia sebagai tempat bercocok tanam untuk mengais pahala demi negeri yang abadi (akhirat). Mereka menjadikan dunia sebagai tempat sementara dan mencari bekal sebanyak-banyaknya menuju akhirat.
Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba mendapatkan telaga Rasulullah. Caranya, menghindari kehidupan dunia yang melenakan dan menghancurkan diri kita.
Diriwayatkan oleh Amr bin Auf, Rasulullah SAW mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah ke Bahrain untuk memungut jizyahnya (upeti). Rasulullah SAW telah mengadakan perjanjian damai dengan penduduk Bahrain dan mengangkat Alaa bin Hadhrami sebagai gubernurnya.
Kemudian Abu Ubaidah kembali dengan membawa harta dari Bahrain. Orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah lalu melaksanakan shalat subuh bersama Rasulullah. Setelah shalat beliau beranjak lalu mereka menghalanginya.
Ketika melihat mereka beliau tersenyum dan bersabda,’’ Aku tahu kalian mendengar kabar Abu Ubaidah telah tiba dari Bahrain dengan membawa upeti.'' Mereka berkata,’’ Benar wahai Rasulullah.’’
Beliau bersabda,’’Bergembiralah dan berharaplah agar mendapat sesuatu yang menyenangkan kamu sekalian. Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan atas diri kalian tetapi yang aku khawatirkan adalah jika kekayaan dunia dilimpahkan kepada kalian seperti orang-orang sebelum kalian, lalu kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya dunia itu membinasakan kalian seperti yang telah membinasakan mereka.''
(HR Muslim).
Republika