رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لا يَنْبَغِي لأحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ


"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."

Selasa, 23 Desember 2014

Kisah : Sultan Menjadi Orang Buangan




 Alkisah, seorang Sultan Mesir mengumpulkan orang-orang terpelajar, dan segera saja seperti biasanya, timbullah perdebatan. Pokok persoalannya adalah Mi'raj Nabi Muhammad. Dikatakan, dalam peristiwa tersebut, Nabi dibawa dari tempat tidurnya ke langit tinggi. Selama itu ia melihat surga dan neraka, berbincang dengan Tuhan sembilan puluh ribu kali, mengalami pelbagai pengalaman dain --dan dikembalikan ke kamarnya sementara tempat tidurnya masih hangat.

Periuk air yang jatuh dan tertumpah isinya karena pengangkatan ke langit itu belum kosong ketika Nabi pulang.Beberapa orang yang hadir berpendapat bahwa hal itu mungkin saja terjadi mengingat ukuran waktu di bumi dan di langit tentu saja berbeda. Namun, Sultan menganggapnya tidak masuk akal.Para bijak mengatakan bahwa segala sesuatu adalah mungkin dengan kekuasaan Tuhan. Penjelasan ini pun tak memuaskan Baginda.Kabar perdebatan ini akhirnya sampai kepada Sufi Syeh Shahabuddin, yang segera saja datang ke istana. Sultan menunjukkan rasa hormat terhadap guru itu, yang berkata, "Saya bermaksud membuktikan sesuatu tanpa menunda lagi: Ketahuilah bahwa kedua tafsiran itu keliru, dan ada hal-hal yang bisa ditunjukkan, yang kiranya menjelaskan peristiwa itu tanpa perlu berspekulasi secara gegabah atau menggunakan penalaran sembarangan dan tak bermutu."

Di ruang pertemuan itu terdapat empat jendela. Syeh itu minta agar yang satu dibuka. Sultan melihat keluar melalui jendela itu. Di gunung yang berada di kejauhan tampak olehnya bala tentara beribu-ribu bergerak menyerbu istana. Sultan sangat ketakutan dibuatnya.
"Lupakan saja, itu tidak sungguhan," kata Syeh itu.
Ia menutup jendela dan membukanya kembali. Kali ini laskar penyerbu itu sudah lenyap.
Ketika dibukanya jendela yang lain, kota di luar istana tampak terbakar api. Sultan berteriak panik."Jangan cemas Sultan, tak terjadi apa-apa," kata Syeh. Ketika ia menutup dan kembali membuka jendela itu, tak ada Iagi api yang tampak.

Dari jendeIa ketiga terlihat banjir bandang menuju istana. Dan, banjir itu pun seakan hanya mimpi.Lalu, jendela keempat dibuka, dan, alih-alih gurun pasir, yang terlihat justru sebuah taman surga. Ketika jendela ditutup dan dibuka lagi, pemandangan itu sudah menguap.Kemudian, Syeh itu minta dibawakan seember air. Dimintanya pula agar Sultan memasukkan kepalanya ke dalam air sesaat raja.Setelah melakukan permintaan itu, secara gaib Sultan menemukan dirinya berada di sebuah pantai terpencil, di tempat yang sama sekali asing baginya. Sultan murka betul akan muslihat Syeh itu.Tak lama kemudian, ia bertemu dengan beberapa penebang kayu yang menanyakan siapa dirinya. Karena sulit menjelaskan dirinya yang sebenamya, ia mengatakan bahwa kapalnya kecelakaan dan membuatnya terdampar di pantai itu.Mereka memberinya pakaian, dan ia pun berjalan masuk ke sebuah kota.

 Di sana ada seorang pandai besi yang melihatnya berkelana tanpa tujuan, menanyakan siapa dirinya. "Saya seorang saudagar yang terdampar," jawab Sultan, "saya pun tak punya apa-apa lagi selain beberapa potong pakaian dari penebang kayu yang baik hati."Orang itu kemudian menjelaskan tentang kebiasaan kota tersebut. Semua pendatang baru boleh meminang gadis pertama yang dilihatnya keluar dari rumah-mandi, dan pinangannya itu wajib diterima.

Sultan itu pun pergi ke tempat mandi umum dan dilihatnya seorang wanita cantik keluar dari tempat itu. Ia bertanya apakah wanita itu sudah bersuami, dan ternyata sudah, maka ia bertanya kepada wanita berikutnya, yang buruk rupa. Dan yang berikut. Lalu, wanita keempat yang sungguh jelita dan rupawan. Gadis itu belum menikah, namun ia menolak Sultan sebab tubuh dan pakaiannya yang tak karuan.Tiba-tiba ada seorang lelaki berdiri di hadapan Sultan dan berkata, "Aku disuruh untuk menjemput seorang yang kusut di sini. Mohon ikut aku."Sultan pun mengikuti utusan itu, dan ia dibawa ke sebuah rumah yang sangat indah; ia pun duduk di salah satu ruang megah di rumah itu berjam-jam lamanya.

Akhirnya, empat gadis molek berpakaian mulia masuk, menyertai gadis kelima, yang lebih memikat hati. Sultan mengenali gadis itu sebagal gadis terakhir yang ditemuinya di rumah-mandi itu.Gadis itu mengucapkan selamat datang dan menjelaskan bahwa ia telah bergegas pulang untuk menyambut Sultan, dan bahwa penolakannya tadi bukan sungguhan, karena semua wanita di jalan akan mengatakan hal serupa bila dipinang.Kemudian, menyusullah jamuan makan yang lezat.
Kepada Sultan, dikenakan jubah yang sangat mewah, dan musik yang merdu pun dimainkan.

Sultan tinggal selama tujuh tahun bersama istrinya itu sampai harta warisan istrinya itu habis. Lalu, wanita itu menuntut agar Sultan kini mencari nafkah untuk istrinya dan ketujuh anak mereka.
Teringat akan teman pertamanya di kota itu, Sultan pun menemui pandai besi itu untuk meminta nasihat. Temannya itu menyuruhnya bekerja sebagai kuli di pasar sebab Sultan tak punya barang untuk ditukar uang atau kemampuan apa pun untuk bekerja.
Dalam sehari, dengan mengangkat beban yang sangat berat, Sultan memperoleh upah hanya sepersepuluh dari kebutuhan hidup keluarganya.

Hari berikutnya, Sultan berjalan ke pantai, disinggahinya tempat di mana tujuh tahun silam dirinya pertama kali muncul di tempat itu. Ia memutuskan untuk bersembahyang, dan terlebih dahulu membasuh diri dengan air wudhu. Pada saat itulah mendadak ia sudah kembali berada di istananya, dengan ember air, Syeh itu, dan para pejabat.
"Tujuh tahun dalam pengasingan, kau orang jahat!" raung Sultan. "Tujuh tahun, berkeluarga, dan harus jadi kuli! Tidakkah kau gentar pada Tuhan, Yang Mahakuasa, atas perbuatanmu ini?"

"Tetapi kejadian itu hanya sesaat," kata guru Sufi itu, "yakni selama Sultan memasukkan kepala ke dalam ember berisi air."

Para pejabat istana mengiyakan perkara ini.Sultan tidak bisa mempercayai sepatah kata pun. Segera diperintahkannya untuk memenggal kepala itu. Mengetahui sebelumnya bahwa perintah Sultan itu akan turun, Syeh pun merapal ilmu gaib (Ilm el-Ghaibat: Ilmu Menghilangkan Tubuh) yang dikuasainya. Ajian sakti itu membuatnya sekejap hilang dan muncul di Damaskus, yang berhari-hari jaraknya dari istana itu.

Dari Damaskus, Syeh menulis sepucuk surat untuk Sultan, yang berbunyi:
"Tujuh tahun lewat bagi Tuan, seperti yang Tuan telah alami sendiri, sekalipun hanya sebentar saja Tuan merendam kepala dalam air. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan muslihat tertentu, yang tiada lain dimaksudkan untuk menjelaskan apa yang bisa terjadi. Bukankah dalam kisah itu tempat tidur Nabi masih hangat dan periuk air belum lagi kosong?

Yang penting bukanlah sesuatu itu telah terjadi atau tidak. Segalanya mungkin terjadi. Sesungguhnya yang penting adalah makna peristiwa itu. Pada kasus Sultan, tak ada makna sama sekali. Pada kasus Nabi, ada makna dalam peristiwa."

Sumber

Malaikat yang Sayapnya Patah



 Diriwayatkan pada suatu hari, Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah S.A.W dan berkata,
"Ya Rasulullah, aku telah melihat seorang malaikat di langit sedang berada di atas singgasananya. Di sekitarnya terdapat 70 ribu malaikat berbaris melayaninya. Pada setiap hembusan nafasnya, Allah SWT menciptakan darinya seorang malaikat."
"Dari sekarang ini, aku melihat malaikat itu berada di Gunung Qaaf dengan sayapnya yang patah sedang menangis tersedu, "Lanjut Malaikat Jibril.
Ketika dia melihatku, dia berkata,
"Apakah engkau mau menolongku?"
Aku berkata, "Apa salahmu?"

Dia berkata,
"Ketika sedang berada di atas singgasana pada makam Mi'raj, lewatlah padaku Muhammad, Kekasih Allah SWT. Lalu aku tidak berdiri untuk menyambutnya sehingga Allah SWT menghukumku dengan ini (sayapnya patah) serta menempatkanku di sini seperti yang kau lihat."
Maaikat Jibril berkata,
"Seraya aku merendah diri di hadapan Allah SWT, aku memberinya pertolongan."
Maka Allah SWT berfirman,
"Wahai Jibril, katakanlah agar dia membaca shalawat atas KekasihKu, Muhammad S.A.W."

Malaikat Jibril berkata lagi,
"Kemudian malaikat itu membaca shalawat kepadamu dan Allah SWT mengampuninya serta menumbuhkan kembali kedua sayapnya, lalu menempatkannya lagi di atas singgasananya."

Sungguh betapa mulianya Nabi Muhammad S.A.W, hingga malaikat saja yang tidak menghormat, sayapnya dipatahkan oleh Allah SWT.


Sumber

Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat itu SATU




Saya seringkali dapat pertanyaan lewat email tentang hubungan antara syariat dan hakikat. Pada kesempatan ini saya ingin sedikit membahas hubungan yang sangat erat antara keduanya. Syariat bisa diibaratkan sebagai jasmani/badan tempat ruh berada sementara hakikat ibarat ruh yang menggerakkan badan, keduanya sangat berhubungan erat dan tidak bisa dipisahkan. Badan memerlukan ruh untuk hidup sementara ruh memerlukan badan agar memiliki wadah.

Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi guru Mursyid dari Ayahanda Prof. Dr. Saidi Syekh Kadirun Yahya MA. M.Sc mengibaratkan syariat laksana baju sedangkan hakikat ibarat badan. Dalam beberapa pantun yang Beliau ciptakan tersirat pesan-pesan tentang pentingnya merawat tubuh sebagai perhatian utama sedangkan merawat baju juga tidak boleh dilupakan.

Imam Malik mengatakan bahwa seorang mukmin sejati adalah orang yang mengamalkan syariat dan hakikat secara bersamaan tanpa meninggalkan salah satunya. Ada adagium cukup terkenal,Hakikat tanpa syariat adalah kepalsuan, sedang syariat tanpa hakikat adalah sia-sia.” Imam Malik berkata, “Barangsiapa bersyariat tanpa berhakikat, niscaya ia akan menjadi fasik. Sedang yang berhakikat tanpa bersyariat, niscaya ia akan menjadi zindik.Barangsiapa menghimpun keduanya [syariat dan hakikat], ia benar-benar telah berhakikat.”
Syariat adalah hukum-hukum atau aturan-aturan dari Allah yang disampaikan oleh Nabi untuk dijadikan pedoman kepada manusia, baik aturan ibadah maupun yang lainnya. Apa yang tertulis dalam Al-Qur’an hanya berupa pokok ajaran dan bersifat universal, karenanya Nabi yang merupakan orang paling dekat dengan Allah dan paling memahami Al-Qur’an menjelaskan aturan pokok tersebut lewat ucapan dan tindakan Beliau, para sahabat menjadikan sebagai pedoman kedua yang dikenal sebagai hadist. Ucapan Nabi bernilai tinggi dan masih sarat dengan simbol-simbol yang memerlukan keahlian untuk menafsirkannya. 

Para sahabat sebagai orang-orang pilihan yang dekat dengan nabi merupakan orang yang paling memahami nabi, mereka paling mengerti akan ucapan Nabi karena memang hidup sezaman dengan nabi. Penafsiran dari para sahabat itulah kemudian diterjemahkan dalam bentuk hukum-hukum oleh generasi selanjutnya. Para ulama sebagai pewaris ilmu Nabi melakukan ijtihad, menggali sumber utama hukum Islam kemudian menterjemahkan sesuai dengan perkembangan zaman saat itu, maka lahirlah cabang-cabang ilmu yang digunakan sampai generasi sekarang. Sumber hukum Islam itu kemudian dikenal memiliki 4 pilar yaitu : Al-Qur’an, Hadist, Ijmak dan Qiyas, itulah yang kita kenal dengan syariat Islam.

Untuk melaksanakan Syariat Islam terutama bidang ibadah harus dengan metode yang tepat sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah dan apa yang dilakukan Rasulullah SAW sehingga hasilnya akan sama. Sebagai contoh sederhana, Allah memerintahkan kita untuk shalat, kemudian Nabi melaksanakannya, para sahabat mengikuti. Nabi mengatakan, “Shalatlah kalian seperti aku shalat”. Tata cara shalat Nabi yang disaksikan oleh sahabat dan juga dilaksanakan oleh sahabat kemudian dijadikan aturan oleh Ulama, maka kita kenal sebagai rukun shalat yang 13 perkara. Kalau hanya sekedar shalat maka aturan 13 itu bisa menjadi pedoman untuk seluruh ummat Islam agar shalatnya standar sesuai dengan shalat Nabi. Akan tetapi, dalam rukun shalat tidak diajarkan cara supaya khusyuk dan supaya bisa mencapai tahap makrifat dimana hamba bisa memandang wajah Allah SWT. 

Ketika memulai shalat dengan “Wajjahtu waj-hiya lillaa-dzii fatharas-samaawaati wal-ardho haniifam-muslimaw- wamaa ana minal-musy-rikiin..” Kuhadapkan wajahku kepada wajah-Nya Zat yang menciptakan langit dan bumi, dengan keadaan lurus dan berserah diri, dan tidaklah aku termasuk orang-orang yang musyrik. Seharusnya seorang hamba sudah menemukan chanel atau gelombang kepada Tuhan, menemukan wajahnya yang Maha Agung, sehingga kita tidak termasuk orang musyrik menyekutukan Tuhan. Kita dengan mudah menuduh musyrik kepada orang lain, tanpa sadar kita hanya mengenal nama Tuhan saja sementara yang hadir dalam shalat wajah-wajah lain selain Dia. Kalau wajah-Nya sudah ditemukan di awal shalat maka ketika sampai kepada bacaan Al-Fatihah, disana benar-benar terjadi dialog yang sangat akrab antara hamba dengan Tuhannya.

Syariat tidak mengajarkan hal-hal seperti itu karena syariat hanya berupa hukum atau aturan. Untuk bisa melaksanakan syariat dengan benar, ruh ibadah itu hidup, diperlukan metodologi pelaksanaan teknisnya yang dikenal dengan Tariqatullah jalan kepada Allah yang kemudian disebut dengan Tarekat. Jadi Tarekat itu pada awalnya bukan perkumpulan orang-orang mengamalkan zikir. Nama Tarekat diambil dari sebuah istilah di zaman Nabi yaitu Tariqatussiriah yang bermakna Jalan Rahasia atau Amalan Rahasia untuk mencapai kesempurnaan ibadah. Munculnya perkumpulan Tarekat dikemudian hari adalah untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman agar orang-orang dalam ibadah lebih teratur, tertib dan terorganisir seperti nasehat Syaidina Ali bin Abi Thalib kw, “Kejahatan yang terorganisir akan bisa mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir”.

Kalau ajaran-ajaran agama yang kita kenal dengan syariat itu tidak dilaksanakan dengan metode yang benar (Thariqatullah) maka ibadah akan menjadi kosong hanya sekedar memenuhi kewajiban agama saja. Shalat hanya mengikuti rukun-rukun dengan gerak kosong belaka, badan bergerak mengikuti gerakan shalat namun hati berkelana kemana-mana. Sepanjang shalat akan muncul berjuta khayalan karena ruh masih di alam dunia belum sampai ke alam Rabbani.

Ibadah haji yang merupakan puncak ibadah, diundang oleh Maha Raja Dunia Akhirat, seharusnya disana berjumpa dengan yang mengundang yaitu Pemilik Ka’bah, pemilik dunia akhirat, Tuhan seru sekalian alam, tapi yang terjadi yang dijumpai disana hanya berupa dinding dinding batu yang ditutupi kain hitam. Pada saat wukuf di arafah itu adalah proses menunggu, menunggu Dia yang dirindui oleh sekalian hamba untuk hadir dalam kekosongan jiwa manusia, namun yang ditunggu tak pernah muncul.

Disini sebenarnya letak kesilapan kaum muslim diseluruh dunia, terlalu disibukkan aturan syariat dan lupa akan ilmu untuk melaksanakan syariat itu dengan benar yaitu Tarekat. Ketika ilmu tarekat dilupakan bahkan sebagian orang bodoh menganggap ilmu warisan nabi ini sebagai bid’ah maka pelaksanaan ibadah menjadi kacau balau. Badan seolah-olah khusuk beribadah sementara hatinya lalai, menari-nari di alam duniawi dan yang didapat dari shalat itu bukan pahala tapi ancaman Neraka Wail. Harus di ingat bawah “Lalai” yang di maksud disana bukan sekedar tidak tepat waktu tapi hati sepanjang ibadah tidak mengingat Allah. Bagaimana mungkin dalam shalat bisa mengingat Allah kalau diluar shalat tidak di latih ber-Dzikir (mengingat) Allah? dan bagaimana mungkin seorang bisa berdzikir kalau jiwanya belum disucikan? Urutan latihannya sesuai dengan perintah Allah dalam surat Al ‘Ala, “Beruntunglah orang yang telah disucikan jiwanya/ruhnya, kemudian dia berdzikir menyebut nama Tuhan dan kemudian menegakkan shalat”.

Kesimpulan dari tulisan singkat ini bahwa sebenarnya tidak ada pemisahan antara ke empat ilmu yaitu Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat, ke empatnya adalah SATU. Iman dan Islam bisa dijelaskan dengan ilmu syariat sedangkan maqam Ihsan hanya bisa ditempuh lewat ilmu Tarekat. Ketika kita telah mencapai tahap Makrifat maka dari sana kita bisa memandang dengan jelas bahwa ke empat ilmu tersebut tidak terpisah tapi SATU.

Tulisan ini saya tulis dalam perjalanan ziarah ke Maqam Guru saya tercinta, teringat pesan-pesan Beliau akan pentingnya ilmu Tarekat sebagai penyempurnaan Syariat agar mencapai Hakikat dan Makrifat. Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi renungan dan memberikan manfaat untuk kita semua. Amin!


KISAH IMAM AL-GHAZALI YANG BERGURU KEPADA TUKANG SOL SEPATU




 Imam Ghazali seorang Ulama besar dalam sejarah Islam, hujjatul islam yang banyak hafal hadist  Nabi SAW. Beliau dikenal pula sebagai ahli dalam filsafat dan tasawuf  yang banyak mengarang kitab-kitab. 
Suatu ketika Imam Al Ghazali menjadi imam disebuah masjid . Tetapi saudaranya yang bernama Ahmad tidak mau berjamaah bersama Imam Al Ghazali lalu berkata kepadanya ibunya :
 "Wahai ibu, perintahkan saudaraku Ahmad agar shalat mengikutiku, supaya orang-orang tidak menuduhku selalu bersikap jelek terhadapnya".
Ibu Al Ghazali lalu memerintahkan puteranya Ahmad agar shalat makmum kepada saudaranya Al Ghazali. Ahmad pun melaksanakan perintah sang ibu, shalat bermakmum kepada Al Ghazali.Namun ditengah-tengah shalat, Ahmad melihat darah membasah perut Imam. Tentu saja Ahmad memisahkan diri.
Seusai shalat Imam Al Ghazali bertanya kepada Ahmad, saudaranya itu : " Mengapa engkau memisahkan diri (muffaragah) dalam shalat yang saya imami ? " .  Saudaranya menjawab : "Aku memisahkan diri, karena aku melihat perutmu berlumuran darah ".

Mendengar jawaban saudaranya itu, Imam Ali Ghazali mengakui, hal itu mungkin karena dia ketika shalat hatinya sedang mengangan-angan masalah fiqih yang berhubungan haid seorang wanita yang mutahayyirah.

Al Ghazali lalu bertanya kepada saudara : "Dari manakah engkau belajar ilmu pengetahuan seperti itu ?" Saudaranya menjawab, "Aku belajar Ilmu kepada Syekh Al Utaqy AL-Khurazy yaitu seorang tukang jahit sandal-sandal bekas (tukang sol sepatu) . " Al Ghazali lalu pergi kepadanya.

Setelah berjumpa, Ia berkata kepada Syekh Al khurazy : " Saya ingin belajar kepada Tuan ". Syekh itu berkata : Mungkin saja engkau tidak kuat menuruti perintah-perintahku ".
Al Ghazali menjawab : "Insya Allah, saya kuat ".
Syekh Al Khurazy berkata : "Bersihkanlah  lantai ini ".
Al Ghazali kemudian hendak dengan sapu. Tetapi Syekh itu berkata : "Sapulah (bersihkanlah) dengan tanganmu ". Al Ghazali menyapunya lantai dengan tangannya, kemudian dia melihat kotoran yang banyak dan bermaksud menghindari kotoran itu.

Namun Syekh berkata : " bersihkan pula kotoran itu dengan tanganmu ".
Al Ghazali lalu bersiap membesihkan dengan menyisingkan pakaiannya. Melihat keadaan yang demikian itu Syekh berkata : "Nah bersìhkan kotoran itu dengan pakaian seperti itu" .
Al Ghazali menuruti perintah Syekh Al Khurazy dengan  ridha dan tulus.
Namun ketika Al Ghazali hendak akan mulai melaksanakan perintah Syekh tersebut, Syekh langsung mencegahnya dan memerintahkan agar pulang.

Al Ghazali pulang dan setibanya di rumah beliau merasakan mendapat ilmu pengetahuan luar biasa. Dan Allah telah memberikan Ilmu Laduni atau ilmu Kasyaf yang diperoleh dari tasawuf atau kebersihan qalbu kepadanya.







Sumber

Senin, 22 Desember 2014

Mari Membeli Rumah di Syurga




DEBU di alam raya bertebaran tiada henti. Setiap hari serpihan kecilnya berdatangan silih berganti. Bahkan setiap jam berganti jam, debu bertebaran mengotori. Begitupun dalam setiap menit dan detiknya. Siapa pun manusia yang menghirup udara di muka bumi, tidak mungkin mampu menghindarinya. Sehingga membersihkan debu dari alam sekitar menjadi sunnatullah yang tidak bisa kita hindari.

Sama halnya dengan kesalahan dalam diri manusia, seperti debu yang datang silih berganti—Manusia tidak luput dari salah dan lupa. Itulah debu yang tidak nampak di permukaan namun harus dan bahkan wajib untuk kita bersihkan. Itulah debu yang tidak nampak di permukaan namun jutaan bahkan miliyaran ummat Islam di seluruh dunia senantiasa membersihkannya dalam setiap do’a yang mereka panjatkan.

Minimalnya lima kali dalam sehari, miliyaran umat islam memohon kepada Allah SWT agar mereka terbersihkan dari debu-debu noda dan dosa. Namun, kita sadari atau tidak, dalam diri ini ada noda-noda dosa yang sudah lama berkarat. Maka kemarilah, sejenak kita memperbaharui keimanan kita. Bersama kita berjuang membersihkan noda dan dosa yang sudah lama berkarat.

Setelah itu perhatikanlah shalat sunnah nafilah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : ‘Barangsiapa yang senantiasa melakukan shalat sunnah nafilah dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di syurga.’

Dua belas rakaat sunnah nafilah (dua rakaat sebelum shalat subuh, dua rakaat sebelum dzuhur, empat rakaat sesudah dzuhur, dua rakaat sebelum maghrib dan dua rakaat setelah isya).

Seorang guru dari Mesir mengatakan, ‘Perhatikanlah shalat kalian, lalu berusahalah untuk shalat malam.
Pada satu per tiga malam terakhirlah Allah SWT turun ke langit bumi dan berfirman. “Adakah diantara kalian yang memohon, maka akan Aku (Allah) kabulkan permintaannya, adakah diantara kalian yang meminta ampun maka akan Aku (Allah) ampuni kesalahannya.” Itulah waktu mustajab.

Bahwasannya Shalahuddin Al-Ayyubi selalu mengawasi tenda pasukannya di sepertiga malam terakhir. Ketika Shalahuddin Al-Ayyubi mendapati ada pasukan yang melakukan Shalat malam di dalam tenda, maka Shalahuddin Al-Ayyubi mengatakan: “Inilah tanda-tanda kemenangan”. Dan ketika shalahuddin Al-Ayyubi mendapati ada pasukan yang tertidur lelap dalam sebuah tenda, maka dia mengatakan: “Inilah tanda-tanda kekalahan”.

Maka kemarilah, sejenak kita memperbaharui keimanan. Adakah kita di shaf terdepan ketika imam mengumandangkan takbiratul ihram? Seberapa besar usaha kita meraih rumah di syurga? Dan seberapa seringkah kita berdiri di malam hari, memohon dan meminta ampunan kepada Allah?
Semoga sejenak upaya memperbaharui keimanan ini bisa membersihkan noda-noda yang sudah lama berkarat.


Islampos

Minggu, 21 Desember 2014

Bagaimana Nabi Mengajar Kita Untuk Keluar dari Beban Hutang?




Islam sendiri ada cara-cara berhutang yang betul. Apa yang penting, berhutang ikut kemampuan kita dan bukan berhutang mengikuti apa kata orang mau.

Apabila kita berhutang di luar kemampuan, itulah yang selalu menyebabkan kita terperangkap dengan hutang hutang berkepanjangan.
Berikut adalah doa yang Nabi Muhammad saw ajar kepada kita yang baik untuk diamalkan pagi dan petang untuk mengatasi masalah bebanan hutang.

“Ya Allah aku berlindung dari kesusahan dan kedukaan, dari lemah kemauan dan rasa malas, dari sifat pengecut dan bakhil, dari belenggu hutang dan tekanan manusia.”
Apa yang kita maklum, berdoa sahaja tidak akan menyelesaikan masalah. Duit tidak datang dengan sendirinya selepas kita mengaminkan sesuatu doa. Namun doa yang Nabi saw ajar ini mengandungi pengajaran yang penting.
Yaitu 4 langkah yang perlu kita buat apabila mau keluar dari beban hutang.

1. Hilangkan perasaan susah dan sedih

Mula-mula perlu buang perasaan negatif ini. Kerana mereka yang mempunyai belenggu hutang yang besar secara automatik mempunyai perasaan gundah gulana sebegini besar, ada di mana mana hutangnya . Iyalah, hutang sudah mengelilingi pinggang. Justeru itu , kita akan akui bahwa kita ada  hutang.
Ya, kita akui. Bukan berada dalam penafian . Jangan hindari tapi hadapi situasi tersebut. Ini adalah langkah pertama yang paling penting, akui kesalahan masalah keuangan kita dan tentunya hidup mesti terus berjalan.

2. Tanam sifat rajin

Setelah berlaku jujur dengan diri sendiri maka langkah seterusnya adalah menjadi orang rajin. Orang yang berjaya semuanya orang yang rajin.  Harus rajin bekerja, buat bisnis dan cari pendapatan tambahan. Tiada alasan, itu harus diikhtiarkan.

3. Menjadi berani dan banyak bersedekah

Ada banyak keadaan memerlukan kita jadi berani. Jika perusahaan tempat anda bekerja  memberikan gaji yang tak cukup untuk kebutuhan anda , kita mesti berani berhenti kerja dan mencari kerja di tempat lain. Atau bila bisnis pertama gagal, berani untuk tutup kedai dan berani memulai  bisnis yang lain.
Yang paling penting, mesti berani menjual. Namun kebanyakan kita tidak berani menjual sedangkan Allah swt telah menghalalkan bisnis.
Dan pada masa yang sama, banyaklah beri sedekah, bantu orang lain walaupun kita masih lagi belum keluar dari belenggu hutang sepenuhnya. Ya, jangan jadi bakhil. Jadilah orang yang pemurah untuk keluar dari belenggu hutang.
Give first, earn later.

4. Bayar hutang dengan sistematik

Apabila kita telah membuat 3 langkah yang awal, maka tibalah masa untuk kita menyusun semula hutang-hutang dengan baik supaya kita dapat menyelesaikannya dengan lebih cepat.
3 langkah sebelum ini menjadikan kita orang yang ada pendapatan lebih.
Namun jika duit lebih itu tidak dimanfaatkan untuk membayar hutang dengan sistematik maka kita tidak dapat keluar dari belenggu hutang ini dengan cepat.
Maka sebab itulah kita perlu berjumpa dengan pihak yang ada hutang dan membuat jadwal penstrukturan hutang yang sesuai. Ketika waktu beginilah kita menghadapi tekanan manusia lain yang datang menuntut hutang dengan pelbagai cara dan tekanan. Ya, hadapi mereka dengan berbincang secara baik. Pasti akan ada jalan keluarnya.

5. Usaha + Doa (Tawakal) = Bebas Hutang

Maka inilah fungsi doa dalam kehidupan. Setelah kita berusaha dengan cara yang betul, Allah akan membantu dengan caraNya  yang lain atau dengan maksud yang lain, bertawakallah bersama dengan kita berusaha.


Eramuslim

Orang yang Takut Miskin justru akan Menjadi Miskin Hakiki




Dalam kehidupan di zaman modern penuh fitnah dewasa ini, kita jumpai banyak sekali manusia yang hidup dipenuhi kegelisahan berkepanjangan. Dan salah satu kegelisahan tersebut bersumber dari kekhawatirannya akan jatuh miskin. Inilah fenomena nyata yang membuktikan betapa faham materialisme telah mendominasi mayoritas penduduk planet bumi.

Kebanyakan orang saat ini jauh lebih takut akan kehilangan harta daripada kehilangan iman dan keyakinannya akan Allah Sang Pencipta jagat raya. Banyak orang telah menjadikan kesuksesan dalam kehidupan dunia sebagai tujuan utamanya. Padahal Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam memperingatkan kita bahwa jika dunia telah menjadi fokus perhatian utama, maka hidup seseorang bakal berantakan dan kemiskinan bakal menghantui dirinya terus-menerus.

“Barangsiapa yang menjadikan dunia ambisinya, niscaya Allah cerai-beraikan urusannya dan dijadikan kefakiran (kemiskinan) menghantui kedua matanya dan Allah tidak memberinya harta dunia kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya.” (HR Ibnu Majah 4095)

Dan sebaliknya, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menegaskan bahwa hanya orang yang niat utamanya ialah kehidupan akhirat, maka hidupnya bakal berada dalam penataan yang rapih dan hidupnya akan dihiasi dengan kekayaan hakiki, yakni kekayaan hati. Bahkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menjamin orang tersebut bakal memperoleh dunia dengan jalan dunia yang datang kepada dirnya secara tunduk bahkan hina, bukan sebaliknya, ia yang harus mengejar dunia dengan hina sehingga merendahkan martabat diri.

“Dan barangsiapa menjadikan akhirat keinginan (utamanya), niscaya Allah kumpulkan baginya urusan hidupnya dan dijadikan kekayaan di dalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia bagaimanapun keadaannya (dengan tunduk).” (HR Ibnu Majah 4095)

Apa yang dapat kita simpulkan dari hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam di atas? Kesimpulannya ialah jika seorang hamba hidup dengan senantiasa sadar dan yakin bahwa Allah adalah Pemberi Rezeki sesungguhnya dan bahwa tugasnya sebagai orang beriman ialah terus-menerus mengokohkan keyakinan akan hidup yang sesungguhnya ialah di kampung akhirat nan kekal, bukan di negeri dunia nan fana ini, maka dengan sendirinya Allah-pun akan membalas keyakinannya yang mulia dan benar itu dengan balasan yang selayaknya sebagaimana Allah sendiri janjikan di dalam KitabNya:

 مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
”Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Nahl (16) ayat 97)

Barangsiapa ber’amal sholeh, maka Allah jamin kehidupannya bakal baik di dunia dan Allah bakal balas dengan yang jauh lebih baik dari ’amal sholehnya di akhirat kelak. Namun, saudaraku, itu semua dengan syarat yang sangat fundamental, yaitu ”dalam keadaan beriman.” Dan iman yang paling pokok ialah ber-tauhid. Termasuk di dalamnya ialah hanya bergantung kepada Allah Yang Maha Ahad (Esa), tidak bergantung kepada apapun atau siapapun selain Allah.

Oleh karenanya, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam memberikan kabar gembira kepada setiap muwahhid (ahli tauhid). Bahwa hidup mereka bakal dijauhkan dari kemiskinan. Dan untuk memperoleh jaminan tersebut ternyata cukup dengan setiap kali pulang ke rumah membaca ayat pertama surah Al-Ikhlas sebelum masuk ke dalam rumah. Tentunya itu semua dilakukan bukan sekedar sebagai mantera berupa komat-kamit di bibir belaka. Namun ia mestilah diiringi dengan keyakinan penuh akan makna dari ucapan kalimat tersebut: “Qul huw-Allahu Ahad” (Katakanlah: Allah itu Maha Esa). Artinya, ucapkanlah sambil meyakini sedalam mungkin di dalam hati bahwa tidak ada tempat selain Allah untuk memohon dan mengharapkan datangnya rezeki berkah yang bakal mencukupi hidup kita plus hidup anak-istri plus biaya kita untuk beribadah, ber’amal, berda’wah dan berjihad di jalan Allah Ta’aala.

Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca “Qul huw-Allahu Ahad” (surah Al-Iklash ayat pertama) ketika masuk ke dalam rumahnya, maka kefakiran (kemiskinan) bakal tertolak dari penghuni rumah tersebut dan kedua tetangganya.” (HR Thabrani)

”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan manusia (penagih hutang/debt collector).”


Eramuslim

Perangkap Iblis



Hingga kini, genderang perang dan bara permusuhan antara iblis dan manusia terus berlangsung, bahkan hingga berakhirnya kehidupan dunia. Semenjak diusirnya dari surga, iblis bersumpah untuk menyesatkan seluruh anak Adam dari jalan yang lurus. Iblis dan pengikutnya selalu meningkatkan keterampilan dan siasat licik mereka dalam menggoda manusia.

Iblis berkata, “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian, saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan, Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS al-A’raf: 16-17).

Dari sinilah kita harus ekstra waspada dan “super” hati-hati supaya kita tidak sampai teperdaya dan terperangkap dalam jejaring setan dan para anteknya. Nabi SAW mengajarkan kepada kita untuk membaca doa yang dibaca pagi dan sore hari.

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ‘afiat (keselamatan dari segala keburukan) di dunia dan di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu pemaafan dan ‘afiat pada agamaku dan kehidupan duniaku, keluarga, dan hartaku. Ya Allah, tutuplah aurat-auratku, berikan rasa aman padaku. Ya Allah, jagalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri, dari atas, dan aku berlindung pada keagungan-Mu agar aku tidak tersambar dari bagian bawahku.” (HR Abu Dawud dari Ibnu Umar, disahihkan oleh Syaikh al-Albany).

Ayat Alquran di atas menjelaskan bahwa iblis akan selalu menghalang-halangi kita dari jalan yang lurus. Caranya, dia akan mendatangi kita dari muka, belakang, kanan, dan kiri kita.

Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya, “Kemudian, saya akan mendatangi mereka dari muka,” iblis akan membuat manusia ragu akan permasalahan akhirat (min baini aidihim). Bahkan, manusia dibuatnya buta sehingga sampai pada satu titik manusia tidak lagi percaya akan adanya hari pembalasan.

“Dan, dari belakang mereka,” iblis akan membuat mereka cinta kepada dunia (wa min kholfihim). Karena sudah tidak memercayai adanya hari akhir, iblis akan membawa manusia untuk bersuka cinta dengan gemerlap dunia. Terlupa akan hidup yang sebenarnya.

“Dari kanan,” iblis akan berupaya menjadikan urusan-urusan agama dibuatnya tidak jelas (wa ‘an aimaanihim). Boleh jadi, manusia ingat dengan akhirat dan tidak larut dengan dunia, tapi iblis akan masuk dengan sandi-sandi yang menyarukan. Bid’ah, takhayul, dan khurafat akhirnya disuburkan.

“Dan dari kiri mereka,” karena urusan agama dibuatnya samar, iblis merayu manusia untuk tertarik dan senang terhadap aneka kemaksiatan (wa ‘an syama-ilihim) yang telah ditumbuh-suburkan melalui media bid’ah, takhayul, dan khurafat. Na’udzubillah tsuma na’udzubillah, semoga Allah jaga dan selamatkan kita dari semua perangkap jejaring setan yang terkutuk.



Republika

Bergunjing Seperti Memakan Bangkai



Dalam keseharian, ada kebiasaan yang kadang kita tidak sadari, yaitu membicarakan orang lain. Menanyakan kabar si Fulan tentu saja sangat baik. Tapi, bila disertai dengan sikap mencemooh, apalagi berprasangka buruk dan bergosip ria, tak elok rasanya. Memang, gosip itu makin digosok makin sip.

Di waktu senggang, saat bercengkerama dengan tetangga atau rekan kerja, kerap terselip obrolan tentang kebaikan atau keburukan saudara kita. Apalagi, musim kampanye politik ketika saling menjelekkan (bergunjing) dan fitnah menjadi biasa.

Ibarat meminum es, bergunjing sangat mengasyikan, bahkan membuat pelakunya ketagihan tak ada habisnya. Rupanya, kita lupa bahwa tak ada seorang pun dalam kehidupan ini yang sempurna. Jika pun terpaksa membicarakan keburukan orang lain, hendaknya tidak disebutkan nama dan dijadikan hikmah agar kita tak melakukan perbuatan serupa.

Bergunjing merupakan penyakit jiwa yang berbahaya, termasuk kelompok nafsu lawwâmah. Munculnya karena sifat iri dengki dalam hati, tidak suka, cemburu, dan benci. Fitnah dan gosip pun tersebar ke masyarakat. Lalu, muncul guyonan, "Susah melihat orang senang, senang melihat orang susah."

Sadarilah, kebiasaan tersebut sangat merugikan karena akan memakan amal kebaikan kita seperti api yang membakar kayu. Bahkan, Allah SWT menyerupakannya dengan memakan bangkai manusia.

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka, tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan, bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hujuraat:12)

Bahkan, Rasululllah SAW mewanti-wanti agar kita sebagai umatnya menjauhi perbuatan menggunjing. Diriwayatkan Abu Dawud, Abu Hurairah berkata, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ghibah itu?" Rasulullah menjawab, "Kamu menceritakan perihal saudaramu yang tidak disukainya." Ditanyakan lagi, "Bagaimanakah bila keadaan saudaraku itu sesuai dengan yang aku katakan?" Rasulullah menjawab, "Bila keadaan saudaramu itu sesuai dengan yang kamu katakan, itulah ghibah terhadapnya. Bila tidak terdapat apa yang kamu katakan maka kamu telah berdusta."

Bayangkan bila yang digunjingkan itu kita atau keluarga, sangat menyakitkan bukan? Introspeksi dirilah lebih banyak lagi. Sibukkanlah diri dengan berbagai aktivitas positif sehingga tak sempat lagi bergunjing. Berprasangka baiklah kepada sesama. Pahamilah semua manusia selalu ada sisi kurangnya, ingatlah selalu sisi baiknya.

Apabila ada tetangga atau saudara yang sukses, kekayaannya bertambah, ikutlah senang. Siapa tahu kita akan ikut merasakan kesuksesannya. Tidak perlu terlalu curiga mendapat rezeki dari mana sehingga kekayaannya melimpah ruah. Jadikanlah penyemangat, giatlah bekerja. Setelah segala ikhtiar dilakukan, bertawakallah kepada-Nya. Syukurilah apa yang telah Allah karuniakan kepada kita.

Jauhkan diri dari perbuatan dosa karena itu berpotensi menjadikan gunjingan tetangga atau rekan kerja dan berlindunglah kepada Allah agar terhindar dari perilaku tercela tersebut. Renungkanlah, jika saja Allah SWT membukakan aib kita, betapa malu dan rendahnya kita di hadapan anak, keluarga, tetangga, dan manusia lainnya. Tutuplah aib saudara sendiri, jadikanlah pelajaran, dan berusahalah untuk terus menjadi manusia yang terbaik dalam penilaian-Nya. Wallâhu'alam.


Republika

Jangan Remehkan Ayat Alquran Ini




Jika ada yang berani tidak sependapat dengan kalimat pada judul di atas, berarti ia tidak yakin dengan takdir Allah SWT. Judul di atas adalah firman Allah SWT. Dalam surah al-Insyirah (Alam Nasyrah) ayat kelima dan keenam. “Karena, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS al-Insyirah: 5-6).

Kalimat itu diulang sampai dua kali secara berurutan. Memang, tidak ada yang mesti diragukan dari firman Allah SWT. Dalam Alquran (La raiba fih), dengan demikian, jika suatu kalimat diulang sampai dua kali, itu berarti penegasan yang kuat dan sangat meyakinkan.

Dalam realitanya, banyak orang di banyak kesempatan menganggap kesulitan dan kesusahan seakan tak pernah hilang dan sirna. Padahal, jika dipahami dari tekstual ayat di atas, kesulitan akan selalu beriringan dengan kemudahan. Juga, sebaliknya, kemudahan pasti selalu menyertai kesulitan. Dua variabel ini dinilai tidak akan pernah tidak bersama. Karena, secara bahasa dan pemahaman bahwa kemudahan antonim dari kesulitan.

Dalam suatu kondisi sulit yang dihadapi seseorang, sejatinya terdapat kemudahan dalam kesempatan yang sama. Hal itu bisa dipahami dari perenungan sembari selalu mengingat kebesaran dan ketentuan Allah SWT. Bahwa, Gusti Allah tidak akan pernah menzalimi hamba-hamba-Nya. Jika ternyata kezaliman itu benar-benar wujud, berarti hamba itulah yang menzalimi dirinya sendiri (QS Yunus: 44).

Setiap kesulitan pasti disertai dengan kemudahan. Jika itu diyakini sudah pasti bertemu kemudahan yang dimaksud. Katakanlah, seseorang sedang menghadapi masalah ekonomi alias kesulitan uang. Andai saja ia merenung dan mengingat nikmat Allah SWT, selain uang yang menjadi masalahnya, sudah pasti ia akan terus mengucapkan alhamdulillah di setiap saat sebagai rasa syukur kehadirat Allah SWT yang nikmatnya tidak akan pernah terkira dan terhingga (QS an-Nahl: 18).

Dengan apa ia hidup? Bukankah ia masih bisa bernapas dan bergerak secara dinamis dan teratur disebabkan nikmat Allah SWT yang tak terhingga nilainya jika diuangkan itu? Maukah ia membandingkan harga segala curahan nikmat itu dengan uang yang dibutuhkan saat ia memerlukan? Sanggupkah ia membayarnya kepada si-Empunya segala nikmat tersebut? Berapakah harganya? Niscaya, ia tidak akan dapat membayarnya!

Bersyukur dan bersabar sudah pasti akan mendatangkan fadilah (keutamaan) dalam hidup dan diyakini sebagai usaha menjemput ridha Allah SWT. Bagaiman nasib kita di dunia dan di akhirat jika Allah SWT tidak ridha dengan kita? Mana yang lebih menjadi masalah jika dibandingkan dengan tidak punya uang? Itu pun, mungkin hanya sekejap. Karena, pertolongan Allah SWT pasti akan datang. Sekali lagi, Allah SWT sama sekali tidak akan pernah menzalimi hamba-hamba-Nya. Wallahu'alam.



Republika

Subhanallah! Ternyata Rosululloh SAW Menganjurkan Kita Makan Buah Semangka




Siapa yang tak terpikat hatinya di saat melihat buah semangka yang telah di iris rapi   dan di sajikan di hadapanya? Warna merah meronanya tentu menggoda untuk menyantapnya. Yups! buah yang satu ini memang tak sing lagi bagi kita yang hidup di negeri tropis. Pasalnya, curah hujan memang cukup banyak dan itu menjadi sarana untuk mudah menanam semangka.

Mungkin selama ini, kita menikmati semangka baru sekedar keinginan nafsu bak makan buah lainnya. Akan tetapi fahamilah, ternyata buah semangka juga masuk dalam pembahasan para ulama, dalam bab tibbun nabawi.

Terdapat banyak Hadist dan riwayat tentang buah semangka yang dibawakan oleh para ulama, sehingga seorang muslim sebaiknya menata niatnya di saat dia memakan semangka, bukan hanya sekedar ingin menikmati, tapi juga diniatkan bahwa dengan memakan buah ini bagian dari yang disyariahkan dalam Islam, karena Rosululloh SAW juga memakan semangka dan beliau juga mengabarkan khasiat buah semangka.

Sayang sekali bila makan buah semangka hanya diniatkan untuk memenuhi kebutuhan jasad, padahal ada pahala di dalamnya dengan niat ittiba apa yang dilaksanakan Rosululloh SAW. Maka dari itu, yakinilah bahwa semangka adalah termasuk salah satu dari sekian banyak buah yang menjadi makanan Rosululloh.

Syaikh DR. Mustafa Murod Shubi, salah seorang ulama Mesir yang juga anggota komite Dakwah Al Jamiiyah As Syariyyah Mesir, dalam kitabnya Minhajul Mukminin beliau menuliskan bab tentang Tibbun Nabawi, dimana di antara salah satu dalam pembahasanya beliau mencantumkan Buah Semangka sebagi buah yang bisa dipakai untuk berobat dan sunah memakannya.

Beliau katakan dalam kitab tersebut, “Hadist Shahih tentang semangka hanya satu. Adapun selainnya adalah kedustaan.Abu Dawud dan At Tirmidzi meriwayatkan, dari Nabi Muhammad SAW bahwasanya pernah makan semangka bersama ruthoh (kurma yang matang sebelum jadi tamar) beliau bersabda: “Kita menghilangkan panas dengan dinginnya, dan dingin ini dengan panasnya ini” (HR Abu Dawud(3836) da At Tirmidzi, 1844)

Dari sini sangatlah jelas, bahwa buah semangka bukan sekedar hidangan pencuci mulut, tapi juga buah yang dikabarkan Nabi tentang faedah dan manfaatnya, artinya ada keberkahan yang luar biasa di dalamnya insya Allah.



Buah Semangka Berdasarkan Penelitian Kesehatan

Untuk mengenal lebih dekat tentang keistimewaan buah ini, berikut telah kami rangkum dari Health Beckon mengenai manfaat buah semangka untuk kesehatan.

1. Kesehatan Jantung

Semangka dinobatkan sebagai makanan yang dapat menjaga kesehatan jantung. Sertifikat tersebut diberikan oleh The American Heart Association yang telah berpengalaman sejak lama untuk meneliti lebih jauh mengenai organ jantung manusia mulai dari nutrisi yang baik untuk jantung serta pengobatan penyakit yang berkaitan dengan jantung.

The American Heart Association juga tidak sembarang menentukan, mereka telah menemukan tingginya kadar kalium dalam buah semangka yang merupakan komponen penting dari sel dan cairan tubuh untuk mengontrol detak jantung dan tekanan darah. Mengetahui hal tersebut, tentu semangka menawarkan perlindungan terhadap stroke dan penyakit jantung koroner.

2. Mencegah Berbagai Jenis Kanker

Tadi disebutkan bahwa semangka adalah sumber likopen yang lebih tinggi dibanding buah-buahan dan sayuran segar lain. Likopen ini merupakan antioksidan kuat yang mampu menetralkan radikal oksigean yang berfungsi lebih optimal daripada beta-karoten dan vitamin E.

Para peneliti juga menemukan kemampuan semangka dalam upaya mencegah kanker payudara, prostat, endometrium, paru-paru serta kanker usus besar. Jadi apabila Anda tidak ingin mengidap salah satu penyakit kanker tsb, banyaklah konsumsi aneka olahan semangka.

3. Menetralkan Tekanan Darah Tinggi

Studi kecil terhadap suplemen ekstrak semangka menunjukkan keefektifitasannya dalam menormalkan tekanan darah tinggi pada orang gemuk dan setengah baya. Dengan kalium dalam semangka penyakit hipertensi bahkan stroke dapat dikurangi risiko terburuk mengalami peningkatan.

4. Membuat Tidur Nyenyak

Semangka juga membantu Anda tidur lebih pulas karena kandungan karbohidrat polisakarida di dalamnya dapat meningkatkan kadar seretonin. Terjadinya peningkatan kadar seretonin ketika tidur di malam hari membuat otak Anda tidak sensitif terhadap rangsangan yang mengganggu seperti suara, sehingga tidur Anda lebih berkualitas.

Apabila Anda ingin membuktikannya, sehabis makan malam konsumsi beberapa potong buah semangka kemudian tidur sebelum pukul 11:00 malam. Para peneliti juga mengatakan bahwa konsumsi buah semangka sebelum tidur dapat memperpanjang tahapan tidur nyenyak sebesar 27%.

5. Memperlancar Sirkulasi Darah

Buah ini dapat melancarkan sistem peredaran darah. Hal ini dikaitkan dengan kandungan arginin dalam semangka yang dapat meningkatkan oksida nitrat, sehingga pembuluh darah bekerja lebih efektif untuk mengalirkan darah serta mengobati dan mencegah disfungsi ereksi.

6. Menurunkan Berat Badan

Rasa manis yang dihasilkan dari buah ini tidak akan mempengaruhi kondisi kesehatan Anda. Selain itu buah semangka tidak rendah kalori dan hampir tidak mengandung lemak ataupun kolesterol yang cenderung mengakibatkan berat badan meningkat.

Bahkan karena terjadinya peningkatan konsentrasi argini dalam darah sehabis konsumsi semangka dapat memberi keuntungan bagi Anda yang ingin memperoleh tubuh langsing dengan langkah menurunkan berat badan secara perlahan.

7. Meredakan Nyeri Otot

Mengonsumsi semangka sangat efektif untuk mengurangi rasa sakit yang dihasilkan ketika mengalami nyeri di bagian otot. Hal ini menjadikan buah semangka sebagai makanan yang direkomendasikan kepada para atlet sehabis latihan keras.

Kandungan citrulline dalam buah semangka akan dikonversi menjadi L-arginine, asam amino dan lemak esensial yang membantu mengurangi nyeri otot pasca-latihan sampai hari-hari berikutnya.

8. Diuretik Alami Untuk Penderita Gagal Jantung Kongestif

Semangka merpakan diuretik alami, yaitu obat yang memungkinkan ginjal untuk mengeluarkan urin lebih banyak, yang pada gilirannya akan membantu menghilangkan kelebihan cairan dalam tubuh. Obat diuretik sering diberikan pada pasien yang mengidap gagal jantung kongestif baik dalam bentuk larutan ataupun pil.

Khasiat Semangka Untuk Perawatan Kulit

Banyak klinik kecantikan yang menggunakan produk perawatan berbahan dasar semangka. Hal ini karena buah semangka sarat dengan vitamin yang tidak membahayakan semua jenis kulit serta sifatnya sebagai antioksidan dapat memberikan kontribusi untuk kesehatan kulit seperti berikut.

9. Membuat Kulit Tetap Sehat

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, semangka merupakan buah yang menyegarkan karena di dalamnya sangat banyak mengandung air sehingga tubuh terhidrasi dengan baik.

Hal demikian membantu meningkatkan produksi kolagen yang membuat kulit tetap. Untuk menerapkannya Anda bisa mencoba ritual berikut:

    Parut daging buah semangka dan jadikan jus.
    Oleskan pada wajah dan biarkan 15 menit.
    Kemudian bersihkan menggunakan air hangat terlebih dahulu, kemudian gunakan air dingin.

Setelah itu menghadaplah ke kaca dan lihat perubahan positif pada kulit wajah Anda dalam waktu singkat.

10. Mencegah Penuaan

Sebagai sumber antioksidan yang kuat seperti likopen, vitamin C dan vitamin A sudah semestinya membantu tubuh melawan radikal bebas. Dengan begitu masalah yang dapat menjadikan kulit keriput, timbul garis-garis halus disertai bintik-bintik akan terhindari.

11. Mengurangi Pengaruh Buruk Sinar Matahari


Minum dua cangkir jus semangka tiap hari dan juga mengoleskan jus semangka pada kulit Anda dapat mengurangi dampak negatif atau pengaruh buruk yang timbul akibat kulit terkena paparan cahaya matahari hingga 40%.

12. Mengatasi Kulit Wajah Beminyak

Vitamin A dalam buah semangka akan mengecilkan ukuran pori-pori pada wajah dan mengurangi produksi minyak berlebih dalam kelenjar sebaceous. Jika Anda ingin mencobanya, campurkan jus semangka dengan daun mint yang telah dihaluskan, kemudian masukkan dalam freezer lemari es sampai berbentuk sebongkah es batu. Setelah itu gosokkan pada wajah Anda, perawatan ini akan memperkecil ukuran pori-pori pada wajah sekaligus menenangkan kulit.

13. Mengobati Jerawat

Oleskan jus semangka ke seluruh kulit wajah menggunakan kapas, setelah itu diamkan 15 menit. Jika sudah bersihkan dengan air dingin terlebih dahulu, kemudian air dingin agar kotoran yang terangkat tidak masuk lagi.

Jika Anda tidak ingin repot, carilah produk perawatan wajah berjerawat dari bahan semangka dan madu atau yoghurt. Campuran kedua bahan tersebut dapat menghilangkan jerawat dan mencegahnya timbul kembali.



Manfaat Buah Semangka Untuk Rambut

Beberapa vitamin dan mineral dalam buah semangka memberikan manfaat pula bagi kesehatan rambut, berikut beberapa diantaranya:

    Mencegah rambut rontok.
    Memperkuat rambut yang rapuh.
    Mengatasi rambut kering menjadi tahan basah dalam waktu lama.
    Menyuburkan dan mempercepat proses tumbuh rambut.
    Pelembab yang tepat untuk rambut.



Mengkonsumsi Semangka Selama Kehamilan

Banyak ibu hamil yang menanyakan, "apakah aman jika mengonsumsi semangka selama masa kehamilan?"

Tentunya, ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi lebih untuk dirinya dan janin yang dikandungnya. Dengan makan buah semangka akan memberikan hidrasi yang diperlukan dan mengurangi beberapa efek samping yang tidak nyaman ketika hamil.

Kandungan vitamin A, C dan B6, serta mineral seperti kalium dan magnesium dalam semangka sangat penting untuk pengembangan otak, saraf dan sistem kekebalan tubuh bayi dalam rahim. Di sisi lain, kalium akan mengatur keseimbangan cairan dalam darah dan jaringan tubuh selama kehamilan.

Memenuhi kebutuhan nutrisi saat hamil akan membantu meredakan rasa lelah saat hamil, mengurangi rasa mual dan morning sickness yang mungkin terjadi. Kombinasi antara kalium dan magnesium juga mampu mengurangi kram otot yang disebabkan oleh trimester ketiga kehamilan.

The American Pregnancy Association menyarankan semua bumil untuk konsumsi minimal tiga iris buah semangka tiap hari. Tetapi ada juga tambahan dari “International Journal of Gynecology dan Obstetrics”, kelebihan konsumsi makanan tinggi likopen seperti semangka dapat mengurangi risiko pengembangan preeklampsia selama kehamilan.

Kondisi tersebut dapat mengurangi dampak negatif yang cukup serius pada sang ibu dan bayi yang diakndungnya. Mengasup tubuh dengan likopen berlebih saat hamil akan mengurangi risiko bayi mengalami kelambatan tumbuh kembang dalam kandungan.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa semangka benar-benar aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil. [bbs/protonema/voa-islam.com]


VOA-ISLAM

NATAL ADALAH KELAHIRAN DEWA MATAHARI



Assalamualaikum Wr. Wb. Insya Allah Bapak-bapak dan Ibu-ibu selalu dalam keadaan sehat wal’afiat dan selalu dalam lindungan Allah Ta’ala dan selalu dalam keadaan dirahmati Allah Ta’ala. Amin...

Insya Allah keterangan di bawah ini bermanfaat sebagai pengetahuan untuk kita dan keluarga, istri dan anak-anak kita, kerabat dan handai taulan kita memberikan gambaran yagn sangat jelas sekali perihal peringatan kelahiran Yesus atau Nabiyullah Isa alaihisallam. Penjelasan di bawah ini diambil dari blog mereka sendiri. Wallahu’alam.

Note: Penjelasan tersebut di bawah membantah statement Gembong atau tokoh Jaringan Islam Liberal Ulil Abshor Abdala, yang menantang UstadzYusuf Mansur untuk mencari dalil tentang haramnya mengucapkan selamat natal, Ulil jahil murokkab, bahkan menurut kalangan mereka sendiri (Kristen) Natal adalah perayaan kelahiran Dewa Matahari yg diadopsi oleh penguasa Romawi saat itu.

Kalau kita baca tulisan di bawah ini, dari kalangan mereka sendiri atau kalangan Kristen meng-HARAM-kan NATAL, terlebih lagi Agama kita Islam sangat mengharamkan perbuatan tersebut. Istilahnya buat Ulil yang jahil murokkab, sudah jatuh ketiban tangga. Belum bertarung sudah WO.

Apakah ibadah seseorang tercemar? Ibadah seseorang dapat dicemari oleh agama palsu dalam hal hari-hari raya umum. Contohnya Natal, yang konon dimaksudkan untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus. Hampir setiap agama yang mengaku Kristen merayakannya.

Tetapi, tidak ada bukti bahwa murid-murid Yesus pada abad pertama merayakannya. Buku Sacred Origins of Profound Things (Asal Usul Sakral dari Hal-Hal yang Bermakna Dalam) menyatakan, ”Selama dua abad setelah lahirnya Kristus, tidak seorang pun tahu, dan hanya sedikit yang peduli, kapan persisnya ia lahir.”

Bahkan seandainya murid-murid Yesus tahu persis tanggal lahir Yesus, mereka pun tidak akan merayakannya. Mengapa? Karena, seperti dikatakan The World Book Encyclopedia, orang Kristen masa awal ”menganggap perayaan kelahiran sebagai kebiasaan kafir”.

Alkitab hanya menyebutkan dua perayaan hari lahir, yaitu yang diadakan oleh dua penguasa yang tidak menyembah Yehuwa. (Kejadian 40:20; Markus 6:21) Perayaan hari lahir juga diadakan untuk menghormati dewa-dewi orang kafir.

Misalnya, pada tanggal 24 Mei orang Romawi merayakan hari lahir dewi Diana. Keesokan harinya, mereka memperingati hari lahir dewa matahari mereka, Apolo. Jadi, perayaan hari lahir dikaitkan dengan kekafiran, bukan dengan Kekristenan.

Tulisan ini bukan untuk melarang dan membenci natal tapi untuk memberikan pengetahuan/fakta dibalik natal.

Umat kristiani mengklaim bahwa 25 Desember adalah hari kelahiran Yesus (dalam keyakinan umat islam adalah Nabi Isa ‘alaihissalam). Apakah benar natal adalah hari kelahiran Yesus? apakah natal adalah ajaran Bibel?

Sejarah Natal

Kata Christmas (Natal) yang artinya Mass of Christ atau disingkat Christ-Mass, diartikan sebagai hari untuk merayakan kelahiran “Yesus”. Perayaan yang diselenggarakan oleh non-Kristen dan semua orang Kristen ini berasal dari ajaran Gereja Kristen Katholik Roma. Tetapi, dari manakah mereka mendapatkan ajaran itu?

Sebab Natal itu bukan ajaran Bibel (Alkitab), dan Yesus pun tidak pernah memerintah para muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk dalam ajaran Kristen Katholik Roma pada abad ke-4 ini berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.

Karena perayaan Natal yang diselenggarakan di seluruh dunia ini berasal dari Katholik Roma, dan tidak memiliki dasar dari kitab suci, maka marilah kita dengarkan penjelasan dari Katholik Roma dalam Catholic Encyclopedia, edisi 1911, dengan judul : Christmas, Anda akan menemukan kalimat yang berbunyi sebagai berikut :

“Christmas was not among the earliest festivals of Church…the first evidence of the feast is from Egypt. Pagan customs centering around the January calends gravitated to Christmas”.


Artinya : “Natal bukanlah upacara Gereja yang pertama….melainkan ia diyakini berasal dari Mesir. Perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan December, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus” [selesai].

Dalam Ensiklopedi itu pula, dengan judul Natal Day; Bapak Katholik pertama mengakui bahwa :

“In the Scriptures, no one is recorded to have kept a feast or held a great banquet on his birthday. It is only sinners (like Pharaoh and Herod) who make great rejoicings over the day in which they were born into this world”.

Artinya : “Di dalam kitab suci, tidak ada seorang pun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir’aun dan Herodes) yang berpesta-pora merayakan hari kelahirannya di dunia ini” .

Encyclopedia Britanica yang terbit tahun 1946 menjelaskan sebagai berikut :

“Christmas was not among the earliest festival of the church…. It was not instituted by Christ or the apostles, or by Bible authority, it was picked up afterward from paganism”.

Artinya : “Natal bukanlah upacara gereja abad pertama. Hal ini tidak pernah diselenggarakan oleh Yesus atau para muridnya, ataupun otoritas Bibel. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan penyembah berhala” .

Encyclopedia Americana terbitan tahun 1944 juga menyatakan berikut :

“Christmas…. It was, according to many authorities, not celebrated in the first centuries of the Christian church, as the Christian usage in general was to celebrate the death of remarkable persons rather than their birth…” (The “Communion”, which is instituted by New Testament Bible authority, is a memorial of the death of Christ). “…A feast was established in memory of this event [Christ's birth] in the fourth century. In the fifth century the Western Church ordered it to be celebrated forever on the day of the old Roman feast of the birth of Sol, as no certain knowledge of the da of Christ’s birth existed”.

Artinya : “Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh gereja Kristen. Pada umumnya, umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan harikelahrian orang tersebut…”. (“Perjamuan Suci” yang tertera dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang hari kematian Yesus). “…Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan padaabad keempat Masehi. Dan pada abad kelima Masehi, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Romawi yang merayakan hari Kelahiran Sol (Dewa Matahari). Sebab tidak seorang pun yang mengetahui hari kelahiran Yesus”.

Sekarang perhatikan! Fakta sejarah telah membeberkan kepada kita bahwa mulai lahirnya gereja Kristen pertama sampai dua ratus atau tiga ratus tahun kemudian – jarak waktu yang lebih lama dari umur negara Amerika Serikat – upacara Natal tidak pernah dilakukan oleh umat Kristen.

Baru setelah abad keempat, perayaan ini mulai diselenggarakan oleh orang-orang Kristen Barat, Kristen Roma, dan Gereja. Menjelang abad kelima, Gereja Roma memerintahkan untuk merayakan sebagai hari raya umat Kristen yang resmi.

YESUS TIDAK LAHIR PADA TANGGAL 25 DESEMBER

Sungguh sangat mustahil jika Yesus dilahirkan pada musim dingin . Sebab Injil Lukas 2:11 menceritakan suasana di saat kelahiran Yesus sebagai berikut:

“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka : “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa : Hari ini telah lahir bagimu Juru selamat, yaitu Kristus, di kota Daud” .

Tidak mungkin para penggembala ternak itu berada di padang Yudea pada bulan Desember. Biasanya, mereka melepas ternak ke padang dan lereng-lereng gunung. Paling lambat tanggal 15 Oktober, ternak tersebut sudah dimasukkan ke kandangnya untuk menghindari hujan dan hawa dingin yang menggigil. Bibel sendiri dalam Perjanjian Lama, kitab Kidung Agung 2; dan Ezra 10:9,13 menjelaskan bahwa bila musim dingin tiba, tidak mungkin para gembala dan ternaknya berada di padang terbuka di malam hari.

Adam Clarke mengatakan :

“It was an ancient custom among Jews of those days to send out their sheep to the field and desert about Passover (early spring), and bring them home at commencement of the first rain”[Adam Clarke Commentary, Vol. 5, Page 370, New York].

Artinya : “Adalah kebiasaan lama bagi orang-orang Yahudi untuk menggiring domba-domba mereka ke padang menjelang Paskah (yang jatuh awal musim semi), dan membawanya pulang pada permulaan hujan pertama” .

Adam Clarke melanjutkan :

“During the time they were out, the shepherds watch them night and day. As….the first rain began early in the month of Marchesvan, which answers to part of our October and November (begins sometimes in October), we find that the sheep were kept out in the open country during the whole summer. And, as these shepherd had not yet brought home their flocks, it is presumptive argument that October had not yet commenced, and that, consequently, our Lord was not born on the 25th of December, when no flock were out in the fields; nor could He have been born later than September, as the flocks were still in the fields by night. On this very ground, the Nativity in December should be given up. The feeding of the flocks by night in the fields is a chronological fact… See the quotations from the Talmudists in the Lightfoot“.

Artinya : “Selama domba-domba berada di luar, para penggembala mengawasinya siang dan malam. Bila…hujan pertama mulai turun pada bulan Marchesvan, atau antara bulan Oktober dan Nopember, ternak-ternak itu mulai dimasukkan ke kandangnya. Kita pun mengetahui bahwa domba-domba itu dilepas di padang terbuka selama musim panas. Karena para penggembala belum membawa pulang domba-dombanya, berarti bulan Oktober belum tiba. Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, ketika tidak ada domba yang berkeliaran di padang terbuka. Juga tidak mungkin dia lahir setelah bulan September, karena di bulan September inilah domba-domba masih berada di padang waktu malam. Dari berbagai bukti yang ada, kemungkinan lahir di bulan Desember itu harus disingkirkan. Memberi makan ternak di malan hari di padang gembalaan adalah fakta sejarah….sebagaimana yang diungkapkan oleh Talmud dalam bab “Ringan Kaki” .

Dalam ensiklopedi manapun atau juga dalam kitab suci Kristen sendiri akan mengatakan kepada kita bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember. Catholic Encyclopdia sendiri secara tegas dan terang-terangan mengakui fakta ini.

Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan hari kelahiran Yesus yang sebenarnya. Jika kita meneliti dari bukti-bukti sejarah dan kitab suci Kristen sendiri, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa Yesus lahir pada awal musim gugur – yang diperkirakan jatuh pada bulan September – atau sekitar 6 bulan setelah hari Paskah.

Jika Tuhan menghendaki kita untuk mengingat-ingat dan merayakan hari kelahiran Yesus, niscaya Dia tidak akan menyembunyikan hari kelahirannya.

Proses Natal Masuk ke Gereja

NewSchaff – Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge dalam artikelnya yang berjudul “Christmas” menguraikan dengan jelas sebagai berikut :

“How much the date of the festival depended upon the pagan Brumalia (Dec. 25) following the Saturnalia (Dec. 17-24), and celebrating the shortest day of the year and ‘the new sun’…can not be accurately determined. The pagan Saturnalia and Brumalia were too deeply entrenched in popular custom to be set aside by Christian influence… The pagan festival with its riot and marrymaking was so popular that Christians were glad of an excuse to continue its celebration with little change in spirit and in manner. Christian preachers of the West and the Near East protested against the unseemly frivolity with which Christ’s birthday was celebrated, while Christians of Mesopotamia accused their Western brethren of idolatry and sun worship for adopting as Christian this pagan festival“.


Artinya : “Sunguh banyak tanggal perayaan yang terkait pada kepercayaan pagan/penyembah berhala Brumalia (25 Desember) sebagai kelanjutan dari perayaan Saturnalia (17 – 24 Desember), dan perayaan menjelang akhir tahun, serta perayaan menyambut kelahiran matahari baru….tidak dapat ditentukan secara pasti (jumlahnya). Adat kepercayaan pagan Brumalia dan Saturnalia sudah berurat berakar dan populer tersebut dalam adat istiadat tersebut diambil oleh Kristen. Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya. Para pendeta Kristen di Barat dan Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu, Kristen Mesopotamia menuding Kristen Barat telah mengadopsi model penyembahan terhadap dewa Matahari” .

Perlu diingat ! Menjelang abad pertama sampai abad keempat Masehi, dunia dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politeisme. Sejak agama Kristen masih kecil sampai berkembang pesat, para pemeluknya dikejar-kejar dan disiksa oleh penguasa Romawi. Setelah Konstantin naik tahta menjadi kaisar, kemudian memeluk agama Kristen pada abad keempat Masehi, dan menempatkan agama sejajar dengan agama kafir Roma, banyak rakyat yang berbondong-bondong memeluk agama Kristen.

Tetapi karena mereka sudah terbiasa merayakan hari kelahiran dewa-dewanya pada tanggal 25 Desember, mengakibatkan adat tersebut sulit dihilangkan. Perayaan ini adalah pesta-pora dengan penuh kemeriahan, dansangat disenangi oleh rakyat. Mereka tidak ingin kehilangan hari kegembiraan seperti itu.

Oleh karena itu, meskipun sudah memeluk agama Kristen, mereka tetap melestarikan upacara adat itu. Di dalam artikel yang sama – New Schaff – Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge menjelaskan bagaimana kaisar Konstantin tetap merayakan hari “Sunday” sebagai hari kelahiran dewa matahari.

Dan bagaimana pengaruh kepercayaan kafir Manichaeisme yang menyamakan Anak Tuhan (Yesus) identik dengan “Matahari”. Kemudian pada abad keempat masehi, kepercayaan itu masuk dalam agama Kristen. Sehingga perayaan hari kelahiran Sun-God (Dewa Matahari) yang jatuh pada tanggal 25 Desember, diresmikan menjadi hari kelahiran Son of God (Anak Tuhan – yaitu Yesus).

Demikianlah asal-usul “Christmas” atau Natal yang dilestarikan oleh dunia barat sampai sekarang. Walaupun namanya diubah menjadi selain Sun-Day, Son of God, Christmas, dan Natal; pada hakekatnya sama dengan merayakan hari kelahiran dewa matahari. Sebagai contoh, kita bisa saja menamakan kelinci itu dengan nama singa, tetapi bagaimanapun juga fisiknya tetap kelinci.

Marilah kita kembali membaca Encyclopedia of Brittanica yang mengatakan sebagai berikut :

“Certain Latins, as early as 354, may have transferred the birthday from January 6th to December 25, which was then a Mithraic feast….. or birthday of the unconquered Sun… The Syrians and Armenians, who clung to January 6th, accused the Romans of suns worship and idolatry, contending…that the feast of December 25th, had been invented by disciples of Cerinthus…”.

Artinya : “Kemungkinan besar bangsa Latin/Roma sejak tahun 354 telah mengganti hari kelahiran dewa Matahari dari tanggal 6 Januari ke 25 Desember, yang merupakan dari kelahiran anak dewa Mitra atau kelahiran dewa Matahari yang tidak terkalahkan.

Tindakan ini mengakibatkan orang-orang Kristen Syiria dan Armenia marah-marah. Karena sudah terbiasa merayakan hari kelahiran Yesus pada tanggal 6 Januari, mereka mengecam bahwa perayaan tanggal 25 Desember itu adalah hari kelahiran Dewa Matahari yang dipercayai oleh bangsa Romawi. Penyusupan ajaran ini ke dalam agama Kristen, dilakukan oleh Cerinthus” .

Banyak orang sudah lama mengakui bahwa Natal bersumber dari kekafiran, bukan dari Alkitab. Karena itu, Natal dilarang di Inggris dan di beberapa koloni Amerika pada abad ke-17.

Bahkan siapa pun yang tinggal di rumah dan tidak bekerja pada hari Natal harus membayar denda. Tetapi, tidak lama kemudian kebiasaan umum itu menjadi populer lagi, dan beberapa kebiasaan lain ditambahkan. Natal sekali lagi menjadi hari raya yang penting, bahkan sampai sekarang di banyak negeri.

Tetapi, karena Natal ada hubungannya dengan agama palsu, orang yang ingin menyenangkan Allah tidak merayakannya, juga hari raya lain mana pun yang bersumber dari ibadat orang kafir.Saksi-saksi Yehuwa yang orkris sering katakan "sesat!" juga tidak mau natal karena tidak sesuai ajaran Alkitab.

Mungkin Anda merasa bahwa asal usul hari-hari raya itu hampir tidak ada kaitannya dengan apa yang dirayakan sekarang. Apakah asal usul benar-benar penting? Ya!

Sebagai gambaran: Katakanlah Anda melihat ada permen loli di selokan. Apakah Anda akan mengambil permen itu dan memakannya? Tentu tidak, bukan? Permen itu kotor. Seperti permen itu, hari-hari raya mungkin kelihatannya menyenangkan, tetapi diambil atau berasal dari tempat-tempat yang najis.

Mau dimakan dengan cara apapun atau mau membersihkan permen itu tetap saja permen itu kotor,najis, dan tidak patut dimakan. Hari-hari raya yang seperti itu tidak perlu dirayakan, saya malahan ingin kalian semua BERHENTI merayakan natal.

Untuk berpaut pada ibadat sejati, kita harus memiliki pandangan yang sama dengan nabi Yesaya, yang memberi tahu para penganut ibadat sejati, ”Jangan menyentuh apa pun yang najis.”—Yesaya 52:11.


VOA-ISLAM

Sabtu, 20 Desember 2014

Saya Yakin Rizki itu Sebentar Lagi Nak


SAAT sedang menaiki kereta arah Depok-Jakarta kota beberapa minggu lalu. Saya melihat sepasang suami istri (foto di atas), entah siapa namanya terlihat begitu berantakan dan sedikit kumal—maaf, rasanya terhirup bau tak sedap dari mereka—baunya bahkan membuat seorang ibu yang awalnya duduk didekatnya terpaksa harus keluar dari kereta dan muntah, mungkin karena tidak tahan dengan baunya.
Awalnya saya berfikir bahwa Ibu dan Bapak ini adalah seorang pengemis.Hingga Allah kembali menghentakkan hati saya dengan pembelajaran yang luar biasa pada hari itu.

Kali ini saya tidak akan bercerita mengenai bagaimana kisah cinta pasangan ini, ikatan cinta keduanya,bagaimana mereka bersama mengarungi masa-masa tua,dengan kisah-kisah romantis mereka, menikmati hidup bersama. Bukan kawan,bukan itu yang akan saya ceritakan, hal ini lebih dari itu, jauh lebih indah dari itu.

Sambil menikmati perjalanan ditemani sebungkus kentang goreng menunggu kereta tiba di Jakarta kota. Mataku tak hentinya memandangi sepasang suami istri tersebut. Sebenarnya saya merasa terganggu karena bau yang dibawa kedua orang tua itu sungguh sangat menyengat, tak dapat saya gambarkan baunya seperti apa,saya hanya dapat memastikan bahwa saat itu kepala saya sangat pusing akibat baunya.

Hingga datang seorang pemuda dengan gaya sangat stylish sambil menggunakan headset duduk tepat disamping bapak yang memakai baju putih. Sesaat ketika melihat pemuda itu perawakannya sangat mirip dengan teman saya di kampus UNHAS, entah apa motivasi pemuda itu duduk tepat disamping bapak tersebut sedangkan setiap orang yang berada dalam gerbong kereta menjauhi sepasang suami istri itu karena baunya.

Hingga Mulai terdengar pemuda itu menanyakan beberapa hal kepada bapak tersebut. nama nya siapa pak? Tinggal dImana? Mau kemana? Punya anak berapa? Saat itu sungguh saya dibuat terkagum dengan perawakan pemuda itu,walaupun terlihat selengean (cuek) namun sungguh ia satu dari beberapa orang hebat yang pernah saya temui selama ini. Banyak hal yang membuat saya yakin bahwa pemuda itu adalah orang yang Hebat, namun tulisan saya Kali ini tidak akan membahas seberapa hebat pemuda itu, kali ini tulisan saya akan fokus menceritakan kisah sepasang suami istri tersebut.

Kereta sebentar lagi tiba distasiun gondangdia, saya dengar dari percakapan pemuda dan bapak itu, stasiun Gondangdia adalah stasiun tujuan pasangan suami istri itu.

Kulihat pemuda itu memasukkan tangannya kedalam tasnya dan mengambil beberapa uang Rp. 100.000 dalam jumlah yang sangat banyak,sangat banyak saya tak tahu pastinya.

Dengan nada yang sangat sopan pemuda itu berkata : “Pak,saya punya sedikit rejeki buat bapak dan Ibu mungkin bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup bapak dan Ibu beberapa hari kedepan”

Tahukah kawan,apa jawaban bapak itu? Beliau menjawab seperti ini.
 “Sungguh agama saya melarang saya menjadi seorang pengemis yang menengadahkan tangan menunggu bantuan uang dari si tuan kaya raya, saya yakin Tuhan saya maha kaya, sangat kaya. Saya tahu niat ananda adalah untuk membantu kami, dan sungguh saya yakin bahwa Allah-lah yang telah mengirimmu kepada kami, namun mohon maaf nak saya tak bisa menerima itu, saya tak ingin sebuah kisah dari perjalanan perjuangan hidup kami mencari rezeki, terdapat sebuah kisah bahwa kami menerima uang dari orang lain dikarenakan kasihan dengan kondisi kami. Saya yakin nak, sebentar lagi Allah akan memberikan rezeki bagi kami dengan cara yang lebih baik dari ini, iya saya yakin sebentar lagi nak, sebentar lagi.

Kemudian bapak itupun melangkahkan kakinya turun ke stasiun Gondangdia bersama istrinya.
Semoga Allah memaafkan prasangka saya yang menganggap bapak dan Ibu itu adalah seorang pengemis. Sungguh mereka sebenar benarnya hamba Allah yang bertebaran dimuka bumi dan mencari rezeki Allah layaknya seorang pahlawan.

Pengalaman ini sontak menambah keyakinan saya bahwa rezeki Allah sungguh sangat dekat kawan, ya sebentar lagi, sebentar lagi.itu pesan si bapak tua.
Terima kasih banyak.

Islampos

Aku Akan Jadi Pengikut Muhammad



ALANGKAH terkejutnya Saad bin Abi Waqash ketika dilihat sahabat karibnya, Umar bin Khattab berjalan begitu tergesa-gesa sambil menghunus pedang. Sejumput amarah nampak terbaca jelas di wajah satu dari dua orang yang sangat berpengaruh di Mekkah itu. Segera Saad bin Abi Waqash menghampiri Umar, “Hai Ibnul Khattab, akan pergi kemanakah engkau?”

Umar mendengus, “Mencari Muhammad. Orang celaka itu. Ia sudah berani mendirikan agama baru dan memutuskan persaudaraan kita, memecah belah persatuan bangsa kita, membodohkan orang-orang pandai kita, mencaci maki agama nenek moyang kta, menghina tuhan-tuhan kita, dan merendahkan kemuliaan kita. Jika aku bertemu dengannya, akan langsung kubunuh ia.”

Saad terperanjat mendengar jawaban Umar. Saad tahu bahwa Umar sangat membenci Rasulullah. Ia memusuhi Muhammad. Bukan sekali dua Umar menganiaya para pengikut Rasulullah.

Umar memang seorang pemuka Quraisy yang sangat berpengaruh di masyarakatnya. Ia adalah salah seorang yang gagah berani, cerdas, tangkas, dan kuat. Kegagahan, keberanian, dan pengaruh Umar seimbang dengan kegagahan dan dan keberanian Abu Jahal—atau juga dikenal sebagai Umar bin Hisyam. Dua orang ini sangat mewarnai Mekkah. Tidak ada lagi yang penduduk Mekkah takuti, hormati dan segani selain kedua orang itu.

Mendengar jawaban Umar itu, Saad menukas, “Oh Umar, engkau hendak membunuh Muhammad? Kau pikir, apakah setelah engkau berhasil membunuhnya, anak keturunan Abdul Muthalib akan membiarkan engkau hidup lebih lama lagi?”

Umar mendongak. Ia juga tidak kalah terkejut dengan apa yang dilontarkan Sada bin Abi Waqash sahabatnya itu. “Jadi kamu sudah mulai berani kepadaku ya? Engkau sudah mengikuti agama Muhammad. Engkau sudah berlainan agama denganku… Mungkin lebih baik kubunuh kau lebih dahulu…”
Saad tersentak. Segera ia menghunus pedangnya. “Hai Umar, mengapa kau tidak berbuat yang sama terhadap adik perempuanmu dan suaminya?’
“Apa maksudmu?” Umar mengernyitkan dahinya.
“Ha, Umar, mereka telah lama mengikuti agama ajaran Muhammad dengan patuh dan taat..”
Umar berang. Ia langung meninggalkan sahabatnya itu. Dengan kemarahan yang amat sangat, ia menggesa menuju rumah adiknya, Fatimah dan Zaid bin Tsabit, suami Fatimah. Digedornya pintu dengan keras sambil tangannya msih tetap memegang pedang terhunus. Fatimah dan Zaid yang tengah mengajarkan Alquran kepada budaknya tersentak. Zaid bertanya dari dalam rumah, “Siapa itu?”
“Aku, Ibnul Khattab!”

Fatimah segera menyembunyikan catatan-catatan ayat-ayat Alquran dan budaknya disuruh segera bersembunyi. Umar masuk dengan muka merah padam. “Betulkah kalian telah mengikuti agama Muhammad?”

Belum lagi Zaid bin Tsabit menjawab, Umar meloncat memegang janggut Zaid dan mencekik lehernya. Zaid dibanting dan dadanya diinjak-injak dengan sekehendak hati.

Fatimah berteriak. Berusaha sekuat tenagah menolong suaminya. Tetapi ketika ia mendekat, kepalanya dipukul dengan sangat keras oleh kakaknya dan mulutnya disikut. Fatimah mengeluarkan darah yang banyak. “Engkau hendak memukuli aku ataukah hendak membunuhku?”

Umar diam. Seperti ada sesal terbaca di raut mukanya. Ia telah menyakiti adik tersayangnya. Fatimah tetap berkata, lebih lantang, “Hai musuh Allah! Aku dan suamiku telah lama memeluk agama Allah. Mengapa engkau baru bertanya sekarang? Kalau engkau memang hendak membunuh kami, aku tidak takut sedikitpun. Aku tetap akan menjadi pengikut Muhammad.”

Umar makin terdiam. Umar termenung-menung dan tampak menyesal dan kelihatan sangat malu. Matanya melihat ke atas dan ke bawah, dan tiba-tiba ia melihat suatu tulisan di sehelai kertas yang tergantung di atas pintu. Diam-diam ia tertarik dan memperhatikannya. Umar adalah Quraisy yang bisa membaca dan menulis. Amat langka ketika itu orang Arab mempunyai keterampilan dan kemampuan seperti Umar. “Tulisan apakah itu, Fatimah? Ambilkan itu untukku, aku ingin mengetahuinya…”

Fatimah menjawab dengan tegas, “Tidak, aku tidak sudi mengambilnya. Engkau pasti akan merobeknya…”
Berulang-ulang Umar meminta supaya diambilkan tulisan itu, tetapi Fatimah tidak bersedia mengambilkannya. Akhirnya Umar bersumpah bahwa ia tidak akan merobek-robek tulisan itu dan mengembalikannya. Fatimah tahu, kakaknya walau bukan seorang muslim adalah orang yang sangat menjaga ucapannya. Ia segera mengambil dan memberikan tulisan itu kepada Umar.

Ketika melihat apa yang tertera di tulisan itu, Umar bergetar. “Bismillah”, begitu tulisan pertama yang ia baca. Umar semakin berguncang manakala mendapati tulisan-tulisan selanjutnya yang merupakan penggalan dari Surat Thaahaa. Tiba-tiba ia berteriak dengan sangat keras. Yang membuat kaget Fatimah dan Zaid, teriakan Umar adalah ucapan syahadat.

“Fatimah…” Umar terbata-bata, “Antarkan aku kepada Muhammad. Aku ingin menjadi pengikutnya. Aku akan masuk Islam.”

Fatimah tergetar. Ia tertunduk. Sebait syukur ia lafadzkan. Akhirnya kakaknya yang sangat disegani oleh masyarakat Mekkah mendapat sejumput hidayah dan akan bersama-sama menjalani dakwah mereka yang sangat panjang. Diantar oleh budak Fatimah, Umar menghadap Rasulullah.

Rasulullah menyambut suka cita atas masuk Islamnya Umar bin Khattab. Ia bersyukur doanya dikabulkan oleh Allah. Bahwa permintaannya agar salah satu dari dua Umar—Ibnul Khattab atau bin Hisyam (Abu Jahal)—masuk Islam. Rasulullah sangat menyadari ketokohan kedua Umar itu sangat vital dalam dakwah ini. Jika tidak bisa keduanya, salah satunya pun cukup sudah. Mekkah tiba-tiba semakin diselubungi cahaya putih. Ada banyak hal yang menanti yang memerlukan seorang Umar bin Khattab yang dulunya bertemperamen, berangasan namun sangat dihormati itu. Umar siap menjelma menjadi pengikut Rasulullah sejati.

Islampos

Mengenali Malaikat Pendamping di Masa Hidup




SELAMA hidup di dunia ini, kita pasti akan selalu didampingi. Kita akan selalu didampingi oleh dua malaikat, yakni malaikat Raqib dan Atid. Kedua malaikat itu yang akan selalu mencatat segala amal perbuatan kita. Dan itu telah kita ketahui sejak lama, namun, apakah kita mneyadari akan hal itu? Yuk, kenali kembali malaikat yang selalu ada mendampingi masa hidup kita.

Hanya ada dua malaikat yang setiap saat mengintai gerak-gerik kita. Memata-matai tingkah laku serta tak pernah mengerjapkan mata meski sekejap. Mereka memiliki kapasitas dan kemampuan yang jauh di atas rata-rata intelijen yang pernah dimiliki CIA, FBI, atau NSA saat mengendus “korbannya”. Mereka adalah malaikat Raqib dan malaikat ‘Atid. Tugas utama mereka dari Allah cuma satu, yakni mencatat kelakuan baik serta kelakuan jahat kita.

Mereka sangat jujur dan tak pernah bermaksiat kepada Allah. Mencatat apa adanya. Baik ya baik, buruk tetap buruk. Mereka tidak ditugaskan untuk mengolah, menganalisis, menyimpulkan apalagi menjatuhkan vonis sebagaimana intelijen kampung yang seringkali bisa melakukan hal itu atas nama kepentingan. Mereka hanya menyetor data. Soal keputusannya, semata di tangan Allah SWT.

Nama keduanya amat mudah dikenal karena sejak kanak-kanak sudah masuk dalam file memori kita. Malaikat Raqib bertugas hanya mencatat yang baik-baik saja dari kita, sedang malaikat ‘Atid sebaliknya, cuma mencatat yang buruk-buruk. Keduanya dikenal sangat jujur, tulus dalam bertugas serta sungguh jauh dari pamrih.

Dari Thowus, Imam Ahmad berkata,

يكتب الملك كل شيء حتى الأنين. فلم يئن أحمد حتى مات رحمه الله

“Malaikat akan mencatat segala sesuatu sampai pun keluh kesah ketika sakit.” Oleh karena itu, Imam Ahmad tidak pernah berkeluh kesah ketika sakit sampai beliau rahimahullah menghembuskan nafas terakhir.
Al Hasan Al Bashri ketika membaca ayat (yang artinya), “(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri,” lalu ia berkata, “Wahai manusia, telah dibentangkan padamu catatan amalan.

Di sisi kalian ada dua malaikat yang mulia yang satunya berada di sisi kanan, yang lainnya di sisi kiri. Yang berada di sisi kanan, itulah yang mencatatat amalan kebaikan. Sedangkan yang berada di sisi kiri, itulah yang mencatat amalan kejelekan. Jadi beramallah semaumu. Baik sedikit maupun banyak, semuanya akan dicatat dalam catatan amalanmu.

Dan itu akan bersamamu di lehermu hingga engkau di kubur sampai engkau keluar untuk dihisab pada hari kiamat.

وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا

“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. ‘Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu’,” (QS. Al Isra’: 13-14).” Al Hasan kemudian berkata, “Kelak engkau akan menghisab dirimu sendiri.”

Kini kita telah mengetahui bahwa segala tingkah laku manusia tidak akan terlepas dari catatan kedua-dua malaikat ini. Dan juga dari sini, kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa setiap kita akan diawasi oleh dua malaikat yang bertugas mencatat amalan yang baik dan buruk. Jika memahami demikian, semestinya kita semakin serius untuk beramal kebaikan dan berusaha menjauhi kejelekan di mana pun kita berada. Karena ingatlah semuanya akan dicatat!


Islampos