"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."
Selasa, 25 Oktober 2016
BERAKHIRNYA KERAJAAN ISLAM DI SPANYOL
Jumat, 21 Oktober 2016
PEDANG DAN PENYEBARAN ISLAM
Minggu, 02 Oktober 2016
KISAH IMAM AL- BUKHARI
Negeri Bukhara sebagai negeri muara sungai Jihun yang terletak di sebelah utara Afghanistan dan sebelah selatan Ukraina adalah negeri yang banyak melahirkan imam-imam Ahlul hadits dan Ahlul fiqh.
Rabu, 14 September 2016
ATURAN PERANG DALAM ISLAM
Hari Pertama di Alam Kubur, Mayit Didatangi Rauman
Selasa, 13 September 2016
NABI ADAM AS, BUKAN MANUSIA PERTAMA ?
KETIKA MUSLIM MENYELAMATKAN 150.000 ORANG YAHUDI
Husien Bin Ali Bin Abi Thalib, Cucu Rasulullah SAW yang Syahid di Karbala
MENGENAL BATU "HAJAR ASWAD"
Sabtu, 10 September 2016
RUH ORANG MU'MIN KEMBALI KE DUNIA SETIAP MALAM JUM'AT

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:«إن أرواح المؤمنين يأتون كل جمعة إلى سماء الدنيا فيقفون بحذاء دورهم وبيوتهم فينادي كل واحد منهم بصوت حزين: يا أهلي وولدي وأهل بيتي وقراباتي، اعطفوا علينا بشيء، رحمكم الله، واذكرونا ولا تنسونا، وارحموا غربتنا، وقلة حيلتنا، وما نحن فيه، فإنا قد بقينا في سحيق وثيق، وغم طويل، ووهن شديد، فارحمونا رحمكم الله، ولا تبخلوا علينا بدعاء أو صدقة أو تسبيح، لعل الله يرحنا قبل أن تكونوا أمثالنا، فيا حسرتاه وانداماه يا عباد الله، اسمعوا كلامنا، ولا تنسونا، فأنتم تعلمون أن هذه الفضول التي في أيديكم كانت في أيدينا، وكنا لم ننفق في طاعة الله، ومنعناها عن الحق فصار وبالاً علينا ومنفعته لغيرنا، والحساب والعقاب علينا» ، قال:«فينادي كل واحد منهم ألف مرةٍ من الرجال والنساء، اعطفوا علينا بدرهم أو رغيف أو كسرة» قال: فبكى رسول الله صلى الله عليه وسلم وبكينا معه، فلم نستطع أن نتكلم ثم قال: «أولئك إخوانكم كانوا في نعيم الدنيا، فصاروا رميماً بعد النعيم والسرور» ، قال: «ثم يبكون وينادون بالويل والثبور والنفير على أنفسهم يقولون: يا وليتنا لو أنفقنا ما كان في أيدينا ما احتجنا فيرجعون بحسرة وندامة
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya ruh-ruh orang mukmin datang setiap malam jumat pada langit dunia. Lalu mereka berdiri di depan pintu-pintu rumah mereka.
Kamis, 08 September 2016
ADAB BERTEMAN DAN BERTETANGGA
Jumat, 08 Juli 2016
Syekh Abdul Qadir Jaylani Walinya Sebagian Besar Orang Indonesia
Selasa, 21 Juni 2016
Untuk Ya'juj Dan Ma'juj, Dzul Qarnain Bangun Tembok Penghalang.
ANDA tentu mengenal Dzul Qarnain bukan? Ya, dia merupakan seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Dikisahkan bahwa dia telah membangun tembok besi yang tinggi untuk melindungi kaum lemah dari serangan Ya’juz dan Ma’juz yang ditemuinya dalam perjalanannya menuju timur.
Dzul Qarnain begitu menyayangi rakyatnya, hingga ia buat dinding penghalang yang dibangun untuk Ya’juz dan Ma’juz. Lalu, apakah ada manusia yang pernah melihat dinding tersebut?
Dinding yang dibangun Dzul Qarnain pernah dilihat oleh seorang sahabat Nabi ﷺ. Hal ini disebutkan dalam sebuah riwayat yang disebutkan oleh Bukhari, bahwa seseorang pernah berkata kepada Nabi ﷺ, “Aku pernah melihat dinding itu menyerupai selendang lurik.” Nabi ﷺ pun menjawab untuk membenarkan ciri-ciri dinding yang dilihat pria itu, “Engkau benar sudah melihatnya.”
Ibnu Hajar menuturkan, hadis ini disampaikan oleh Ibnu Abi Umar melalui jalur riwayat Sa’id ibn Abi Arubah, dari Qatadah, dari seorang penduduk Madinah yang pernah berkata kepada Nabi ﷺ, “Wahai Rasulullah, aku pernah melihat dinding penghalang Ya’juz dan Ma’juz.” Nabi ﷺ lalu balik bertanya, “Bagaimana engkau melihatnya?”
Pria itu menjawab, “Seperti selendang lurik yang bergaris-garis merah dan hitam.”
Nabi ﷺ pun bersabda membenarkan pernyataan pria itu, “Engkau benar sudah melihatnya,” (HR. Ibnu Hajar).
Al-Hafidz Ibnu Katsir menyebutkan kisah tentang upaya sejumlah penguasa untuk menemukan dinding penghalang Ya’juz dan Ma’juz, dengan menuturkan, bahwa Khalifah al-Watsiq mengutus salah seorang panglima perangnya bersama satu ekspedisi ini untuk melukiskan kepadanya mengenai ciri-ciri dinding penghalang tersebut.
Ekspedisi ini pun menempuh perjalanan dari satu negeri ke negeri lain, dari satu kerajaan ke kerajaan lain. Hingga akhirnya, sampailah mereka di satu tempat. Di sana, mereka melihat bangunan dinding penghalang yang terbuat dari besi dan timah. Menurut mereka, bahwa mereka melihat sebuah pintu sangat besar dengan banyak gembok yang besar pula. Mereka juga melihat sisa-sisa batu dan bekas-bekas pembangunan di sebuah menara sana. Dinding itu dijaga oleh beberapa orang raja di wilayah sekitarnya. Dinding tersebut sangat besar, tinggi dan kokoh, tak dapat ditembus dan dipanjat. Begitu pula pegunungan yang mengelilinginya. Setelah itu, mereka kembali ke negeri mereka. Ekspedisi ini mereka jalani selama lebih dari dua tahun. Selama itu pula, mereka menyaksikan banyak hal yang menakjubkan.
Ibnu Katsir tidak menyebutkan mata rantai periwayatan kisah ini. Ia sedikit pun tidak pernah menyinggungnya.
Masjid Dan Azan
Masjid adalah tempat suci dan sangat dihormati umat Islam di seluruh dunia. Di masjid dimuliakan nama Allah melebihi tempat lain (QS an-Nur [24]: 36). Masjid merupakan bangunan risalah pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Sejalan dengan fungsi masjid sebagai tempat bersujud kepada Allah SWT maka masjid dan suara azan tidak dapat dipisahkan. Bukanlah masjid kalau tidak mengumandangkan suara azan. Suara azan tidak mungkin pula dikumandangkan secara rutin kalau bukan di masjid.
Pada zaman nabi, azan belum menggunakan pengeras suara. Muazin pertama Rasulullah, yaitu Bilal bin Rabah, cukup berdiri di tempat tinggi untuk mengumandangkan seruan azan. Dalam hadis diriwayatkan suatu ketika tiba waktu shalat, Rasulullah memanggil Bilal, “Wahai Bilal, kumandangkanlah azan, hiburlah kita dengan dia (azan itu).”
Tidak seorang pun ulama di dunia Islam yang memandang bidah azan dengan pengeras suara. Sudah jelas batas antara ibadah dan dunia dalam hal azan ini. Mustafa Kemal Ataturk di Turki pernah mengeluarkan larangan azan dalam bahasa Arab dari menara-menara masjid, tapi hanya berlangsung selama Ataturk berkuasa.
Mengapa suara azan harus jelas terdengar? Sebab, tujuan azan memanggil orang shalat berjamaah ke masjid. Namun demikian, kriteria muazin perlu lebih diperhatikan. Panggilan azan tidak sekadar asal bunyi, tapi diharapkan merasuk ke hati sanubari.
Masjid harus sejuk dan menyejukkan. Suara selain azan memang bisa mengganggu waktu istirahat warga di sekitar masjid, terutama di perkotaan. Selawat, tarhim, bacaan Alquran, atau beduk bukan bagian dari azan. Hanya saja ada tradisi sebagian masjid di Tanah Air mengumandangkan bacaan selain azan berdekatan dengan waktu shalat atau memukul beduk sebagai tanda masuknya waktu shalat.
Sebagian orang mungkin terganggu dengan suara speaker selain azan pada jam-jam tertentu dan di lingkungan tertentu. Selain suara azan, tadarus Alquran di bulan Ramadhan dan takbir hari raya adalah ibadah dan syiar Islam. Tapi, kalau dilakukan semalam suntuk dengan pengeras suara atau menyetel kaset sampai pagi adalah tidak tepat.
Penggunaan pengeras suara di masjid dan mushala sudah ada pengaturan dan tuntunan yang dikeluarkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama RI pada 1978. Dalam tuntunan tersebut, antara lain, diatur speaker masjid dipisahkan antara corong speaker keluar dan ke dalam. Speaker yang ditujukan ke luar masjid hanya untuk azan, sebagai tanda telah tiba waktu shalat.
Adapun bacaan shalat dan doa pada dasarnya hanya untuk kepentingan jamaah maka tidak perlu ditujukan keluar, sehingga tidak melanggar ketentuan syariah yang melarang bersuara keras dalam shalat dan doa.
Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 1976 mengeluarkan seruan tertulis tentang Penggunaan Alat Pengeras Suara untuk Kepentingan Syiar Islam, yaitu 15 menit sebelum waktu Subuh pada hari-hari biasa dan 30 menit sebelum waktu Subuh pada Ramadhan. Pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid-masjid menjelang Subuh merujuk pada keputusan Musyawarah Alim Ulama Terbatas DKI Jakarta, September 1973.
Shaum Dan Amanah Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab terkenal sebagai sosok khalifah yang jujur memegang amanah, cerdas, dan berani mengambil keputusan dengan cepat. Banyak gagasan-gagasan dan inovasi Umar yang monumental sehingga masih tetap menjadi sumber inspirasi dalam mengembangkan kemajuan peradaban umat manusia sampai saat ini.
Mahmud al-Mishri Abu Amar dalam kitab Masu'ah Min Akhlaqi ar-Rasul mengisahkan sebuah peristiwa pada masa pemerintahan Umar. Suatu hari, Muaiqib, seorang penjaga baitul mal, membersihkan gedung dan menemukan uang sebesar satu dirham. Kemudian, uang tersebut diberikan Muaqib kepada putra Umar.
Muaiqib pun pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ternyata utusan Umar sudah berada di depan rumahnya dan memintanya agar segera menghadap khalifah. Muaiqib pun menghadap Khalifah Umar dan ternyata uang satu dirham yang diberikan kepada putranya itu dia pegang.
Lantas Umar berkata kepada Muaiqib, "Celaka kamu, wahai Muaiqib penjaga baitul mal! Apakah aku pernah bersalah kepadamu? Apakah kamu punya masalah denganku?" Muaiqib merasa heran. Kemudian, ia bertanya kepada Khalifah Umar, "Memangnya ada apa, wahai Umar?" Umar berkata, "Apakah kamu, wahai Muaiqib, mau dimusuhi umat Islam pada hari kiamat kelak disebabkan satu dirham itu?"
Kisah lain, putra Umar bernama Abdullah bin Umar memelihara kambing. Kebetulan, ia menggembalakan kambing-kambingnya di halaman istana Khalifah Umar. Pada suatu saat, Umar bertanya kepada anaknya, "Kambingmu itu gemuk-gemuk, di mana kamu gembalakan kambing itu?" Abdullah menjawab, "Aku gembalakan di sekitar rumput halaman istana."
Mendengar jawaban sang anak, Umar langsung berkata, "Jual kambing itu! Dan kelebihan daging sebelum digembalakan di sekitar istana dan sesudahnya diberikan pada baitul mal. Karena, kambing itu telah memakan rumput sekitar istana dan rumput di sekitar istana itu adalah milik negara."
Umar bin Khattab adalah seorang yang wajahnya terdapat dua garis hitam akibat air mata karena sering menangis. Ia merasa takut akan azab Allah SWT yang disebabkan melanggar amanah yang dibebankan kepadanya. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kepemimpinan itu adalah amanah, dan sesungguhnya pada hari kiamat kepemimpinan itu merupakan kehinaan dan penyesalan, kecuali orang yang mengambilnya secara hak dan melaksanakan tugas kewajibannya." (HR Muslim).
Hadis ini menjelaskan tentang pentingnya melaksanakan amanah bagi seorang pemimpin dan memperoleh kepemimpinan dengan cara yang benar. Kita merasa prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Kita menyaksikan maraknya pelanggaran hukum yang terjadi di mana-mana sehingga mencederai amanah yang diembannya, baik dilakukan masyarakat biasa maupun para pemimpin bangsa yang seharusnya menjadi teladan rakyatnya.
Mudah-mudahan ibadah puasa yang kita laksanakan pada bulan Ramadhan ini dapat menjadi sarana terapi untuk mewujudkan amanah dengan sebaik-baiknya, di mana pun kita berada.
Tiga Golongan Manusia
Proses keimanan manusia sejak dimulai dari Nabi Adam as hingga akhir zaman, umat Nabi Muhammad Saw mengalami banyak tantangan dan perubahan. Tantangan yang dimaksud ialah tantangan keimanan; apakah manusia mampu beristiqamah dalam iman dan amal shaleh selepas Nabi penyampai risalah tiada. Sedangkan perubahan yang dimaksud adalah perubahan zaman (masa) dan tempat.
Jika dulu ketika zaman Nabi Adam fase kesesatan manusia (syirik kepada Allah) belum terlihat, maka di zaman Nabi Nuh; tantangan yang dialaminya jauh lebih berat manakala manusia satu persatu meninggalkan Allah dan justeru mengagungkan sesembahan yang mereka yakini mampu mengabulkan seluruh hajat.
Ketika kesesatan demi kesesatan mulai merajalela, seruan terasa diabaikan dan tiada artinya, hanya doa yang mampu terucap dari lisannya; air bah pun tak terhindarkan lagi, melenyapkan apa saja yang ada di darat, kecuali umat yang setia kepada ajakan Nabi Nuh.
Siksaan yang Allah berikan kepada kaum Nabi Nuh sangat logis dan beralasan. Jika kita menyepakati bahwa sebegitu dahsyatnya siksaan Allah pada masa Nabi Nuh, apalagi di zaman yang serba canggih dewasa ini? Tatkala kesyirikan terbungkus dalam bentuk baru-- bukan lagi patung-patung atau sesembahan-- salah satunya harta benda; saat seruan adzan terabaikan dan lebih khusyu oleh gadget bertebaran.
Semakin diabaikan, lama kelamaan keimananpun berkurang atau bahkan nyaris hilang. Karenanya, dilihat dari aspek pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalannya, manusia terbagi menjadi tiga golongan, yakni pertama, golongan yang mendapatkan ni’mat. Kedua, golongan yang mendapat murka. Ketiga, golongan yang sesat.
Dalam perjalanan hidupnya, ada manusia yang mengetahui kebenaran dan tidak. Mereka yang mengetahui kebenaran akan senantiasa melaksanakan kewajiban dan enggan untuk menentangnya. Menjalani kewajiban shalat misalnya. Konsistensi menjaga shalat, baik wudhunya, gerakannya, lafadznya, hingga waktunya inilah yang akan mendapatkan rahmat.
Allah menyucikan dirinya dari hal-hal yang tidak baik serta melimpahkan padanya pahala dan ilmu yang bermanfaat. Sedangkan orang yang sebenarnya mengetahui kebenaran namun ia enggan melaksanakan perintah-perintah Allah, maka ia termasuk orang yang sesat.
Orang yang mendapat murka adalah orang yang tersesat dari hidayah amal. Orang yang tersesat mendapat murka karena kesesatannya dari ilmu yang diketahuinya dan amal yang harus dikerjakannya. Masing-masing dari keduanya sesat dan mendapat murka. Namun, orang yang tidak beramal shaleh padahal ia tahu bahwa itu adalah kebenaran jauh lebih layak mendapatkan murka.
“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus”.”
Alur seruan pertama pada ayat di atas tertuju kepada orang Yahudi dan alur seruan kedua tertuju untuk orang-orang Nasrani. Dalam hal ini, orang Yahudi lebih layak mendapatkan murka sebab mereka tahu kebenaran namun mereka enggan menampakkan apalagi melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya.
Diriwayatkan dalam Sunan at-Tirmidzi dan Shahih Ibnu Hibban dari hadits Adi bin Hatim ra dia berkata, “Rasulullah Saw bersabda, ‘Orang-orang yahudi adalah orang-orang yang mendapat murka dan orang-orang nasrani adalah orang-orang yang sesat,’
Penyebutan tiga golonan manusia ini mengharuskan pengukuhan kerasulan dan kenabian Muhammad Saw karena klasifikasi manusia kepada tiga golongan ini merupakan realitas yang kasat mata dan klasifikasi inilah yang mengharuskan pengukuhan kerasulan itu, demikian ungkap Syaikh Ibnul Qayyim al Jauziyyah.
Adapun golongan sesat dan murka, keduanya-duanya cenderung mengikuti hawa nafsu yang buruk. Definisi hawa, seperti Syaikh Raghib al-Ashfahani dalam mu’jam mufradat al-fazil Qur’ani (2010: 395) menyebutkan bahwa Hawa ialah kecenderungan jiwa kepada keinginan hawa nafsu.
Dinamai hawa nafsu karena ia cenderung akan menjerumuskan pelakunya tidak hanya kepada siksa di dunia namun juga mendapatkan azab di akhirat nanti (neraka Hawiyah). Sedangkan makna kata hawiyah adalah jatuh dari tempat yang tinggi, seperti dalam surah al-Qariah ayat 9, “Maka adapun orang-orang yang ringan timbangan (amal kebaikannya), maka tempat kembalinya adalah neraka hawiyah,”
Sedangkan makna adh-dhalal (sesat), memiliki makna belok atau menyimpang dari jalan yang lurus, kebalikan dari al-Hidayah. Adh-Dhalal juga diartikan setiap penyimpangan dari manhaj baik sedikit maupun banyak, baik disengaja maupun tidak. Karena bertahan dijalan yang lurus dan diridhai Allah itu teramat berat. Sedangkan ditinjau dari perspektif lain ad-dhalal dengan makna sesat ada dua yaitu sesat dalam ilmu aqidah (seperti memahami dzat Allah) dan sesat dalam ilmu amaliah (seperti memahami hukum-hukum ibadah).
Semoga Allah melindungi kita dari golongan sesat dan murka, serta memasukkan kita menjadi golongan orang yang mendapatkan keni’matan; ni’mat Iman, Islam dan Ihsan. Sebab, tiada ni’mat yang lebih dan paling berharga selain keimanan. Ya Allah, wafatkan kami dalam keadaan beriman, Aamiin...
Senin, 20 Juni 2016
Empat Bangsawan Victoria Yang Masuk Islam
Saat ini ada 2,7 juta Muslim yang tinggal di Inggris dan Wales. Ternyata pada jaman Victoria sudah banyak warga Inggirs yang beragama Islam. Kebanyakan dari mereka yang masuk Islam adalah bangsawan yang memiliki kesempatan untuk mengunjungi negara-negara kolonial Inggirs seperti Maroko, Aljazira, dan India.
Dilansir Aaljazeera, ini beberapa cerita bangsawan Viktoria yang menjadi Muslim:
1. William Quilliam (1856-1932)
William yang mengubah namanya menjadi Abdullah adalah seorang anak pastor Prostestan. Ia lahir sebagai seorang Protestan pada tahun 1856 di Liverpool. Ia masuk Islam pada awal tahun 1880an ketika melakukan perjalanan ke Maroko, Tunisia, dan Aljazira ketika berumur 17 tahun.
Quilliam terpesona dengan Agama Islam dan mulai mempelajarinya. Ia menjadi mualaf ketika tinggal di Maroko. Setelah kembali ke Inggris, ia menyatakan dirinya sebagai Muslim dan mengganti namanya menjadi Abdullah Quiliam.
Ketika ia berumur 20-an, ia terkenal sebagai seorang pengacara yang berkualitas. Quilliam mendirikan Masjid pertama di Inggris, yang dibuka pada Hari Natal tahun 1889 di Liverpool.
Pada tahun 1894, ia diangkat menjadi pemimpin Muslim Inggris oleh khalifah Ottoman terakhir, Sultan Abdul Hamid II. Quilliam juga menulis buku yang ditujukan untuk memperkenalkan agama Islam kepada orang-orang Inggris, bahkan mengirimkan salinan bukunya tersebut kepada Ratu Victoria.
Kabarnya, Ratu Victoria menyukai buku tersebut dan meminta Quiliam beberapa salinan untuk anak-anaknya. Quilliam meninggal di London pada tahun 1932 dan dimakamkan di pemakaman Brookwood.
2. Lady Evelyn Cobbold (1867-1963)
Seorang bangsawan aristokrat Victoria, Lady Evelyn juga mengganti namanya menjadi Zainab. Ia lahir di Edinburg, Skotlandia pada tahun 1867. Evelyn anak ketujuh Earl of Dunmore, salah satu gelar bangsawan Inggirs. Sebagai seorang anak bangsawan ia hidup mewah di tengah gurun Libya.
Ketika ia meninggal dunia pada tahun 1963 pada usia 96 tahun, ia meminta batu nisannya dipahat "Allah adalah cahaya langit dan bumi."
Evelyn menghabiskan masa kecil di Aljazair dan Kairo. Semasa kecil ia diasuh oleh pengasuh yang beragama Islam. Suatu ketika ia menulis sepanjang ia dapat mengingat bahwa ia dibesarkan secara Islami. Tapi baru mengakui keislamannya ketika bertemu dengan Paus secara pribadi.
"Beberapa tahun berlalu dan suatu ketika saya berada di Roma mengujungi beberapa teman Itali saya yang bertanya apakah saya mau menemui Paus. Tentu saya jawab mau, saya sangat senang. Ketika Paus bertanya apakah saya seorang Katolik, saya terlempar ke masa lalu sejenak dan saya menjawab saya seorang Muslim. Apa yang merasuki saya, saya pun tidak tahu. Saya tidak pernah diberitahu tentang Islam selama bertahun-tahun. Dan kemudia saya bertekad untuk mempelajari keimanan saya." tulisnya.
3. Rowland Allanson-Win (1855-1935).
Rowland Allanson-Win adalah bangsawan Inggris dengan gelar Baron Headley Kelima. Ia menjadi Muslim pertama yang duduk di House of Lords, parlemen Inggirs. Ia menjadi bangsawan pada tahun 1913. Pada tahun yang sama ia menjadi mualaf dan mengganti namanya menjadi Shaik Rahmatullah al-Farooq. Satu tahun kemudian Allason menjadi ketua Masyarakat Muslim Inggirs.
Lahir di London pada tahun 1855 dan dididik di Westminster dan Trinity College di Cambridge, Allason dibesar sebagai seorang prostestan sebelum mempelajari Katolik Roma di Irlandia.
Ia seorang insinyur, ahli bela diri, petualang, dan jurnalis. Pertama kali ia mengenal Islam ketika bekerja untuk Raj England di Kashmir, India.
Allason melihat Islam sebagai agama yang toleran. Ia mempelajari Islam dari mentornya, seorang ulama dan pengacar terkenal Khwaja Kamal-ud-Din.
Allason dikenal sebagai bangsawan yang nyentrik. Majalah Time menggambarkannya sebagai seorang juara tinju, petualang, dan editor. Ia juga eksponen awal bela diri barat. Ia pernah menulis tentang teknik bela diri tinju modern. Allason pergi haji pada tahun 1923 dan meninggal tahun 1935. Permintaan terakhirnya ia ingin dimakamkan secara Islam.
4. Marmaduke Pickthall (1875-1936)
Muhammad Marmaduke Pickthall adalah seorang sarjana Inggris. Ia anak dari seorang pendeta Anglikan. Sebelum masuk Islam, Pickthall berpergian secara keberbagai tempat, belajar dan bekerja di penjuru India dan Timur Tengah.
Pickthall menjadi penerjemah Alquran ke dalam bahasa Inggirs. Terjemahannya lalu diakui oleh Universitas Al-Azhar, Kairo, dan Mesir. Sampai saat ini, terjemahannya menjadi standar terjemahan Alquran ke bahasa Inggris.
Pickthall masuk Islam pada tahun 1917. Selain menerjemahkan Alquran ia juga seorang novelis yang sukses. Pickthall meninggal pada tahun 1936. Seperti Quilliam, ia juga dimakamkan di pemakaman muslim Brookwood.
Republika.co.id
Jumat, 17 Juni 2016
Abdurrahman bin Abi Bakar Radhiallâhuanhu
Ia merupakan lukisan nyata tentang kepribadian Arab dengan segala kedalaman dan kejauhannya .... Sementara bapaknya adalah orang yang mula pertama beriman, dan "Shiddiq" yang memiliki corak keimanan yang tiada taranya terhadap Allah dan Rasul Nya, serta orang kedua ketika mereka berada dalam gua. Tetapi Abdurrahman termasuk salah seorang yang keras laksana batu karang menyatu menjadi satu, senyawa dengit Agama nenek moyangnya dan berhala-berhala Quraisy...
Di perang Badar ia tampil sebagai barisan penyerang di pihak tentara musyrik dan di perang Uhud ia mengepalai pasukan panah yang dipersiapkan Quraisy untuk menghadapi Kaum Muslimin .... Dan sebelum kedua pasukan itu bertempur, lebih dulu seperti biasa dimulai dengan perang tanding. Abdurrahman maju ke depan dan meminta lawan dari pihak Muslimin. Maka bangkitlah bapaknya yakni Abu Bakar Shiddiq radhiyallah 'anhu maju ke muka melayani tantangan anaknya itu....Tetapi Rasulullah menahan shahabatnya itu dan menghalanginya melakukan perang tanding dengan puteranya sendiri....
Bagi seorang Arab asli, tak ada ciri yang lebih menonjol dari kecintaannya yang teguh terhadap apa yang diyakininya.. Jika ia telah meyakini kebenaran sesuatu agama atau sebuah pendapat, maka tak ubahnya ia bagai tawanan yang diperbudak oleh keyakinannya itu hingga tak dapat melepaskan diri lagi.
Dan orang-orang kuat semacam ini, tidak buta akan kebenaran, walaupun untuk itu diperlukan waktu yang lama. Kekerasan prinsip, cahaya kenyataan dan ketulusan mereka, akhir kesudahannya akan membimbing mereka kepada barang yang haq dan mempertemukan mereka dengan petunjuk dan kebaikan. Dan pada suatu hari, berdentanglah saat yang telah ditetapkan oleh taqdir itu, yakni saat yang menandai kehadiran baru dari Abdurrahman bin Abu Bakar Shiddiq .... Pelita pelita petunjuk telah menyusupi dirinya, hingga mengikis habis bayang-bayang kegelapan dan kepalsuan warisan jahiliyah. Dilihatnya Allah Maha Tunggal lagi Esa di segala sesuatu yang terdapat di sekelilingnya, dan petunjuk Allah pun mengurat mengakar pada diri dan jiwanya, hingga ia pun menjadi salah seorang Muslim... ! Secepatnya ia bangkit melakukan perjalanan jauh menemui Rasulullah untuk kembali ke pangkuan Agama yang haq. Maka bercahaya-cahayalah wajah Abu Bakar karena gembira ketika melihat puteranya itu bai'at kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dalam peperangan Yamamah yang terkenal itu, jasanya amat besar. Keteguhan dan keberaniannya memiliki peranan besar dalam merebut kemenangan dari tentara Musailamah dan orang-orang murtad .... Bahkan ialah yang menghabisi hidup Mahkam bin Thufeil, yang menjadi otak perencana bagi Musailamah, dengan segala daya upaya dan kekuatannya ia berhasil mengepung benteng terpenting yang digunakan oleh tentara murtad sebagai tempat yang strategis untuk pertahanan mereka. Tatkala Mahkam rubuh disebabkan suatu pukulan yang menentukan dari Abdurrahman, sedang orang-orang sekelilingnya lari tunggang langgang, terbukalah lowongan besar dan luas di benteng itu, hingga prajurit-prajurit Islam masuk berlompatan ke dalam benteng itu. Di bawah naungan Islam sifat-sifat utama Abdurrahman bertambah tajam dan lebih menonjol. Kecintaan kepada keyakinannya dan kemauan yang teguh untuk mengikuti apa yang dianggapnya haq dan benar, kebenciannya terhadap bermanis mulut dan mengambil muka, semua sifat ini tetap merupakan sari hidup dan permata kepribadiannya.
Iradatur Rahmat
Jumat, 27 Mei 2016
Wasiat Dasyat Penolak Kemiskinan
Islam itu sangat solutif, berbahagialah bila engkau seorang muslim, apalagi seorang muslim itu adalah enterpreuner (red. Pengusaha), kalaulah dia yakin akan jalannya, untuk berjihad di dunia melalui bisnis, tentulah dia memiliki dua ujung mata pedang dalam langkah perjuangannya, yaitu pertama : Ikhtiar yang sungguh sungguh dalam menjemput rezeki, dan kedua : Kekuatan amalan ibadah dan doa.
Kedua mata pedang tersebut saling menguatkan, kedua mata pedang tersebut menambah kekuatan keyakinan hamba atas kekuasaan Yang Maha Kuasa. Logika bisnis dan usaha kadang-kala menjadi terbalik, bahkan hasil yang di raih pun seringkali ilmu matematika ataupun indikator ekonomi tak mampu menjangkau.
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS 35:2)
“Katakanlah: Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang di kehendaki Nya di antara hamba-hambaNYA dan menyempitkan bagi (siapa yang di kehendakiNya). Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi Rezeki yang sebaik baiknya” (QS 34:39)
Pada saat krisis tiba, niscaya mereka para pribadi muslim haruslah merasa yakin dan tetap tenang. Mereka tidak gundah atas berita yang beredar di media masa, mereka tidak turut serta menggaungkan senandung yang sama dengan kaum yang lain , mereka punya sikap yang unik dan berbeda dengan kaum yang lain, alasannya karena mereka punya keyakinan yaitu mereka memiliki ALLAH, PEMILIK SEGALA KEPUTUSAN, PEMBERI REZEKI.
Seringkali ummat islam terlupakan adanya kekuatan ujung mata pedang yang kedua ini yaitu kekuatan amalan ibadah dan doa , sebahagian ummat islam sekarang cenderung mengikuti pola manajemen barat yang serba ‘sebab akibat’ secara rasional, yang tentunya paham barat tersebut telah nyata melupakan faktor Tuhan sebagai Penentu. Walaupun sebagian mereka berhasil dalam usahanya, maka hasil kerja yang di dapat paling tidak hanya memperbanyak digit nilai materi saja, dan hampa dalam nilai keimanan serta berpeluang hilang keberkahannya, ketahuilah bila niat dan hasilnya dasarnya sudah menyimpang , hasil itu semua kelak akan nihil di hadapan Allah.
Rugi sekali bagi seorang muslim, apalagi kalangan pengusaha muslim khususnya, bila meninggalkan kekuatan yang satu ini, mereka punya Allah, mereka punya peluang doanya terkabul, mereka memiliki kesempatan yang lebih baik di banding orang kafir, kenapa kita harus tunduk kepada yang lainnya, bahkan melemahkan diri?
Banyak sekali hadist Nabi maupun kisah sahabatnya yang memberikan gambaran bagaimana seorang muslim berdoa, kesemuanya merupakan karuniaNYA agar ummat islam khususnya para pengusahanya agar memiliki pegangan dan panduan dalam melangkah di kehidupan dunia ini, menjadi pengelana yang tak akan tersesat di antara ujian kehidupan berupa kelapangan maupun kesempitan.
…………
Adalah Abdullah bin Mas’ud , salah seorang sahabat dekat Rasul SAW. Di masa Khalifah Usman bin Affan, dia menderita sakit dan terbaring di atas tempat tidurnya, Khalifah usman menjenguknya dan menyaksikan Abdullah bin Mas’ud dalam keadaan sedih.
Usman : “Apa yang membuatmu sedih?”
Abdullah : “Dosa dosaku”
Usman : “Apa yang engkau inginkan dariku, aku akan penuhi?”
Abdullah : “Saya merindukan rahmat Allah”
Usman : “Jika engkau setuju, aku akan memanggilkan tabib”
Abdullah : “Tabib hanya membuatku sakit”
Usman : “Jika engkau tak keberatan, aku akan perintahkan bendaharaku untuk memberimu harta dari baitul mal”
Abdullah : “Ketika aku amat membutuhkannya, engkau tak memberiku sesuatu, dan sekarang tatkala aku sama sekali tak membutuhkannya, engkau hendak memberikan sesuatu!”
Usman : “Pemberian itu juga hadiah untuk putri putrimu”
Abdullah : “Mereka juga tak membutuhkan sesuatu, karena aku telah berwasiat kepada mereka untuk membaca surat Al Waqi’ah setiap malam, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat Al Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan tertimpa kefakiran”
Nah, saudara muslimku, informasi ini sudah sampai kepada anda semua, jangan di sia-siakan , mari kita lakukan amalan ini, Insha Allah, kita mampu untuk tetap tegar dalam menghadapi ujian kehidupan ini dan niscaya Insha Allah, kefakiran pun tak akan hadir di hadapan kita semua. Dan berilah wasiat yang sama kepada orang orang yang anda cintai, agar mereka bisa seberuntung seperti yang di sabdakan Rasul SAW di atas. Amin.
Eramuslim