Rasulullah SAW bersabda : "Tidak adalah yang lebih Bexar pahalanya Di Siao Allah SWT Daripara menahan amarah
Yang dia tahan Denham harapan mendapatkan pahala dari Allah SWT."
(HR Ibnu Majah)
"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."
Tampilkan postingan dengan label HR Ibnu Majah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HR Ibnu Majah. Tampilkan semua postingan
Rabu, 19 Desember 2012
Kamis, 11 Oktober 2012
Taubat
Rasulullah SAW bersabda :
"Setiap anak Adam pasti ada salahnya dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang banyak bertaubat."
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
"Setiap anak Adam pasti ada salahnya dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang banyak bertaubat."
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Rabu, 10 Oktober 2012
Keutamaan Istighfar
Rasulullah SAW Bersabda :
Barang siapa membiasakan diri membaca Istighfar, Allah akan menjadikan kemudahan baginya dari segala kesulitan dan jalan keluar baginya dari segala masalah, dan memberinya Rizki dari arah yang tidak diduga.
(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Barang siapa membiasakan diri membaca Istighfar, Allah akan menjadikan kemudahan baginya dari segala kesulitan dan jalan keluar baginya dari segala masalah, dan memberinya Rizki dari arah yang tidak diduga.
(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Keutamaan Menjenguk Orang Sakit
Rasulullah SAW Bersabda :
Tiada Seorang pun yang menjenguk orang sakit pada waktu sore hari, kecuali keluar bersamanya 70 ribu Malaikat yang memohonkan ampunan baginya hingga pagi hari, dan barang siapa menjenguk orang sakit pada waktu pagi hari, maka akan keluar bersamanya 70 ribu Malaikat yang memohon ampun baginya hingga sore hari.
(HR. Abu Dawud, Tarmidzi, dan Ibnu Majah).
Tiada Seorang pun yang menjenguk orang sakit pada waktu sore hari, kecuali keluar bersamanya 70 ribu Malaikat yang memohonkan ampunan baginya hingga pagi hari, dan barang siapa menjenguk orang sakit pada waktu pagi hari, maka akan keluar bersamanya 70 ribu Malaikat yang memohon ampun baginya hingga sore hari.
(HR. Abu Dawud, Tarmidzi, dan Ibnu Majah).
Doa Orang Yang Sedang Sakit Seperti Doanya Malaikat
Rasulullah SAW Bersabda :
Jika Kamu Datang Mengunjungi Orang Sakit, Mintalah Ia Berdoa Untuk mu, Karena Doanya Seperti Doa Malaikat (Cepat Dikabulkan).
(HR. Ibnu Majah dari Ibnu Umar ra)
Jika Kamu Datang Mengunjungi Orang Sakit, Mintalah Ia Berdoa Untuk mu, Karena Doanya Seperti Doa Malaikat (Cepat Dikabulkan).
(HR. Ibnu Majah dari Ibnu Umar ra)
Sabtu, 16 Juni 2012
Tiga Musuh Allah di Hari Akhir
Dalam sebuah Hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, “Ada tiga golongan di hari kiamat nanti yang akan menjadi musuh-Ku. Barangsiapa yang menjadi musuh-Ku, maka Aku akan memusuhinya. Pertama, seorang yang berjanji setia kepada-Ku, namun mengkhianatinya. Kedua, seorang yang menjual orang lalu memakan hasil penjualannya. Ketiga, seorang yang mempekerjakan seorang buruh, namun setelah pekerja tersebut menyelesaikan pekerjaannya, orang tersebut tidak memberinya upah.” (HR. Ibnu Majah).
Hadis Qudsi di atas menyiratkan beberapa adab dan kesalehan baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal, berarti kesalehan manusia di hadapan Rabb semesta alam.
Sedangkan secara horizontal, berarti kesalehan sosial hamba Allah yang harus ditunaikan pada sesamanya. Allah membuka Hadis Qudsi, bahwa yang pertama termasuk tiga golongan yang kelak akan menjadi musuh Allah adalah orang yang ingkar janji.
Dalam Islam, janji dianalogikan sebagai sebuah hutang. Konsep al-wa’du dainun (janji adalah hutang) menjadi penting sebab hutang harus ditunaikan (dilunasi). Sedangkan orang yang mengingkari janji, dalam sebuah hadis termasuk dalam kategori orang munafik. Beberapa ciri orang munafik: pendusta, pengingkar janji, dan pengkhianat.
Perintah menunaikan janji, Allah berfirman, ”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya...” (QS. An-Nisaa’: 58). Atau dalam hadis, ”Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji.” (HR. Ahmad dan Al-Bazzaar).
Perintah melaksanakan amanah dan menunaikan janji berarti bukti bahwa manusia tersebut menjaga hak-hak baik kepada Tuhannya maupun sesamanya. Sedangkan hadis tersebut berarti bahwa yang diperintahkan Allah kepada kita adalah bukti iman, sedangkan lawannya, yaitu mengkhianati amanah, merupakan bukti kemunafikan.
Golongan kedua, yakni golongan yang menjual orang lalu memakan hasil penjualannya. Golongan ini mengingatkan kita kembali akan praktik perbudakan yang telah terjadi sejak zaman pra Islam.
Adapun korban orang yang diperjualbelikan ialah para budak perempuan. Budak perempuan kala itu diperdagangkan dengan harga murah. Tidak sedikit dari mereka yang dipaksa melacurkan diri oleh para majikannya.
Dalam konteks kekinian, praktik perbudakan itu terorganisir secara rapi dan lebih mengerikan sebab terjadi pada orang yang merdeka atau lebih dikenal dengan istilah human trafficking. Praktik pemaksaan budak untuk melacurkan diri ini tertera dalam Surah An-Nuur ayat 33.
“Dan janganlah kamu paksa budak-budak perempuanmu untuk melakukan pelacuran, padahal mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan siapa saja yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (terhadap mereka yang dipaksa) sesudah mereka dipaksa itu,” (QS An-Nisaa; 24: 33).
Golongan ketiga yang kelak akan menjadi musuh Allah ialah seorang atasan yang tidak menunaikan kewajibannya. Kewajiban tersebut berupa penunaian hak-hak pekerja dengan memberinya gaji (upah). Islam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak, tetapi juga kewajiban. Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin.
Nabi SAW bersabda, "Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang daripada makanan yang dihasilkan dari usaha tangannya sendiri." (HR. Bukhari).
Bekerja dalam Islam, diartikan sebagai bentuk pengabdian seseorang baik pada Tuhan maupun bentuk usahanya untuk mendapatkan penghasilan, sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Islam juga menjamin hak pekerja, seperti terlihat dalam hadis: "Berilah pekerja itu upahnya sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah).
Semoga kita semua terhidar dari ketiga golongan tersebut dan senantiasa berusaha menunaikan amanah dalam tiap sendi kehidupan, baik terhadap Allah maupun sesama. Wallahua’lam bish shawwab.
(Republika Online)
Senin, 23 Januari 2012
Rezeki
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), "Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah dan carilah nafkah dengan cara yang baik, karena sesungguhnya seseorang sekali-kali tidak akan meninggal dunia sebelum rezekinya disempurnakan, sekalipun rezekinya terlambat (datang) kepadanya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik, ambillah yang halal dan tinggalkanlah yang haram." (Hadits shahih, Shahih Ibnu Majah no. 1743 dan Ibnu Majah II: 725 no. 214)
Langganan:
Postingan (Atom)