رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لا يَنْبَغِي لأحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ


"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."

Rabu, 09 Oktober 2013

Kisah Jabal Nur "Gunung Bercahaya" di Mekkah

Para jamaah haji di Makkah, Arab Saudi, biasanya menyempatkan datang ke Jabal Nur. Nur berarti cahaya, sebab di sinilah Nabi Muhammad pertama kali mendapat wahyu dari Allah. Beginilah rupa dan kisah Jabal Nur!

Dari sekian banyak tempat-tempat bersejarah di Makkah, rasanya belum lengkap jika belum mengunjungi Jabal Nur. Gunung ini menjadi titik awal Muhammad diangkat menjadi nabi terakhir. Jabal Nur berada di kawasan Hejaz atau atau sekitar 7 km dari Masjidil Haram.

Dilongok dari situs Islamic Landmarks, Kamis (10/10/2013), kata 'Nur' pada nama gunungnya memiliki arti cahaya. Bukan cahaya dalam arti kata sesungguhnya, cahaya yang dimaksud punya arti sebagai tempat pertama kali Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah.

Dalam sejarah, saat itu Nabi Muhammad sedang berada di dalam Gua Hira, salah satu gua di Jabal Nur. Ini adalah gua kecil dengan panjang 3,5 meter dan lebar 1,5 meter, serta letaknya berada 4 meter dari atas bagian puncak gunungnya.

Rupanya, Nabi Muhammad sudah sejak lama suka datang ke Gua Hira untuk menyendiri. Nabi Muhammad sering menenangkan pikiran di sana, hingga suatu hari wahyu tersebut turun melalui malaikat Jibril. Setelah wahyu pertama turun, lalu Nabi Muhammad melalui serangkaian proses panjang menjadi nabi dan rasul hingga Isra dan Miraj.

Tak heran, umat Muslim menyebut gunung tersebut dengan sebutan Jabal Nur atau gunung yang bercahaya. Turunnya wahyu dari Allah ke Nabi Muhammad, adalah titik awal cahaya Islam yang terus menerus benderang hingga kini.

Oleh sebab itu, Jabal Nur tak pernah sepi dari kedatangan para jamaah haji tiap tahunnya. Tak hanya saat haji, Jabal Nur hampir dipenuhi para umat Muslim tiap harinya.

Untuk menempuh Gua Hira, diperlukan fisik dan stamina yang kuat. Anda bakal mendaki dari dasar gunung sekitar 1 jam untuk tiba di Gua Hira. Dari sana, hanya butuh beberapa menit saja untuk tiba di Puncak Jabal Nur yang punya ketinggian sekitar 642 mdpl.

Bebatuan yang terjal akan ditemui sepanjang jalan. Tak hanya itu, kemiringan medan jalannya pun bisa mencapai 60 derajat. Berhati-hatilah di setiap langkah kaki Anda.

Selain itu, Anda juga harus sabar mengantre untuk masuk ke dalam Gua Hira. Gua Hira hanya mampu menampung empat orang saja. Keadaan di dalamnya cukup gelap, sebab hanya sedikit cahaya matahari yang masuk ke sana.

Berjalan ke atas Puncak Jabal Nur, ada pemandangan cantik menanti Anda. Dari sanalah, Anda bisa melihat Kota Makkah yang cantik dari ketinggian. Bahkan, dari sana pun Anda bisa melihat Masjidil Haram dengan jelas tanpa ada gangguan gedung-gedung tinggi. Sangat cantik!

Baik saat musim haji atau musim-musim biasa, Jabal Nur selalu dipadati traveler muslim. Mereka melakukan napak tilas Nabi Muhammad sekaligus berziarah di sana. Di Gua Hira atau di atas puncak gunung kebanyakan umat muslim berdzikir dan berdoa, merindukan Rasullulah.

Detik.com

Masjid di Makkah Ini Jadi Saksi Para Jin Masuk Islam

Makkah - Makkah tak hanya punya Masjidil Haram saja. Tanah Suci tersebut juga punya banyak masjid bersejarah yang selalu dikunjungi jamaah haji. Seperti, Masjid Al Jin yang jadi saksi para jin masuk Islam di depan Nabi Muhammad.

Makkah, Arab Saudi punya beberapa masjid dan bangunan bersejarah dengan aneka kisah yang berbeda. Di Masjid Al Jin, para jamaah haji dapat mengetahui kisah lengkap para jin yang tunduk kepada Nabi Muhammad dan menyatakan keislamannya, seperti yang dilongok dari situs Ministry of Hajj Kingdom of Saudi Arabia, Rabu (9/10/2013).

detikTravel pun sempat berkunjung ke Masjid Al-Jin beberapa waktu lalu. Lokasinya berada di kawasan Ghazza, distrik Mala atau sekitar 1 kilometer dari Masjidil Haram.

Nama jin pada masjidnya memang mengundang para traveler muslim yang melancong ke Makkah, baik untuk haji atau umroh. Nama jin berasal dari kisah para jin yang masuk Islam saat mendengar lantunan ayat Al Quran dari mulut Nabi Muhammad.

Kisahnya, pada waktu itu Rasulullah sedang melafazkan ayat Al Quran. Kemudian para jin yang kebetulan lewat tertarik mencari tahu asal muasal lantunan tersebut. Mereka lalu mendapati Nabi Muhammad yang sedang mengaji.

Karena tersentuh oleh lantunan lembut ayat Al Quran, lantas para jin pun berdialog dengan Nabi Muhammad. Setelah itu, para jin lantas menyatakan diri masuk Islam.

Masjid Al Jin tampak seperti masjid-masjid pada umumnya. Luasnya 10 x 20 meter, mempunyai dua lantai, satu basement, dan juga kubah. Masjid ini terlihat kokoh, tidak kalah dengan gedung-gedung di sekitarnya. Masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Bai'at .

Anda bakal merasakan udara yang sejuk ketika memasuki Masjid Al Jin, mungkin karena bangunannya yang tinggi dan terdapat pendingin ruangan. Warna abu-abu terlihat mendominasi bangunan masjidnya. Jika menengok ke atas, peziarah bisa melihat kubah masjid yang dihias dengan tulisan kaligrafi Surat Al Jin ayat 1-9.

Meski tidak masuk dalam rukun haji, para jamaah haji biasanya menyempatkan diri untuk datang ke Masjid Al Jin. Mereka bisa mendengar cerita dan sejarah lebih lengkap tentang masijdnya, sekaligus beribadah secara khusyuk di sana.

Detik.com