رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لا يَنْبَغِي لأحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ


"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."

Sabtu, 04 Mei 2013

KECEPATAN CAHAYA MENURUT AL-QUR'AN



Islamisasi sains adalah kata yang sering terdengar di dunia saat ini, khususnya di kalangan umat islam. Hal tersebut secara sederhana berarti menjadikan Al-Qur’an dan hadist yang lazim disebut sebagai sumber utama hukum – hukum Islam sebagai bahan kajian dalam pengembangan sains dan teknologi di belahan dunia ini.

Ada tiga kelompok yang melakukan islamisasi sains ini pertama : suatu kelompok yang menjadikan Al-Qur’an dan hadist sebagai dasar pengembangan sains, artinya mereka melihat sumber hukum Islam itu terlebih dahulu kemudian membaca (baca ; melihat ) kejadian yang ada di  alam.

Kedua : kelompok yang mengawali pemikirannya dengan melihat kejadian di alam baru kemudian melihat Al-qur’an dan hadist.

Kelompok yang terakhir ini adalah kelompok yang sama – sama membuka Al-Qur’an dan hadist dengan permasalahan yang ada di alam. Cara yang ditempuh mereka memang berbeda tapi tetap dengan satu tujuan, yaitu menelaah kejadian di alam dengan mencocokkan dengan Al-qur’an dan hadist.

Disini kami menyajikan kajian konsep físika dalam Al-Qur’an yang dikhususkan pada kecepatan cahaya saja, namun sesungguhnya masih banyak kajian Físika Yang berhubungan dengan Al-Qur’an seperti ;

Black Hole (Lubang hitam) :

 فَإِذَا النُّجُومُ طُمِسَتْ


"Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan",
(Al-Mursalaat:8)

Konsep pengukuran (QS Al-Qomar:3)  :

وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَكُلُّ أَمْرٍ مُسْتَقِرٌّ

"Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya"



Kosmologi  (QS Al-Fushilat:9-12):


قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ۚ ذَٰلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".

وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ

Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.


ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".


فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَىٰ فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا ۚ وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

 Pemuaian alam semesta (Adz-Dzuriyat:47), gaya gravitasi (Al-Insyiqaaq:3-4), api (At-Takwir:6), rotasi alam semesta (Al-Anbiya’:33), peredaran bintang (Al-Waqi’ah:75-76), pulsar (At-Thaariq:1-3) , bintang sirius (An-Najm:49 & 9), matahari (yasin:38), atmosfer bumi (Al-Anbiya’:32), atmosfer bumi (At-Thalaq:12), angin (Al-Jatsiyah:5), awan (An-Nur:43), petir (An-Nur : 43 ), hujan (At-Thariq:11), angin (Al-Hijr:22), siklus air (Az-zumar:21), gunung (Luqman:10), atom (An-Nisa’:40), sinar laser (An-Nur:35), relativitas waktu (Al-Ma’arij:4), laju cahaya (As-Sajadah:5), tegangan permukaan (Ar-Rahman:19-20),

Dan masih banyak yang lainnya. (Dikutip dari Buku Fisika & Al-Qur’an)
Berdasarkan Keterangan di atas bahwa laju/kecepatan cahaya terdapat pada Al-Qur’an surat As-Sajadah ayat 5, yang artinya :”Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu ” (QS.32:5).

 Atas dasar ayat tersebutdapat disimpulkan bahwa jarak yang ditempuh sang urusan selama satu hari sama dengan jarak yang ditempuh bulan selama 1000 tahun atau 12000 bulan. Oleh : Dr. Mansoub Hassab Elnaby (Ahli Fisika dari Mesir)
  

                                                              C x T = 12.000 x L

KET :
C : kecepatan sang urusan
T : waktu selama satu hari
L : panjang rute edar bulan selama satu bulan
Ø Ada dua macam sistem kalender yaitu :
1. Sistem Sinodik, didasarkan atas pergerakan semu gerak bulan dan matahari dari bumi.
1 hari = 24 jam
1 bulan = 29,53059 hari
2. Sistem Siderial, didasarkan atas pergerakan relatif bulan dan matahari terhadap bintang dan alam semesta.
1 hari = 23 jam 56 menit 4, 0906 detik = 86164, 0906 detik
Ø Ada dua tipe kecepatan bulan :


1. Kecepatan relatif terhadap bumi di hitung dengan rumus :

                                                                 Ve = 2 x 3.14 x R/t

Ket :
R : jari-jari revolusi bulan = 384264 km
T : periode revolusi bulan = 655,71986 jam
Ve : velocity of earth
Jadi, Ve = 2 x 3,14 x 384264 / 655,71986 = 2414422,935 / 655,71986 = 3862,09 km/jam


2. Kecepatan relatif terhadap bintang /alam semesta, Einstein mengusulkan bahwa kecepatan untuk jenis yang kedua ini dihitung dengan mengalikan kecepatan yang pertama dengan cosinus α

                                                                    V = Ve x cos α
Ket :
α : sudut yang dibentuk oleh revolusi bumi selama satu siderial = 26.92848º
Hingga didapatkan,
C x t = 12.000 L ,     L = v x T
C x t = 12.000 x v x T
C x t = 12.000 (Ve x cos α ) x T
C = 12.000 (Ve x cos α ) x T/t
C = 12.000 x 3682,09 x 0,89157 x 655,71986 km / 86164,0906 detik
C = 299794,1273 km/s
C = 29974127,3 m/s
C = 2,99741273 m/s
C = 3 x 108 m/s

(Hasil perhitungan ini sudah saya buktikan sendiri dan memang benar seperti apa yang diharapkan yaitu mendekati kecepatan cahaya dan ini merupakan hasil hitungan yang saya dapatkan).
Ini semua hanyalah secuil dari semua ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini. Semoga semua ini dapat memotivasi para pembaca untuk terus menerus meneliti dan meneliti semua kejadian di alam ini dan mencocokkan dengan sumber hukum islam yang utama yaitu Al-Qur’an dan hadist, terutama bagi umat islam tentunya yang akhir – akhir ini telah mengalami degradasi.

RUH DARI NASIHAT

Suatu hari, ketika Imam Hasan al-Bashri sedang duduk di dalam rumahnya yang sederhana, beliau didatangi oleh serombongan delegasi budak-budak dari negeri Bashrah.

Delegasi itu berkata kepadanya, “Ya Taqiyuddin, majikan kami memperlakukan kami dengan buruk dan tidak berperikemanusiaan. Kami berharap pada khutbah Jumat yang akan datang Tuan bisa membicarakan tentang kasus kami, supaya para pemilik budak melepaskan budak-budaknya dan tidak memperlakukan mereka dengan kejam.”

Imam Hasan al-Bashri mendengarkan permohonan delegasi itu dengan baik tanpa berkomentar apa-apa.
Silih berganti Jumat berlalu, tetapi sang imam tak pernah membicarakan perihal budak di khutbah Jumatnya.

Barulah kemudian pada suatu Jumat, beliau berkhutbah tentang keutamaan membebaskan budak dalam Islam dan besarnya dosa berbuat kejam terhadapnya serta tidak berperikemanusiaan terhadap budak.

Seusai khutbah Jumat itu, banyak kaum muslimin yang membebaskan budaknya karena Allah Ta’ala, dan delegasi Bashrah juga datang kembali ke rumah sang imam. Tetapi kedatangannya ini bukan untuk mengucapkan terima kasih.

Mereka berkata, “Wahai Imam Hasan, kami datang kepada Tuan bukan untuk berterima kasih, tetapi untuk mengkritik Tuan!”

Imam Hasan al-Bashri terkejut mendengar perkataan yang cukup pedas dari delegasi itu. “Mengapa begitu?” Tanya Imam Hasan kepada mereka.

Mereka menjawab, “Semula kami datang dan mengadukan hal-ihwal kami ke sini dengan harapan supaya Tuan cepat-cepat menyampaikan khutbah Jumat itu, karena kami dan rekan-rekan kami butuh penyelesaian yang segera.”

Imam Hasan al-Bashri tidak menjawab gugatan mereka, beliau balik bertanya, “Tahukah kamu, mengapa aku menunda khutbah Jumatku itu?” Mereka menjawab, “Allahu A’lam.”

Imam Hasan kemudian menerangkan, “Aku menunda bicaraku tentang pembebasan budak, karena aku belum mempunyai uang untuk membeli budak. Setelah Allah Ta’ala mengaruniai aku uang untuk membeli budak, kemudian kubebaskan dia sesuai dengan tema pembicaraanku dalam khutbah Jumat itu, barulah aku memerintah orang lain untuk membebaskan budak.''

Imam Hasan melanjutkan, ''Kaum muslimin akan menyambut seruan Allah Rabbul alamin, bila mereka melihat bicara dan perbuatanku sejalan!”

Inilah ruh dari nasihat, yaitu bukti real dari pengucapnya. Dialah magnet yang menarik seseorang untuk
mengamalkan apa yang didengarnya, meski dengan bahasa yang sangat sederhana sekalipun, tanpa diembel-embeli dengan istilah-istilah ilmiah sedikit pun.

Betapa banyak konsep dan teori bagus yang sudah dirumuskan, jika tak pernah diaplikasikan dalam tataran praktis, hanya menjadi sampah belaka.

Demikian pula orang yang hanya pandai merangkai kata tanpa pernah diwujudkan secara nyata, boleh jadi ia hanya menjadi bahan cibiran bagi banyak orang, dan ia layak menuai kebencian dari Allah (ash-Shaff: 3).

Apa yang dilakukan tokoh besar Tabi’in ini sangat menyentuh kita. Selain mengajarkan kesabaran, ketenangan, dan tak mudah terprovokasi, dari wejangan yang diberikannya kepada publik, Imam Negeri Bashrah ini enggan terjebak ke dalam seremonial belaka.

Ia ingin menjadi sebuah gerakan yang membuahkan amal. Bukan hanya terhadap orang lain, tapi yang lebih penting lagi adalah terhadap dirinya sendiri.

Republika Online

LARANGAN BERBISIK

Dari Abdullah r.a
Berkata Rasulullah s.a.w : "Jika kalian sedang bertigaan, janganlah yang berdua berbisik-bisik, karena perbuatan itu menyinggung perasaan yang lain."

(H.R Muslim)