رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لا يَنْبَغِي لأحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ


"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."

Kamis, 24 Juli 2014

Kekuatan Kalimat Basmalah


BASMALAH adalah kalimat pertama dalam al-Qur’an. Bila akan melakukan aktivitas kita dianjurkan untuk membaca basmalah terlebih dahulu. Tapi, kebanyakan orang lupa dan bahkan tidak menghiraukan anjuran tersebut. Padahal kalimat basmalah ini memiliki kekuatan yang amat sangat besar bagi kita.
Jabir bin Abdullah berkata: “Saat bismillahir rahmanir rahim turun, mendung tebal bergeser dan bergerak ke arah timur dan angin pun terhenti, air laut bergelora dan bergelombang, hewan-hewan mendengarkannya dengan seksama, dan syetan-syetan dilempari bintang dari arah langit. Dan Allah bersumpah dengan kemuliaan dan keagungan-Nya, bahwa tidaklah sesuatu dinamakan dengan menggunakan nama-Nya kecuali Allah akan memberkahinya,” 
 (Tafsir Ibnu Katsir: 1/22 dan Fathul Qadir: 1/18).

Lalu Aisyah menguatkan apa yang dinyatakan Jabir di atas dengan perkataannya: “Saat-saat bismillahir rahmanir rahim turun, bergetarlah gunung-gunung, sampai para penduduk Mekkah mendengar gemuruhnya. Mereka berkata ‘Muhammad telah menyihir gunung-gunung.’ Lalu Allah mengirim mendung tebal hingga menaungi para penduduk Mekkah. Lalu Rasul saw. bersabda, ‘Barangsiapa membaca basmalah dengan keyakinan yang mantap, maka gunung-gunung akan bertasbih bersamanya, hanya saja dia tidak mendengar suara tasbihnya sama sekali,” 
 (HR. Abu Na’im dan ad-Dailami).

Berikut ini beberapa riwayat yang menjelaskan dahsyatnya lafadz basmalah bila diucapkan oleh seorang mukmin dengan hati yang khusus dan yakin, sehingga ia bisa merasakan kebesaran Allah dan membenarkan sabda Rasul-Nya.

1. Melemahkan Kekuatan Syetan dan Mengecilkan Bentuknya
Apakah basmalah bisa membuat syetan loyo dan mengecil? Pertanyaan seperti itu selalu timbul bila kita tidak tahu keagungan dan untaian lafadz basmalah , dan juga tidak menyadari siapa yang memiliki lafadz tersebut. Jangankan syetan yang lemah dan pengecut, gunung yang besar dan kokoh pun luluh lantak bila diturunkan al-Qur’an padanya. Sebabnya, marilah kita simak dengan seksama dan kita pahami dengan kaca mata keimanan kita, apa sabda Rasul saw. berikut ini agar keraguan yang masih menyelimuti hati kita cepat sirna.
Dari Walid Abdul Malih, dari seorang lelaki ia berkata: “Aku pernah dibonceng Rasul di atas keledainya. Saat keledai itu tersandung, aku berkata: ‘Celakalah syetan!’ Rasul bersabda, ‘Janganlah berkata seperti itu sebab syetan akan membesar sampai sebesar rumah lalu berkata: ‘Aku telah membantingnya dengan kekuatanku.’ Akan tetapi bacalah bismillah, sebab bila kamu baca itu (bismillah) ia akan mengecil hingga sekecil lalat,”
(HR. Abu Daud dan Nasai, dan dishahihkan al-Albani).
 Oleh sebab itu janganlah selalu mengaitkan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita atau musibah besar yang ada dengan ulah dan rekayasa syetan. Apalagi sampai meyakini bahwa syetanlah sebagai pelaku utamanya. Sebab perbuatan seperti itu bisa menafikan kekuasaan Allah sebagai pengatur jagat raya ini atau paling tidak kita termasuk orang yang menduakan Allah bila berkeyakinan seperti itu. Justru kita harus mengambil hikmah atau pelajaran dari setiap kejadian, yang bisa mendekatkan diri kita pada Allah dan semakin takut dengan adzab-Nya.

2. Membuat Syetan Muntah-Muntah
Memang syetan yang berasal dari jin tidak bisa kita lihat bentuk aslinya. Tapi sifat dan tabiat mereka hampir sama dengan sifat manusia. Mereka bisa marah, sedih, senang atau gembira. Mereka juga makan dan minum dan terkadang mereka juga bisa muntah-muntah. Dan tahukah Anda bacaan apa yang bisa membuat syetan muntah-muntah? Bacaan tersebut adalah basmalah. Bila seseorang lupa membaca basmalah di permulaan makan, lalu ingat di tengah-tengahnya atau menjelang akhirnya, lalu membaca basmalah, maka syetan akan memuntahkan apa yang telah dimakannya bersama orang tersebut. Inilah informasi keghaiban yang bisa kita ketahui dari sabda Rasul SAW sebagai berikut.
Umaiyah bin Makhsyi berkata: “Saat Rasul SAW sedang duduk, ada seorang laki-laki sedang makan dan tidak baca bismillah sampai makannya hampir habis hanya tinggal satu suapan. Lalu saat dia menyuapkan suapan itu ke mulutnya, dia membaca: ‘bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (Dengan nama Allah di awal dan di akhirnya). Lalu tertawalah Rasul SAW, lalu bersabda, ‘Syetan masih terus makan bersamanya, tapi saat dia membaca bismillah, syetan pun langsung memuntahkan apa yang ada di perutnya’,” (HR. Abu Daud).

3. Memblokir masuknya Syetan ke Rumah
Banyak orang yang salah kaprah dalam mengambil solusi atau salah langkah dalam mengambil sikap, saat ingin membentengi rumahnya dari gangguan syetan. Ada yang menanam jimat dalam area pekarangannya, menempel rajah dalam rumahnya atau memanggil ‘orang pintar’ dan dukun untuk memasang pagar ghaib. Padahal pagar ghaib yang mereka lakukan tidak sesuai dengan tuntunan Rasul SAW, alias menyimpang dan sesat.
Sebetulnya setiap muslim bisa melakukan sendiri untuk membentuk pagar ghaib bagi rumahnya dengan cara yang islami, tidak usah mendatangkan mereka (dukun-dukun). Dan pagar ghaib yang ditawarkan Islam sangat sederhana, tidak butuh sesajen atau tumbal atau pun gerakan-gerakan silat dan mantera-mantera. Yang dibutuhkan hanyalah keyakinan kita yang mantap terhadap keagungan dan kekuasaan Allah, serta keikhlasan yang tulus saat melakukannya. Yaitu dengan membaca basmalah saat masuk rumah atau menutup pintu, niscaya syetan akan terblokir dan terhalang untuk masuk rumah kita. Seperti sabda Rasul SAW dalam hadits berikut,
Rasul SAW bersabda, “…Dan tutuplah pintu kalian seraya membaca bismillah, sebab syetan tidak akan mampu membuka pintu yang tertutup (dengan baca bismillah)…,” (HR. Bukhari dan Muslim).

4. Memproteksi Diri dari Gangguan Syetan Sepanjang Hari
Syetan adalah musuh utama hamba-hamba Allah yang beriman. Dan mereka akan selalu menggoda dan mengganggu hamba-hamba-Nya sampai hari kiamat. Tapi para manusia ada yang menyadari hal itu, lalu membentengi diri mereka dari gangguan syetan. Dan ada juga yang tidak menyadarinya sehingga mereka menjadi sasaran tembak yang mudah dibidik. Bahkan ada dengan sadar atau tidak, malah menjadikan syetan sebagai teman dan pengawal hidupnya.
Orang yang berakal sehat pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk membentengi dirinya dari musuh-musuhnya, termasuk syetan. Dan Islam telah mengajarkan pada para pemeluknya bagaimana cara membentengi secara benar. Tidak dengan benda-benda keramat atau jimat-jimat sesat. Apalagi dengan mendatangi dukun-dukun yang notabene mereka adalah agen-agen syetan di bumi ini. Perbentengan diri yang diajarkan Rasul SAW sangatlah mudah, dengan membaca doa-doa di waktu pagi dan sore. Salah satu doa yang dianjurkan oleh Rasul SAW adalah basmalah ditambah lafadz lain sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Utsman bin Affan berikut ini.
Utsman bin Affan berkata: “Saya mendengar Rasul SAW bersabda, ‘barang yang membaca doa ini disaat sore tiba: ‘Dengan nama Allah (bismillah), yang dengan (nama)-Nya tidak akan bisa membahayakan sesuatu pun yang ada di bumi dan di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (tiga kali), maka ia tidak akan ditimpa musibah yang tiba-tiba sampai pagi hari. Dan barangsiapa yang membacanya di sore hari, maka ia tidak akan ditimpa musibah yang tiba-tiba sampai sore hari,” (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan al-Albani).

5. Perisai Diri dari Kerajaan yang Ada di Luar Rumah
Sering kita membaca kabar di media cetak atau menyaksikan berita di televisi, atau pun mendengar dari penuturan teman akan banyaknya kejahatan dan tindakan kriminalitas di jalan-jalan. Ada yang bentuknya kriminalitas murni dengan menggunakan tenaga manusia saja, dan ada juga kriminalitas yang melibatkan jin atau syetan dengan memakai ilmu hitam atau sihir. Kedua kejahatan tersebut pelakunya adalah syetan, syetan yang berasal dari golongan jin dan syetan dari golongan manusia. Atau memang hasil kolaborasi dan kerja sama antara keduanya.
Rasul SAW telah mengajarkan pada kita suatu doa yang bisa menjadi perisai diri yang ampuh dari berbagai macam kejahatan yang ada Insya Allah diri kita akan senantiasa dalam penjagaan Allah dari hal-hal yang tidak kita inginkan saat kita berada di luar rumah. Dengan membaca basmalah dan doa yang telah diberitahukan Rasul SAW pada kita dalam hadits berikut, insya Allah kita akan aman dari segala macam gangguan yang ada di luar rumah. Bacaan tersebut kita baca saat keluar dari rumah.
Anas bin Malik berkata: Rasul SAW bersabda, “Barangsiapa keluar dari rumahnya membaca: bismillah, aku bertawakkal pada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali bersama Allah,” maka dikatakan padanya: ‘Kamu telah tercukupi dan terlindungi,’ dan syetan pun akan menjauh darinya’,” (HR. Abu Daud dan dishahihkan al-Albani).

6. Menutup Penglihatan Jin
Bila ingin menutup penglihatan manusia kita bisa menutup matanya dengan telapak tangan, kain yang tebal atau diberi kacamata seperti kacamata kuda. Agar mata mereka tidak jelalatan dan liar. Kalau tidak begitu kita harus menutup aurat kita dengan kain yang tidak transparan dan juga tidak ketat. Dan bila kita ingin menanggalkan pakaian, maka kita harus mencari tempat yang tertutup dan tidak tembus pandang. Dengan itu aurat kita akan terlindung dari mata manusia.
Tapi bagaimana kalau kita ingin menutup pandangan jin, agar aurat kita tidak menjadi tontonan yang gratis bagi mereka? Sebab mereka selalu mengikuti kita di mana saja, termasuk saat dalam kamar atau bilik dan ruangan tertutup. Islam telah mengajarkan kita cara untuk menutup penglihatan jin, terutama saat kita menanggalkan pakaian atau mandi di kamar mandi, yaitu dengan membaca basmalah .
Anas bin Malik berkata: Rasul SAW bersabda, “Yang bisa menutupi aurat anak Adam (manusia) dari pandangan mata jin, saat hendak menanggalkan pakaiannya adalah membaca: “Bismillahi ladzi la ilaha illa huwa (Dengan nama Allah yang tiada Tuhan selain Dia),” (HR. Ibnus Sunni).
Ali bin Abi Thalib juga berkata: Rasul SAW bersabda: “Sebagai penutup aurat anak Adam (manusia) dari pandangan mata jin, saat memasuki WC atau toilet adalah membaca bismillah,” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani).

7. Melindungi Generasi dari Gangguan Syetan
Anak-anak kita adalah generasi penerus kita, mereka juga menjadi target sasaran gangguan syetan sebagaimana kita juga. Banyak sekali orangtua yang tidak menyadari hal itu, atau berfikir bahwa anak-anak adalah masih suci yang tidak mungkin diganggu syetan. Itu adalah pemikiran yang salah. Sebab al-Qur’an dan hadits telah menginformasikan pada kita bahwa anak juga menjadi sasaran bidik syetan. Bahkan sejak awal kelahirannya syetan sudah melakukan gangguan dan godaan. Jangan heran kalau menjumpai anak yang kesurupan, atau kena penyakit yang tidak wajar atau mengalami hal-hal aneh lainnya.
Oleh sebab itu janganlah memberi kesempatan bagi syetan untuk mencuri start, kita harus melakukan penjagaan dan perbentengan anak sejak dini, yaitu sejak mendatangi istri/suami kita dan melakukan persetubuhan. Janganlah terlena dengan kehangatan dan kenikmatan, lalu kita melalaikan Tuhan. Awalilah kenikmatan Anda dengan menyebut nama Allah (baca basmalah) dan ditambah dengan membaca doa perlindungan. Rasul SAW mengajarkan pada kita doa sebagai berikut.
Rasul SAW bersabda, “Bila salah seorang dari kalian ingin mendatangi isterinya (menyetubuhinya), bacalah! Bismillah, Ya Allah jauhkanlah kami dari syetan dan jauhkanlah syetan dari yang akan Engkau rezekikan pada kami (anak). Sebab bila Allah mentakdirkan bagi keduanya seorang anak, maka syetan tidak akan bisa mencelakakannya selamanya,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Islampos.com

Tanda Tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar


PADA bulan Ramadhan ini ada satu malam yang paling ditunggu-tunggu oleh orang-orang muslim. Malam dimana orang berlomba-lomba mengambil keberkahannya. Ya, malam tersebut adalah Lailatul Qadar. Allah sebut dalam Al-Qur’an bahwa malam lailatul qadr ini lebih baik dari pada malam seribu bulan.
Jika kita beribadah pada malam tersebut, maka pahalanya lebih baik dari pada kita ibadah selama 80 tahun berturut-turut. Luar biasa bukan? Maka tidak heran sangat banyak orang-orang muslim yang ingin mendapatkannya. Hanya saja tidak ada yang tau secara jelas kapan datangnya malam tersebut.

Ada sebuah pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar itu terjadi pada 10 malam terakhir bulan ramadhan. Hal ini berdasarkan Hadist dari Aisyah yang mengatakan, “Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadan dan beliau bersabda, ‘Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon”
 (HR: Bukhari dan Muslim).

Tapi tahukah Anda mengenai tanda-tanda malam Lailatul Qadar itu akan datang. Berikut adalah beberapa tanda yang pernah digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam beberapa hadistnya.

1. Udara & suasana pagi yang tenang. Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata, “Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah.”

2. Cahaya matahari melemah keesokan harinya, bersinar cerah tapi tidak kuat. Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar seperti nampan.”

3. Bulan terlihat separuh bulatan. Abu Hurairoh radliyallahu’anhu pernah berkata, “Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.”

4. Malam yang terang, tidak dingin, tidak berawan, tidak hujan, tidak panas, tidak ada angin kencang, dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan).
Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)

5. Terkadang terbawa kedalam mimpi. Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhu.

6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.

Kebaikan yang turun pada malam itu, ibarat hujan yang turun dari langit ke semua permukaan bumi. Ketika itu ada manusia yang membawa payung untuk menolak air agar tidak basah. Ada manusia yang bersembunyi dirumah, mengamati cuaca dan diam menanti hujan reda. Ada manusia yang menyediakan ember untuk menampung air hujan (ada yang teliti dan ada yang tidak teliti dalam menyiapkan ember tsb). Ember yang sudah penuh tentunya tidak dapat menerima curahan air hujan, ember yang kosong dan kotor ternyata dapat menampung air hujan akan tetapi yang ditampung akan sia-sia. Ember yang kosong dan bersih serta ditempatkan pada tempat yang tepat baru dapat menampung air hujan dan airnya dijaga hingga dapat bermanfaat. Kesimpulannya adalah siapa yang dapat menerima kebaikan di malam seribu bulan?, yaitu mereka yang telah menyiapkan dirinya (hati, pikiran, ucapan, tingkah laku dan puasa dalam keadaan sempurna (ibarat membuat ember kosong yang bersih). Kemudian di tempat bersujud dimalam lailatul qadar, menanti dan berharap, berjaga-jaga mendapatkannya.

Islampos.com

Perbandingan Antara Orang Mu'min dan Orang Kafir


DALAM pandangan Islam, manusia itu dibagi menjadi dua, yakni orang mukmin dan orang kafir. Orang mukmin adalah termasuk golongan orang-orang yang mulia, yang selalu menjalankan apa yang telah Allah perintahkan kepadanya. Sedangkan orang kafir, merupakan golongan orang-orang yang inkar kepada Tuhan-nya. Mereka selalu menentang terhadap apa yang telah Allah perintahkan kepadanya.
Dalam al-Qur’an, Allah SWT telah menjelaskan mengenai perbandingan antara mukmin dan kafir. Bahkan, kebenaran yang ada dalam kitab suci umat Islam tersebut, dapat kita lihat dalam kehidupan nyata. Dengan begitu jelasnya perbandingan yang ada pada keduanya.

Allah SWT berfirman, “Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menudukkan kepalanya di hadapan Tuhan-nya, (mereka berkata), ‘Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin’,” (QS. as-Sajdah: 12).

Dalam surat tersebut jelas menerangkan penyesalan yang akan diterima oleh orang-orang kafir. Mereka menyesal karena perilaku buruknya selama di dunia. Setelah mereka melihat dan mendengar keadaan yang akan dialaminya, barulah mereka sadar dan ingin kembali ke dunia. Mereka meminta diberi penagguhan agar dapat memperbaiki dirinya di dunia.

Allah SWT berfirman, “Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhan-nya, dan mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhan-nya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka,” 
 (QS. as-Sajdah: 15-16).

Itulah ciri-ciri orang mukmin yang beriman kepada Allah SWT. Mereka selalu mengerjakan shalat lima waktu, berdzikir dengan terus menyebut dan memuji keagungan Allah dan tidak pernah menyombongkan dirinya. Selain itu, mereka membiasakan dirinya untuk sedikit tidur dan memperbanyak beribadah. Mereka juga selalu menginfakkan hartanya di jalan Allah.

Maka jelaslah bahwa orang-orang mukmin dan kafir itu berbeda. Allah SWT berfirman, “Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama,” (QS. as-Sajdah: 18). Dan tempat yang akan diperoleh dihari akhir pun akan berbeda pula.

Allah SWT berfirman, “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka akan mendapat surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala atas apa yang mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir), maka tempat kediaman mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka, ‘Rasakanlah azab neraka yang dahulu kamu dustakan’,”
 (QS. as-Sajdah: 19-20).

Itulah perbandingan orang-orang mukmin dan kafir. Perbandingan di antara keduanya sangatlah jauh. Bahkan, tempat yang akan mereka peroleh pun berbeda dengan suasana yang berbeda pula. Maka dari itu, kita selaku umat Islam, perbaikilah diri kita agar termasuk orang-orang mukmin yang beriman. Perbanyaklah ibadah kita dengan mengurangi waktu tidur kita

islampos.com

Keutamaan Shalat Tarawih



Ramadhan merupakan bulan panen pahala. Ibadah wajib dilipatgandakan 70 kali lipat dan sunah disejajarkan dengan ibadah wajib. Pada bulan suci ini, Allah SWT memberikan sarana menghapus dosa pada masa lampau.

Di antara sarana itu, yakni shalat Tarawih. Rasulullah SAW bersabda,Barang siapa yang menunaikan qiyam Ramadhan (sebulan penuh) dengan keimanan (meyakini pahala yang dijanjikan Allah) dan mencari pahala dari Allah maka dosanya yang terdahulu akan diampuni.( HR al-Bukhari dan Muslim).

Dosa yang diampuni, menurut Ibnu Al Mundzir, mencakup dosa besar dan kecil. Berbeda dangan An-Nawawi yang mengatakan, dosa yang kecil saja yang dihapus melalui shalat malam tersebut. Kendati demikian, shalat Tarawih memperingan dosa besar.

Shalat Tarawih, termasuk qiyamullail yang menjadi kebiasaan atau amalan rutin orang saleh. Shalat Tarawih hukumnya sunah muakkadah (yang dikukuhkan).

Itu berdasarkan hadis dari ‘Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW shalat di masjid, lalu diikuti orang banyak. Pada hari kedua diikuti lebih banyak, kemudian pada hari ketiga para sahabat berkumpul banyak, tetapi Rasulullah tidak keluar.

Pada pagi harinya beliau bersabda,Aku melihat apa yang kamu sekalian lakukan, tidaklah ada yang mencegahku untuk keluar, kecuali karena aku khawatir shalat Tarawih diwajibkan atas kamu.” (Muttafaq alaih).

Ibadah ini merupakan taqarrub kepada Ilahi yang paling agung pada bulan suci. Al-Hafidz Ibnu Rajab berkata, “Seorang mukmin pada bulan Ramadhan menggabungkan dua jihad untuk melawan nafsunya; jihad siang hari melalui puasa dan jihad malam hari melalui qiyamullail. Barang siapa yang menggabungkan dua jihad ini maka pahalanya akan diberikan tanpa hitungan.
Rasulullah SAW tidak membatasi jumlah rakaat shalat malam. Umar RA dan para sahabat melakukan shalat Tarawih 20 rakaat selain witir.

Mereka bersandar pada hadis Nabi SAW,Shalat malam dua rakaat, dua rakaat, apabila salah seorang dari kamu khawatir masuk waktu Subuh, menutupnya dengan witir satu rakaat.” (HR al-Bukhari).

Dalam hadis ini tidak ada pembatasan rakaat. Dan, mereka merupakan generasi yang memahami sunah Rasulullah SAW. Selama Ramadhan, kita harus berusaha maksimal menunaikan Tarawih setiap malam dengan berjamaah sampai usai agar mendapatkan pahala qiyamullail semalam suntuk.

Abu Dzar meriwayatkan dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,Barang siapa yang menunaikan qiyam bersama imam (berjamaah) sampai selesai maka ditulis pahala shalat malam semalam suntuk.” (HR Imam Ahmad, at-Turmudzi, dan disahihkan oleh al-Albani).

Hadis ini dalil disyariatkannya qiyam Ramadhan dengan berjamaah. Dan, ini merupakan sunah Nabi SAW yang diikuti para Khulafa’ar Rasyidin dan sahabat.

Sesungguhnya Rasulullah SWT mendirikan qiyamullail 11 rakaat sekitar lima jam, bahkan terkadang seluruh malam digunakannya untuk qiyamullail. Satu rakaat ditunaikan sekitar 40 menit.

Oleh sebab itu, para as-salaf as shalih terdahulu berusaha memperpanjang rakaatnya sambil mengkhatamkan Alquran dalam qiyam Ramadhan.

Setiap mukmin wajib bersungguh-sungguh mendirikan Tarawih ini, terlebih pada malam-malam sepuluh hari terakhir Ramadhan untuk menanti Lailatul Qadar.

Rasulullah menegaskan,Barang siapa qiyam pada malam al-qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah maka akan diampuni semua dosanya yang terdahulu. (HR al-Bukhari dan Muslim). Semoga kita termasuk orang-orang yang serius meraih keutamaan Ramadhan dan qiyam-nya. Aamiin.

Republika.co.id