رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لا يَنْبَغِي لأحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ


"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."

Jumat, 10 Juli 2015

Menghilangkan Iri dan Dengki




SELAIN amarah yang ada penawarnya, ternyata iri dan dengki juga memiliki obat penawarnya, berikut akan dijelaskan apa saja obatnya:

1. Abu Hamid Al-Ghazali menjabarkan sebagai berikut:
Semua penyakit hati hanya bisa diobati dengan ilmu dan amal. Ilmu yang bermanfaat adalah mengetahui dengan sesungguhnya bahwa iri dan dengki tidak mendatangkan manfaat sedikit pun terhadap si pelakunya, namun membahayakan pelaku baik terhadap dunia maupun agamanya. Dan sebaliknya, justru malah mendatangkan manfaat bagi korbannya baik terhadap dunianya maupun agamanya.

Padahal engkau telah mengetahui semua ini, namun engkau tetap saja tidak mau memerangi hawa nafsumu dan tetap menemani musuhmu, dan akhirnya engkau menjadi pendengki.

Mengapa sifat iri dan dengki ini berbahaya bagi pelaku dalam agamanya? Dikarenakan hal ini berarti dia tidak menyukai ketetapan Allah SWT dan dia tidak menyukai nikmat yang telah ditetapkan-Nya bagi tiap-tiap hamba-Nya. Dia juga mengingkari keadilan Allah yang telah Dia tegakkan di tengah kerajaan-Nya dengan kemahabijaksanaan-Nya. Dia mengingkari dan menganggap rendah semua itu. Perbuatan seperti inilah yang akan menjadikan kejahatan dan mengotori keimanan kita kepada Allah SWT.

Obat yang mampu mengatasi iri dan dengki adalah dengan mengondisikan hati untuk selalu ridha akan semua ketetapan Allah SWT, menerapkan hidup zuhud terhadap dunia, dan mengetahui apa penyebab dari sifat iri dan dengki itu muncul. Apakah kesombongan, sikap jumawa, dan masih banyak penyebab lainnya. Dengan menghilangkan penyebab ini, maka iri dan dengki pun akan hilang dan musnah.
Demikianlah penjabaran Imam Al-Ghazali.

2. Setiap orang harus merenungkan setiap hadits yang membahas mengenai keutamaan menahan marah, tabah, memberi maaf, dan menahan diri.

3. Berkata pada dirinya sendiri dengan perkataan seperti ini, “Kekuasaan Allah terhadap diriku lebih besar daripada kekuasaanku terhadap objek kedengkianku. Seandainya kuperturutkan iri dengki dan amarahku, pastilah aku tidak akan terhindar dari kemurkaan Allah SWT pada Hari Kiamat. Padahal, aku sangat membutuhkan pemaafan dan ampunan di Hari Kiamat nanti.” Dengan berkata seperti ini, menjadi tanda bahwa diri takut terhadap hukuman Allah SWT setiap iri dan dengki hendak menguasainya.

4. Dengan selalu mengingat kekuasaan Allah SWT terhadap diri setiap manusia, menghindari segala perilaku tercela yang dapat menyebabkan permusuhan dan balas dendam, dan menghindari penyebab timbulnya keinginan untuk balas dendam.

5. Selain itu, ia juga harus membayangkan betapa buruk rupanya saat marah yang akan membuatnya terlihat seperti binatang buas yang hendak menerkam mangsanya.

Akhir agar ingin sembuh dan terhindar dari perilaku iri dan dengki ini adalah dengan kembali pada Allah SWT dan senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam. Ketika hatinya telah kuat dengan iman islamnya, niscaya cinta Allah SWT dan cinta Rasulullah SAW menjadikan pribadi mereka sebagai pribadi yang unggul. Sebagai pribadi yang unggul, tidak ada waktu untuk mendengki serta tidak ada ruang untuk kebencian dan kejahatan.


Islampos