رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لا يَنْبَغِي لأحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ


"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."

Rabu, 07 Desember 2016

ADA KEBAIKAN DI BALIK DOA YANG BELUM DIKABULKAN




Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghaafir: 60)

Selasa, 06 Desember 2016

Doa Antara Dua Sujud



Sejenak mari renungkan satu per satu doa duduk di antara dua sujud yang kadang terlupakan.

Pertama, rabbighfirlii, wahai Tuhan ampunilah dosaku. Dosa adalah beban berat yang wajib dikurangi, bahkan dibuang. Karena dosa, hati menjadi kotor, bahkan mati. Dosa pula yang menjadi sebab seorang hamba malas beribadah. Perlu istighfar setiap waktu agar dosa-dosa itu gugur.


Selasa, 25 Oktober 2016

HAK SEORANG IBU TERHADAP ANAK LAKI-LAKINYA


MEMBANGUN keluarga sakinah merupakan dambaan kita semua. Dasarnya adalah masing-masing anggota keluarga tersebut harus bertaqwa. Salah satu manifestasi taqwa ialah berbuat baik kepada orang tua (birrul walidain). Perlu disadari, bahwa pernikahan itu bukan hanya ikatan 2 orang anak manusia, tetapi mengikat 2 keluarga besar.

BERAKHIRNYA KERAJAAN ISLAM DI SPANYOL



Pada tahun 711, umat Islam mulai memasuki semenanjung Iberia. Dengan misi mengakhiri kekuasaan tiran, Raja Roderick. Umat Islam di bawak kepemimpinan Thariq bin Ziyad menyeberangi lautan yang memisahkan Maroko dan daratan Spanyol. Tujuh tahun kemudian, sebagian besar wilayah semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal sekarang) berhasil diduduki oleh umat Islam. Dan kekuasaan tersebut berlanjut selama lebih dari 700 tahun.

Sabtu, 22 Oktober 2016

PERBUATAN KHIANAT PENYEBAB KESUSAHAN DI DUNIA DAN AKHIRAT



Ada satu jenis lagi perbuatan yang menyebabkan kesulitan hidup di dunia bahkan di akhirat yaitu : KHIANAT

RAHASIA DIBALIK SHALAT TAHAJUD



Salat Tahajjud (Qiyamul Lail) merupakan salah satu salat sunnah yang paling utama setelah salat fardu. Banyak hadis yang menganjurkan kepada kaum muslim untuk mengisi waktu malam mereka dengan beribadah kepada Allah SWT.

Jumat, 21 Oktober 2016

PARA PEMIMPIN YANG SEBAIKNYA DITOLAK


Di antara Nubuwwah(prediksi Nabi Muhammad Shollallahu ’alaih wa sallam) ialah persoalan para pemimpin yang sebaiknya ditolak.

PEDANG DAN PENYEBARAN ISLAM



Sejak hari-hari ketika kaisar Romawi Kristen untuk melemparkan singa-singa, hubungan antara kaisar dan kepala-kepala gereja telah mengalami banyak perubahan. 

KETIKA RASULULLAH SAW KESIANGAN SHALAT SUBUH



DIRIWAYATKAN dari Abu Qatadah RA, yang berkata: Pada suatu malam kami menempuh perjalanan bersama Nabi SAW, sebagian orang mengatakan: “Ya Rasulullah! Sebaiknya kita beristirahat menjelang pagi ini.”

JADILAH ORANG KAYA YANG DICINTAI ALLAH SWT



Betapapun kayanya hidup kita, rasanya tidak akan pernah berarti jika kita tidak dicintai Allah. Mendapatkan ujian harta yang banyak bukanlah hal yang mudah. Maka dari itu banyak di antara kita yang mempunyai banyak harta akhirnya lalai dan terjerumus ke dalam kemaksiatan.

ETIKA ISTRI BERBICARA DENGAN SUAMI



Pasang surut hubungan suami istri dalam membina hubungan rumah tangga merupakan sesuatu yang wajar. Pertengkaran antara dua pasangan menjadi bumbu penyedap rumah tangga.

Rabu, 05 Oktober 2016

KEUTAMAAN MENYAYANGI ANAK YATIM

CrazyToonWorld


Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Artinya : “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya [1].

KEUTAMAAN BER SHALAWAT


Salah satu refleksi dari kecintaan seseorang kepada Baginda Nabi Muhammad SAW adalah membaca shalawat untuknya. Hal ini dipertegas dalam Alquran surah al-Ahzab

NABI MUHAMMAD DISEBUTKAN DI KITAB UMAT KRISTEN



Nabi Muhammad (saw) dalam Perjanjian Lama

Semua nubuat yang disebutkan dalam Perjanjian Lama tentang kedatangan Muhammad (saw) di bawah ini berlaku untuk orang-orang Yahudi dan juga berlaku untuk orang-orang Kristen.

Selasa, 04 Oktober 2016

KISAH PASUKAN MALAIKAT YANG MENOLONG RASULULLAH SAW


Pertolongan atau ma’unah Allah akan senantiasa datang kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki. Bahkan ketika dalam hitungan matematis tidak ada harapan lagi bagi kita dan kita hampir putus asa, justru ma’unah Allah-lah yang akan datang. Bagi Allah, semuanya mudah adanya, tergantung apakah manusia mau memohon kepada-Nya dan berusaha atau tidak. Dan apabila memohon dengan berdo’a sesuai aturan yang ada, ditambah dengan usaha yang gigih, maka Allah tidak akan menolaknya.

BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH SWT




Alhamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

SERAKAH



زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."  
(QS. Ali Imran [3]:14)

Minggu, 02 Oktober 2016

KISAH IMAM AL- BUKHARI


Negeri Bukhara sebagai negeri muara sungai Jihun yang terletak di sebelah utara Afghanistan dan sebelah selatan Ukraina adalah negeri yang banyak melahirkan imam-imam Ahlul hadits dan Ahlul fiqh.

Sabtu, 01 Oktober 2016

MAKNA AIR MATA




Pada kesempatan yang lain kami kembali berkunjung ke kediaman Abu Yusuf. Namun ketika itu Ibrahim kecil sedang menghadapi sakaratul maut.

KEDATANGAN NABI MUHAMMAD SAW KE MADINAH



BEGITU terdengar keberangkatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah dari Makkah menuju Madinah, maka kaum Anshâr keluar dari rumah-rumahnya untuk menunggu kedatangan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

MENJAGA AIB SUAMI



Manusia tidak ada yang sempurna.Begitupun dalam keseharian suami istri,pastilah banyak kekurangan disana sini.

Ketika seseorang telah menikah, maka isteri Dan suami telah menjadi satu bagian. Mereka bagaikan pakaian bagi satu sama lain. Dan fungsi utama pakaian adalah menutup aurat.

Jumat, 30 September 2016

DALIL PUASA SATU MUHARAM



Allah swt menjadikan 4 di antara 12 bulan yang ada sebagai bulan-bulan haram, yaitu Dzulkaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab berdasarkan firman-Nya :

Shalat Sunnah menutup kekurangan Shalat Fardhu




Kewajiban kita beribadah kepada Allah dengan sempurna. Namun dengan kelemahan kita, selalu ada kekurangan dalam ibadah itu. Maka kita beristighfar setelah beramal, seperti istighfarlah shalat.

PERKATAAN PUN BISA MENJADI SEDEKAH

4vector.com

DI antara bentuk sedekah aggota badan adalah ucapan yang baik. Allah telah menjadikan ucapan lembut dan baik sebagai kualifikasi turunnya rahmat Allah. 

Rabu, 14 September 2016

Baru Masuk Islam, Dubes Inggris Untuk Saudi Langsung Tunaikan Ibadah Haji


Baru menjabat sebagai Duta Besar Inggris untuk Kerajaan Arab Saudi sejak akhir bulan Januari kemarin, Dubes Simon Paul Collis bersama istrinya langsung tunaikan rukun Islam ke lima bersama istrinya Huda Mujarkech musim haji 1437 H.

KEBERKAHAN DIPAGI HARI


Waktu pagi merupakan waktu istimewa. Ia selalu diasosiasikan sebagai simbol kegairahan, kesegaran dan semangat. Barangsiapa merasakan udara pagi niscaya dia akan mengatakan bahwa itulah saat paling segar alias fresh sepanjang hari. Pagi sering dikaitkan dengan harapan danoptimisme. Pagi sering dikaitkan dengan keberhasilan dan sukses. Sehingga dalam peradaban barat-pun dikenal suatu pepatah berbunyi:
 ”The early bird catches the worm.” (Burung yang terbang di pagi harilah yang bakal berhasil menangkap cacing).

ATURAN PERANG DALAM ISLAM



ISLAM memang mengajarkan perang dalam kondisi, sebab, dan tujuan tertentu. Namun Islam tidak membiarkan emosi manusia tak terarah dalam peperangan. Sehingga mereka melakukan apapun yang mereka inginkan demi mencapai kemenagan. Perang dalam Islam ada hukum dan aturannya. Di antara aturan tersebut adalah:

Hari Pertama di Alam Kubur, Mayit Didatangi Rauman


SETIAP yang bernyawa pasti akan mengalami 
kematian. Itu berarti seseorang yang semasa hidupnya berada di atas tanah, dan melakukan segala sesuatu untuk hidupnya, 
kini harus kembali ke dalam perut bumi. Tanah yang dulu kita inak-injak, saat itu menjadi tempat istirahat untuk kita hingga menjelang hari kiamat.

Selasa, 13 September 2016

6 KELEMAHAN JIN




Meskipun Jin dan Setan memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh manusia, akan tetapi al-Qur’an dengan tegas mengatakan bahwa hakikatnya setan dan tipu dayanya itu adalah lemah. Berikut adalah beberapa macam kelemahan jin, di antaranya:

6 TANDA MANUSIA YANG SEDANG DISUKAI OLEH JIN



“Jin terkadang jatuh cinta kepada manusia sebagaimana manusia jatuh cinta pada manusia lainnya, dan sebagaimana seorang lelaki mencintai wanita, dan wanita mencintai pria,” (Ibnu Taimiyah dalam “An-Nubuwat” Hal. 399).

Mukjizat Al-Qur'an : Api dibawah laut



Dua ahli geologi berkebangsaan  Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat (AS), Rona Clint pernah meneliti tentang kerak bumi dan patahannya di dasar laut.

NABI ADAM AS, BUKAN MANUSIA PERTAMA ?


Tak mudah memang menulusuri genealogi umat manusia. Ada banyak faktor penyebab tentunya, yang paling krusial adalah minimnya data akibat perbedaan waktu yang cukup panjang.

ALHAMDULILLAH, LELAH ITU NIKMAT



Pernahkah kita merasa lelah? Tentu semua 
manusia pernah mengalaminya, lalu apakah kita tau kalo lelah itu ternyata 'nikmat' ?
Bagaimana mungkin? Logikanya bagaimana?
Jika anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang ke rumah dalam kelelahan yang sangat. Itu adalah nikmat Allah swt yang luar biasa, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan bingung mencari kerja.

KETIKA MUSLIM MENYELAMATKAN 150.000 ORANG YAHUDI



KONFLIK memanas di Iberia. Kristen Spanyol kian menguat dengan bersatunya Kerajaan Castilla dan Aragon melalui pernikahan Ratu Castillah Isabela dengan Raja Aragon Ferdinand. Pada bulan Juli 1492, Spnyol yang baru, membuat kebijakan membantai dan mengusir orang-orang Muslim dan Yahudi di wilayah mereka. Kejadian ini merupakan bagian dari kebijakan kejam dan brutal yang dikenal dengan inquisisi.

Husien Bin Ali Bin Abi Thalib, Cucu Rasulullah SAW yang Syahid di Karbala



Sayyidina Husien dan keluarganya syahid di Karbala pada 10 Muharam 61 hijriyah. Tragedi ini selalu dikenang oleh kaum muslimin sebagai noda hitam dalam sejarah Islam. Tragedi Karbala.

Mungkin saja tak ada peristiwa kemanusiaan yang melebihi kedahsyatan Tragedi Karbala pada 14 abad silam. Ketika itulah cucu Rasulullah SAW, Husien dan segenap keluarganya dibunuh tanpa ampun. Sayyidina Husien sendiri dipancung. Inilah noda hitam dalam sejarah Islam yang hingga kini selalu diratapi umat Islam di seluruh dunia. Tapi tragedi ini juga merupakan ungkapan suatu pengorbanan luar biasa para syahid di jalan kebenaran dan keadilan Allah SWT.

MENGENAL BATU "HAJAR ASWAD"



Hajar Aswad adalah “batu hitam” yang terletak di sudut sebelah tenggara Ka’bah, yaitu sudut dimana Tawaf dimulai. Hajar Aswad merupakan jenis baru “ruby” yang diturunkan Allah dari Surga melalui Malaikat Jibril.

Senin, 12 September 2016

MANA YANG LEBIH PENTING AQIQAH ATAU QUR'BAN. BILA SUDAH DEWASA NAMUN BELUM DI AQIQAH




Hukum Aqiqah
Aqiqah adalah sembelihan hewan kurban untuk anak yang baru lahir dan dilakukan pada hari ketujuh kelahirannya. Hukum pelaksanaan aqiqah ini adalah sunnah muakkadah, sebagaimana diriwayatkan dari Samurah bahwa Nabi saw bersabda,”Setiap anak yang dilahirkan itu terpelihara dengan aqiqahnya dan disembelihkan hewan untuknya pada hari ketujuh, dicukur dan diberikan nama untuknya.” (HR. Imam yang lima, Ahmad dan Ashabush Sunan dan dishohihkan oleh Tirmidzi)

Minggu, 11 September 2016

BELAJAR KETAATAN DARI KELUARGA NABI IBRAHIM



Allah telah memuliakan beberapa bulan dari bulan – bulan yang ada. Salah satu bulan mulia itu adalah bulan Dzulhijjah. Banyak syari’at mulia yang hanya diperintahkan Allah pada bulan ini. diantaranya adalah ibadah Haji dan berqurban. Adalah sebuah renungan baik bagi kita orang tua, dari sepenggal kisah pengorbanan dan ketaatan yang luar biasa itu datang dari sebuah keluarga—ayah, ibu dan anak—yang taat. 
Keteladanan Nabiyullah Ibrahim as. dan putranya Nabi Ismail as. saat keduanya menjalankan perintah Allah SWT dengan penuh ketaatan dan ketundukan. Dengan keikhlasannya Nabi Ibrahim as. melaksanakan perintah untuk menyembelih putranya. Ismail pun begitu tunduk pada perintah Tuhannya sehingga rela mengorbankan jiwa dan raganya. Keduanya merasa ridha dan yakin akan perintah Allah SWT hingga tak sedikit pun tampak rasa enggan, ragu, apalagi menolak.

PSIKOLOGI UCAPAN



Ucapan yang keluar dari nafs yang penuh gejolak dan hati yang buruk akan menggerakkan dan membangkitkan keburukan dari lawan bicaranya. Oleh karena itu, pada saat berbicara hendaknya manusia memperhatikan nafs-nya ataupun nafs orang lain agar tercapai kebaikan dan ketenangan. Betapa indah ucapan sayidina Ali kwh ketika menjelaskan rahasia ucapan:

Sabtu, 10 September 2016

RUH ORANG MU'MIN KEMBALI KE DUNIA SETIAP MALAM JUM'AT



قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:«إن أرواح المؤمنين يأتون كل جمعة إلى سماء الدنيا فيقفون بحذاء دورهم وبيوتهم فينادي كل واحد منهم بصوت حزين: يا أهلي وولدي وأهل بيتي وقراباتي، اعطفوا علينا بشيء، رحمكم الله، واذكرونا ولا تنسونا، وارحموا غربتنا، وقلة حيلتنا، وما نحن فيه، فإنا قد بقينا في سحيق وثيق، وغم طويل، ووهن شديد، فارحمونا رحمكم الله، ولا تبخلوا علينا بدعاء أو صدقة أو تسبيح، لعل الله يرحنا قبل أن تكونوا أمثالنا، فيا حسرتاه وانداماه يا عباد الله، اسمعوا كلامنا، ولا تنسونا، فأنتم تعلمون أن هذه الفضول التي في أيديكم كانت في أيدينا، وكنا لم ننفق في طاعة الله، ومنعناها عن الحق فصار وبالاً علينا ومنفعته لغيرنا، والحساب والعقاب علينا» ، قال:«فينادي كل واحد منهم ألف مرةٍ من الرجال والنساء، اعطفوا علينا بدرهم أو رغيف أو كسرة» قال: فبكى رسول الله صلى الله عليه وسلم وبكينا معه، فلم نستطع أن نتكلم ثم قال: «أولئك إخوانكم كانوا في نعيم الدنيا، فصاروا رميماً بعد النعيم والسرور» ، قال: «ثم يبكون وينادون بالويل والثبور والنفير على أنفسهم يقولون: يا وليتنا لو أنفقنا ما كان في أيدينا ما احتجنا فيرجعون بحسرة وندامة

Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya ruh-ruh orang mukmin datang setiap malam jumat pada langit dunia. Lalu mereka berdiri di depan pintu-pintu rumah mereka. 

Kamis, 08 September 2016

ADAB BERTEMAN DAN BERTETANGGA

Oleh: Habib Muhsin bin ‘Alwi Assagaf
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tahukah kalian, apa saja hak tetangga? Hak tetangga di antaranya adalah
jika dia meminta pertolonganmu, maka kau harus membantunya,jika ia meminjam (berhutang) kepadamu, maka kau meminjaminya,jika ia miskin, maka kau berderma kepadanya,jika ia sakit, maka kau menjenguknya,jika ia meninggal dunia, maka kau melayat jenazahnya,jika ia memperoleh kebaikan, maka kau ucapkan selamat kepadanya,jika ia memperoleh musibah, maka kau ikut berduka atasnya.Janganlah kau mendirikan bangunan yang lebih tinggi dari rumahnya sehingga menghalangi udara memasuki rumahnya, kecuali atas seizinnya.Jika kau membeli buah-buahan, maka berilah dia dan jika kau tidak memberinya, maka bawalah buah-buahan itu ke dalam rumahmu secara sembunyi-sembunyi dan jangan sampai anakmu membawanya ke luar rumah agar anak tetanggamu tidak marah.Jangan kau ganggu dia dengan asap masakanmu, kecuali jika kau memberinya juga.
Tahukah kalian apa saja hak tetangga? Demi Dia yang jiwaku berada dalam genggamannya, tidak mungkin seseorang mampu memenuhi semua hak tetangga, kecuali dia yang dirahmati oleh Allâh Ta’âlâ .” (HR ‘Umar Bin Syu’aib)

HARAMKAH MELETAKKAN ALQURAN DI LANTAI ?

Oleh Habib Novel Bin Muhammad Alaydrus

AlQuran adalah Kalamullah, maka setiap Mukmin wajib memuliakan Kalamullah.  Allah Ta’ala mewahyukan:
Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.  (QS. Al-Hajj, 22:32)

Jumat, 08 Juli 2016

Syekh Abdul Qadir Jaylani Walinya Sebagian Besar Orang Indonesia


Syekh Abdul Qadir al-Jaylani merupakan tokoh sufi paling masyhur di Indonesia. Peringatan Haul waliyullah ini pun selalu dirayakan setiap tahun oleh umat Islam Indonesia. Tokoh yang diyakini sebagai cikal bakal berdirinya Tarekat Qadiriyah ini lebih dikenal masyarakat lewat cerita-cerita karamahnya dibandingkan ajaran spiritualnya. 

Selasa, 21 Juni 2016

Bertakwalah, Dimanapun Anda Berada


Satu hal yang sering luput dari perhatian kita sebagai seorang muslim adalah bahwa setiap diri kita akan senantiasa diawasi dan dicatat amal-amalnya apakah baik atau buruk oleh malaikat Raqib dan ‘Atid. Semuanya pasti tahu, ini bukanlah pengetahuan baru, bukan pula ilmu baru bagi kita, namun marilah sedikit meluangkan waktu untuk kembali menyadari dan mulai menginternalisasikan pada diri akan kesadaran tentang hal ini.

Semua Makhluk Ada Jalan Hidupnya



Ketika kita memperhatikan gerak kehidupan dari beragam makhluq yang ada di alam ini, kita mungkin akan menemukan keunikan pada masing-masing makhluq yang kita amati. Tak terkecuali manusia, yang mana memiliki gerak kehidupan yang sangat beragam dan unik sesuai keadaan dan kecenderungan masing-masing, dari mereka yang cenderung bergerak sebagai pedagang, dokter, insinyur, pengajar atau guru, hingga petani maupun nelayan, dan seterusnya. Setiap peran yang ada di antara manusia adalah seperti bagian-bagian tubuh yang berbeda namun saling melengkapi dan menopang, dari yang kecil hingga yang besar, dari yang sederhana hingga yang rumit. Semua perbedaan tersebut adalah fenomena keseimbangan yang tak dirancang atau direncanakan oleh manusia itu sendiri. Dan demikian pula halnya dengan beragam makhluq lain selain manusia, yang semuanya memiliki gerak kehidupan dan kecenderungan masing-masing yang khas dan saling melengkapi, yang tentunya juga di luar rencana dan kesadaran mereka sendiri.

Ketika kita mengamati kehidupan para nelayan, yang menjadikan hasil laut sebagai penopang keberlangsungan hidup mereka, maka kita akan mendapati bahwa para nelayan tulen biasanya memang lebih cenderung tertarik dengan dunia laut dan ikan daripada dunia kesibukan lainnya, seakan-akan keahlian mereka dalam menangkap ikan di laut pun sudah menjadi akar semangat yang menjadi penggerak kehidupan mereka, sebagaimana misalnya para pedagang tulen yang tentu jiwanya juga akan lebih bersemangat dengan dunia dagangnya daripada dunia selainnya, yang mana jika misalnya antara nelayan dan pedagang tersebut harus bertukar profesi, pastinya masing-masing akan merasakan kejanggalan dan ketidaksesuaian, karena memang masing-masing memiliki kecenderungan jiwa yang berbeda. Di samping itu, para nelayan biasanya juga akan dengan sendirinya mewariskan kemampuannya kepada generasi berikutnya. Dan tentunya memang harus ada generasi penerus bagi para nelayan, karena memang tak bisa dibayangkan jika ternyata di dunia ini tiada yang tertarik untuk meneruskan profesi tersebut. Dan itulah kenyataan bahwa sistem mewariskan keahlian pun sebenarnya merupakan fenomena alami yang di luar kendali manusia. Sekuat apapun manusia berkehendak untuk menciptakan fenomena keseimbangan tersebut sendiri, atau bahkan menghilangkannya, maka di sana telah ada Kekuatan tak terlihat yang telah lebih dahulu merancang dan mengaturnya, bahkan tanpa manusia minta.

Beralih ke makhluq selain manusia, jika memang strategi berburu ikan di laut menggunakan jaring adalah hal yang wajar dan tak perlu dipertanyakan, karena memang adalah tak mungkin jika manusia yang bisa berfikir dengan akalnya akan menangkap ikan hanya menggunakan kedua tangannya, maka yang mengherankan dan  perlu dipertanyakan adalah jika ada makhluq selain manusia yang memiliki kecerdasan setingkat manusia, yang mana bisa mengatur strategi berburu layaknya para nelayan, padahal makhluq tersebut tidak dilengkapi perangkat akal untuk berfikir.

Laba-laba, dialah makhluq kecil yang meskipun hidup berkaki namun bisa menangkap makhluq terbang yang tak terjangkau oleh kakinya. Kita tidak tahu kecerdasan macam apa yang dimiliki oleh makhluq tak berakal itu hingga dia bisa mengerti bahwa cara menangkap serangga yang terbang adalah dengan membuat perangkap halus di udara, agar mangsa bersayap tersebut nantinya dapat terjerat ketika melewati perangkap yang dibuatnya itu, seakan-akan dia memiliki cara berfikir yang sama seperti para nelayan, yang membuat perangkap jaring di dalam laut untuk menangkap ikan yang tak terjangkau oleh tangan mereka. Dan pola anyaman jaring perangkap yang diciptakan laba-laba pun begitu teratur dan rapi, serta sesuai dengan ukuran medan yang digunakannya, seakan-akan dia juga memiliki kemampuan memperhitungkan hingga mengerti cara mengukur tempat dan menyesuaikannya dengan pola serta ukuran jaring yang harus dirancang dan diciptakannya. Tentu kecerdasan semacam itu hanya akan dimiliki oleh para arsitek. Namun sulit dimengerti bahwa makhluq tak berakal sekecil itu ternyata mampu berbuat sedemikian rupa, seakan-akan ia memiliki daya arsitektur tinggi yang mana pastinya juga menggunakan logika.

Selain itu, dia pun bahkan hingga mengerti beragam fungsi lain dari benang jaringnya tersebut; dia juga menggunakan benang jaringnya itu untuk berayun dan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, untuk melarikan diri dengan cepat dari kejaran pemangsa, membungkus dan membekap mangsanya yang telah terjerat dalam perangkap, melindungi lubang sarangnya, atau membuat kantung untuk diisi ratusan telurnya, dan seterusnya. Dan konon, ratusan telur yang kemudian menetas akan mengeluarkan laba-laba kecil yang masih lemah, yang selanjutnya menghadapi tantangan hidup berupa dimakan burung, kadal, semut, atau makhluq lainnya, hingga menyisakan sebagian saja dari mereka untuk bisa sampai menjadi laba-laba dewasa. Dan mungkin memang demikianlah cara makhluq-makhluq yang lain memperoleh rizki mereka. Karena seekor laba-laba betina pun juga tidak pernah merencanakan bahwa dia akan bertelur dalam jumlah ratusan. Dia juga tidak pernah mempertanyakan mengapa dia harus bertelur sebanyak itu. Mungkin saja, jika telur laba-laba hanya berjumlah sedikit, bisa jadi semuanya akan dimakan habis oleh para pemangsanya hingga tiada lagi yang tersisa untuk menyambung keberlangsungan hidup generasi laba-laba berikutnya. Ataupun jika jumlah telur yang sedikit tersebut akan harus selalu selamat semuanya hingga dewasa, maka mungkin peluang rizki bagi para pemangsanya pun akan berkurang, dan jalan rizki mereka pun akan berbeda dari yang biasanya. Dan demikianlah sebagian kecerdasan yang kita dapati di alam ini, tanpa kita mampu melihat secara kasat mata Kekuatan macam apa yang menggerakkan semua itu.

Tiada pula yang bisa mengira bahwa ternyata sebuah tumbuhan yang berbatang segar sanggup bertahan hidup di daerah gurun yang kering sekalipun. Kaktus gurun, dialah makhluq yang memiliki keunikan berupa kemampuan pada akarnya untuk menembus jauh ke dalam tanah agar dapat menyerap air di daerah yang bahkan tergolong kurang air. Dan air yang berharga tersebut kemudian disimpannya di dalam ruang batangnya sebagai persediaan kehidupannya. Dia juga memiliki perlengkapan berupa duri yang menyelimuti permukaan batangnya, yang konon di antara fungsinya adalah sebagai pelindung dari hewan pemakan tumbuhan, dan juga untuk memperkecil potensi penguapan, karena memang tingkat penguapan di daerah gurun tentu jauh lebih tinggi dikarenakan suhu panasnya. Mungkin jika kita diposisikan dalam peran sebagai kaktus, tampaknya kita tidak akan memilih tempat yang kering dan panas untuk melanjutkan hidup. Namun justru memang demikianlah kapasitas dan keunikan sebuah tumbuhan gurun bernama kaktus. Dia bahkan mungkin tidak bisa hidup jika harus terendam di daerah rawa yang berlebihan kadar airnya. Begitu juga sebaliknya, tidak mungkin tumbuhan rawa bisa hidup jika harus bertukar habitat dengan kaktus tersebut. Masing-masing memang telah memiliki cara tersendiri untuk bertahan hidup sekaligus memerankan sebuah fungsi bagi ekosistemnya. Dan itu semua adalah kecanggihan alami yang tentunya di luar kesadaran benda alam itu sendiri.

Begitu pula dengan keunikan yang ada pada makhluq bernama ulat sebagai misal lainnya; kita mungkin bisa mempertanyakan bagaimana bisa makhluq sekecil itu sanggup menghabiskan dedaunan yang cukup banyak pada sebatang tumbuhan, seakan-akan dia memiliki sebuah rencana dan tujuan dalam tingkah lakunya itu. Dan memang konon, proses memakan daun yang terus-menerus dilakukannya tersebut tak lain adalah sebagai langkah persiapannya sebelum memasuki tahapan kepompong di mana akan mengharuskannya berhenti makan untuk beberapa lama. Namun tentunya akan mengherankan jika seekor ulat yang ukurannya jauh lebih kecil dari ukuran otak manusia ternyata bisa memperkirakan bahwa untuk menghadapi keadaan yang ‘paceklik’ tanpa makanan, maka dia harus bersiap-siap mengumpulkan energi terlebih dahulu sebelumnya, layaknya kebutuhan akan sahur sebelum berpuasa. Padahal jika kita renungkan, tentu kemampuan merencanakan semacam itu hanya akan dimiliki oleh makhluq yang memiliki akal. Namun nyatanya ulat yang tak dianugerahi akal pun telah terbukti sanggup membuat perencanaan semacam itu.

Dan keunikan ulat itupun tak hanya sampai di situ, bahkan pada kenyataannya, dari hasil kepompong itulah sebuah lingkungan alam akan kemudian dilengkapi dengan seekor serangga terbang bernama kupu-kupu, yang mana salah satu fungsinya adalah untuk membantu proses penyerbukan pada tumbuhan. Dan dari penyerbukan itulah tumbuhan akan dapat berkembang biak. Maka di sinipun semakin tampak jelas betapa canggihnya cara kerja alam ini. Dan bahkan jika kita perhatikan lagi dan kemudian lagi, ternyata melalui ulat dan kupu-kupu jugalah burung-burung dapat memberi makan anak-anaknya yang belum bisa terbang untuk mencari makan sendiri. Jika saja ulat dan kupu-kupu tidak pernah ada, mungkin peluang memperoleh makanan bagi burung-burung tersebut pun akan menjadi berkurang.

Dan sesungguhnya, betapapun manusia sangat berkehendak dan berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan fenomena yang tampak tidak nyaman atau perlu dikasihani, misalnya seperti daun yang dimakan ulat tersebut, atau ulat dan kupu-kupu yang dimakan burung, kaktus dengan duri tajamnya yang hidup di tempat yang kekurangan air, laba-laba yang memangsa dan yang dimangsa, atau perbedaan profesi manusia yang kerap menimbulkan perselisihan di antara mereka, maka niscaya semua fenomena itu pun akan selalu tetap ada, dan justru itulah yang sengaja diperlihatkan kepada manusia, agar direnungkan dan disadari betapa tak berdayanya mereka untuk merancang, mengatur, mengendalikan, atau hingga menghilangkan semua itu.

Demikianlah kurang lebih gambaran tentang kehidupan ini. Tiada manusia yang sanggup menghilangkan keburukan sepenuhnya dari dunia ini, karena memang adanya keburukan adalah justru untuk menjadi pembeda bagi kebaikan. Dan manusia dengan akalnya pun akan kemudian terseleksi dengan sendirinya, antara golongan yang dianugerahi keberuntungan dengan golongan yang sebaliknya, antara mereka yang dianugerahi kemampuan untuk meyakini adanya Tuhan, dengan mereka yang meragukan-Nya atau bahkan mengingkari-Nya sama sekali. Dan di sinilah manusia yang dianugerahi keberuntungan akan kemudian kembali dengan sepenuh hati kepada Tuhan mereka, Tuhan dalam arti yang sesungguhnya, yaitu Pencipta yang tidak pernah menjadi ciptaan, yang tidak pernah butuh untuk melahirkan apalagi hingga dilahirkan. Maha Suci Tuhan dari kekurangan semacam itu.

Dialah Allah (subhaanahuu wata’aalaa), satu-satunya Dzat yang menciptakan segala sesuatu, yang mana karena kesempurnaan-Nya-lah akal manusia yang terbatas pun hingga tak sanggup menampung segenap kebesaran-Nya. Oleh karena itulah Allah (subhaanahuu wata’aalaa) mengutus para Rasul-Nya dari golongan manusia untuk menjelaskan kepada mereka tentang hakikat diri-Nya, juga tentang hakikat kehidupan dunia yang nyatanya tak pernah abadi. Tiada tawa yang abadi di tempat singgah ini, demikian pula dengan kesulitan. Yang ada hanyalah janji abadi tentang hasil dari amal kebaikan dan amal keburukan di hari yang abadi kelak. Pada hari yang abadi itulah segala bentuk amal yang bahkan berupa gerakan batin sekalipun akan dinilai secara tepat, yang tidak baik akan kita sesali, dan yang baik akan menggembirakan kita.

Dan bagaimanapun juga, segala bentuk peran di dunia ini pada hakikatnya adalah anugerah bagi manusia, selama disertai iman dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Tiada yang salah dari menjadi nelayan, petani, pengajar atau guru, insinyur, dokter, pedagang, atau apapun selama tetap dalam ketaatan tersebut. Yang salah adalah keadaan di mana kita sengaja melanggar ketaatan itu, ataupun menganggap bahwa profesi kita adalah satu-satunya yang paling penting di antara profesi yang ada. Maka tetaplah berbahagia dengan berbuat kebaikan dalam keadaan masing-masing, sambil berusaha memperbaiki kesalahan yang telah lalu semampunya, karena Allah akan berbahagia pula dengan kebahagiaan hamba-Nya yang bersabar mentaati-Nya dalam keadaan apapun. Dan berbahagialah ketika sesama manusia juga berbahagia dalam usaha mentaati Allah dan Rasul-Nya, karena mungkin demikianlah jalan hidup orang-orang yang beriman dan berserah diri, yaitu ruku’ bersama-sama di hadapan Allah, insyaa’Allaah.

Sesungguhnya tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah (subhaanahuu wata’aalaa), Yang Maha Tunggal dan tak pernah melahirkan tuhan-tuhan lain yang mendampingi-Nya. Maha suci Allah. Dan sesungguhnya Rasul atau utusan Allah yang membawa kebenaran untuk manusia akhir zaman adalah Muhammad (shallallaahu ‘alaihi wasallam), yang membawa al-Qur’an untuk menyempurnakan ajaran para Rasul pendahulunya di dalam Taurat, Injil dan kitab langit lainnya yang telah dicampuri rekayasa tangan manusia.

Dan sesungguhnya tiada manusia yang tahu persis nasib masa depannya di hari yang kekal nanti, apakah akan selamat ataukah justru sebaliknya. Dan tiada manusia yang berhak mendaftarkan orang lain ke dalam neraka selama mereka masih hidup dan memiliki kesempatan untuk meraih hidayah iman dan Islam. Adapun yang telah dijelaskan kepada kita tentang keselamatan akhirat adalah bahwa Allah akan merahmati hamba-Nya dengan cara menjadikannya beramal kebaikan di dunia ini, disertai iman dan ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya. Dan bagaimanapun, tugas kita hanyalah berusaha menempuh ketaatan yang diperintahkan tersebut dengan segenap kemampuan, sedangkan perkara hasil hanyalah wewenang Allah semata. Dan hanya milik Allah sajalah segala kebenaran, hidayah dan taufiq.

Eramuslim


Benarkah Penyakit Pikun Karena Sering Tidur Sehabis Subuh !



Tidak terdapat satu nash pun yang melarang seseorang tidur setelah shalat shubuh sehingga hukumnya adalah tetap seperti asalnya yaitu boleh.

Namun demikian diantara arahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya bahwa apabila mereka menunaikan shalat shubuh maka mereka tetap duduk di tempat shalat mereka hingga terbit matahari, sebagaimana disebutkan didalam Shahih Muslim (1/463) no. 670 dari hadits Simak bin Harb katanya; aku berkata kepada Jabir bin Samurah; “Mungkin anda pernah duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Dia menjawab; “Ya, dan itu banyak kesempatan, Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah beranjak dari tempat shalatnya ketika subuh atau pagi hari hingga matahari terbit, jika matahari terbit, maka beliau beranjak pergi. Para sahabat seringkali bercerita-cerita dan berkisah-kisah semasa jahiliyahnya, lantas mereka pun tertawa, namun beliau hanya tersenyum.”

Juga permintaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Tuhannya agar memberkahi umatnya di pagi hari mereka, sebagaimana terdapat didalam hadits dari Shakhr Al Ghamidi, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau mengucapkan: “ALLAAHUMMA BAARIK LI UMMATII FII BUKUURIHAA (Ya Allah, berkahilah umatku di pagi hari mereka). Dan beliau apabila mengirim expedisi atau pasukan beliau mengirim mereka di awal siang. Dan Shakhr adalah seorang pedagang dan ia mengirim perdagangannya di awal siang, maka hartanya bertambah banyak. Abu Daud berkata; ia adalah Shakhr bin Wada’ah. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah) Hadits ini dikuatkan oleh hadits Ali, Ibnu Umar, Ibn Abbas, Ibnu Mas’ud dan selain mereka.

Dari sini, sebagian ulama salaf memakruhkan tidur setelah shubuh. Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan didalam “Mushannaf”nya 5/222 no. 25442 dengan sanad shahih dari Urwah bin az Zubeir bahwa dia berkata,”Zubeir dahulu melarang anaknya untuk tidur diwaktu pagi hari. Urwah berkata,’Sesungguhnya aku mendengar bahwa seeorang tidur di waktu pagi hari maka aku pun meninggalkannya.”

Ringkasnya bahwa yang lebih utama bagi seseorang adalah mengisi waktu ini dengan hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan akheratnya. Dan jika dia tidur di waktu itu untuk menguatkan dirinya dalam menunaikan pekerjaannya maka hal itu tidaklah mengapa terlebih lagi jika ia adalah orang yang diwaktu-waktu siangnya sulit sekali tidur kecuali di waktu ini (bada shubuh).

Ibnu Abi Syaibah didalam “Mushannaf”nya (5/223 No. 25454) meriwayatkan dari hadits Abi Yazid al Madini berkata,”Umar pernah mengunjungi Shuhaib di pagi hari lalu dia mendapatkanna sedang tidur dan ia pun duduk hingga Shuhaib terbangun. Shuhaib berkata,” Amirul Mukminin duduk diatas tempat duduknya sementara Shuhaib tidur diatas tempat tidurnya!” Umar pun berkata kepadanya,”Aku tidak suka agar engkau meninggalkan tidur yang menyertaimu.”

Adapun tidur setelah ashar maka ia juga boleh dan apa yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang larangan tidur di waktu ini adalah tidak benar.
Adapun apa yang dinisbahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda,”Tidur setelah ashar maka akan menghilangkan akalnya. Untuk itu tidak ada yang bisa disalahkan kecuali dirinya sendiri.” Ini adalah hadits batil yang tidak berasal dari Nabi saw. (Slilsilah adh Dhaifah No. 39). (Fatawa Islam Sual wa Jawab No. 2063)

Wallahu A’lam

Eramuslim


Untuk Ya'juj Dan Ma'juj, Dzul Qarnain Bangun Tembok Penghalang.

ANDA tentu mengenal Dzul Qarnain bukan? Ya, dia merupakan seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Dikisahkan bahwa dia telah membangun tembok besi yang tinggi untuk melindungi kaum lemah dari serangan Ya’juz dan Ma’juz yang ditemuinya dalam perjalanannya menuju timur.

Dzul Qarnain begitu menyayangi rakyatnya, hingga ia buat dinding penghalang yang dibangun untuk Ya’juz dan Ma’juz. Lalu, apakah ada manusia yang pernah melihat dinding tersebut?

Dinding yang dibangun Dzul Qarnain pernah dilihat oleh seorang sahabat Nabi ﷺ. Hal ini disebutkan dalam sebuah riwayat yang disebutkan oleh Bukhari, bahwa seseorang pernah berkata kepada Nabi ﷺ, “Aku pernah melihat dinding itu menyerupai selendang lurik.” Nabi ﷺ pun menjawab untuk membenarkan ciri-ciri dinding yang dilihat pria itu, “Engkau benar sudah melihatnya.”

Ibnu Hajar menuturkan, hadis ini disampaikan oleh Ibnu Abi Umar melalui jalur riwayat Sa’id ibn Abi Arubah, dari Qatadah, dari seorang penduduk Madinah yang pernah berkata kepada Nabi ﷺ, “Wahai Rasulullah, aku pernah melihat dinding penghalang Ya’juz dan Ma’juz.” Nabi ﷺ lalu balik bertanya, “Bagaimana engkau melihatnya?”

Pria itu menjawab, “Seperti selendang lurik yang bergaris-garis merah dan hitam.”

Nabi ﷺ pun bersabda membenarkan pernyataan pria itu, “Engkau benar sudah melihatnya,” (HR. Ibnu Hajar).

Al-Hafidz Ibnu Katsir menyebutkan kisah tentang upaya sejumlah penguasa untuk menemukan dinding penghalang Ya’juz dan Ma’juz, dengan menuturkan, bahwa Khalifah al-Watsiq mengutus salah seorang panglima perangnya bersama satu ekspedisi ini untuk melukiskan kepadanya mengenai ciri-ciri dinding penghalang tersebut.

Ekspedisi ini pun menempuh perjalanan dari satu negeri ke negeri lain, dari satu kerajaan ke kerajaan lain. Hingga akhirnya, sampailah mereka di satu tempat. Di sana, mereka melihat bangunan dinding penghalang yang terbuat dari besi dan timah. Menurut mereka, bahwa mereka melihat sebuah pintu sangat besar dengan banyak gembok yang besar pula. Mereka juga melihat sisa-sisa batu dan bekas-bekas pembangunan di sebuah menara sana. Dinding itu dijaga oleh beberapa orang raja di wilayah sekitarnya. Dinding tersebut sangat besar, tinggi dan kokoh, tak dapat ditembus dan dipanjat. Begitu pula pegunungan yang mengelilinginya. Setelah itu, mereka kembali ke negeri mereka. Ekspedisi ini mereka jalani selama lebih dari dua tahun. Selama itu pula, mereka menyaksikan banyak hal yang menakjubkan.

Ibnu Katsir tidak menyebutkan mata rantai periwayatan kisah ini. Ia sedikit pun tidak pernah menyinggungnya.

Islampos



Masjid Dan Azan


Masjid adalah tempat suci dan sangat dihormati umat Islam di seluruh dunia. Di masjid dimuliakan nama Allah melebihi tempat lain (QS an-Nur [24]: 36). Masjid merupakan bangunan risalah pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Sejalan dengan fungsi masjid sebagai tempat bersujud kepada Allah SWT maka masjid dan suara azan tidak dapat dipisahkan. Bukanlah masjid kalau tidak mengumandangkan suara azan. Suara azan tidak mungkin pula dikumandangkan secara rutin kalau bukan di masjid.

Pada zaman nabi, azan belum menggunakan pengeras suara. Muazin pertama Rasulullah, yaitu Bilal bin Rabah, cukup berdiri di tempat tinggi untuk mengumandangkan seruan azan. Dalam hadis diriwayatkan suatu ketika tiba waktu shalat, Rasulullah memanggil Bilal, “Wahai Bilal, kumandangkanlah azan, hiburlah kita dengan dia (azan itu).”

Tidak seorang pun ulama di dunia Islam yang memandang bidah azan dengan pengeras suara. Sudah jelas batas antara ibadah dan dunia dalam hal azan ini. Mustafa Kemal Ataturk di Turki pernah mengeluarkan larangan azan dalam bahasa Arab dari menara-menara masjid, tapi hanya berlangsung selama Ataturk berkuasa.

Mengapa suara azan harus jelas terdengar? Sebab, tujuan azan memanggil orang shalat berjamaah ke masjid. Namun demikian, kriteria muazin perlu lebih diperhatikan. Panggilan azan tidak sekadar asal bunyi, tapi diharapkan merasuk ke hati sanubari.  

Masjid harus sejuk dan menyejukkan. Suara selain azan memang bisa mengganggu waktu istirahat warga di sekitar masjid, terutama di perkotaan. Selawat, tarhim, bacaan Alquran, atau beduk bukan bagian dari azan. Hanya saja ada tradisi sebagian masjid di Tanah Air mengumandangkan bacaan selain azan berdekatan dengan waktu shalat atau memukul beduk sebagai tanda masuknya waktu shalat.

Sebagian orang mungkin terganggu dengan suara speaker selain azan pada jam-jam tertentu dan di lingkungan tertentu. Selain suara azan, tadarus Alquran di bulan Ramadhan dan takbir hari raya adalah ibadah dan syiar Islam. Tapi, kalau dilakukan semalam suntuk dengan pengeras suara atau menyetel kaset sampai pagi adalah tidak tepat.

Penggunaan pengeras suara di masjid dan mushala sudah ada pengaturan dan tuntunan yang dikeluarkan oleh Dirjen Bimas Islam Departemen Agama RI pada 1978. Dalam tuntunan tersebut, antara lain, diatur speaker masjid dipisahkan antara corong speaker keluar dan ke dalam. Speaker yang ditujukan ke luar masjid hanya untuk azan, sebagai tanda telah tiba waktu shalat.

Adapun bacaan shalat dan doa pada dasarnya hanya untuk kepentingan jamaah maka tidak perlu ditujukan keluar, sehingga tidak melanggar ketentuan syariah yang melarang bersuara keras dalam shalat dan doa.

Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 1976 mengeluarkan seruan tertulis tentang Penggunaan Alat Pengeras Suara untuk Kepentingan Syiar Islam, yaitu 15 menit sebelum waktu Subuh pada hari-hari biasa dan 30 menit sebelum waktu Subuh pada Ramadhan. Pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid-masjid menjelang Subuh merujuk pada keputusan Musyawarah Alim Ulama Terbatas DKI Jakarta, September 1973.

Republika.co.id


Shaum Dan Amanah Umar Bin Khattab



Umar bin Khattab terkenal sebagai sosok khalifah yang jujur memegang amanah, cerdas, dan berani mengambil keputusan dengan cepat. Banyak gagasan-gagasan dan inovasi Umar yang monumental sehingga masih tetap menjadi sumber inspirasi dalam mengembangkan kemajuan peradaban umat manusia sampai saat ini.

Mahmud al-Mishri Abu Amar dalam kitab Masu'ah Min Akhlaqi ar-Rasul mengisahkan sebuah peristiwa pada masa pemerintahan Umar. Suatu hari, Muaiqib, seorang penjaga baitul mal, membersihkan gedung dan menemukan uang sebesar satu dirham. Kemudian, uang tersebut diberikan Muaqib kepada putra Umar.

Muaiqib pun pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ternyata utusan Umar sudah berada di depan rumahnya dan memintanya agar segera menghadap khalifah. Muaiqib pun menghadap Khalifah Umar dan ternyata uang satu dirham yang diberikan kepada putranya itu dia pegang.

Lantas Umar berkata kepada Muaiqib, "Celaka kamu, wahai Muaiqib penjaga baitul mal! Apakah aku pernah bersalah kepadamu? Apakah kamu punya masalah denganku?" Muaiqib merasa heran. Kemudian, ia bertanya kepada Khalifah Umar, "Memangnya ada apa, wahai Umar?" Umar berkata, "Apakah kamu, wahai Muaiqib, mau dimusuhi umat Islam pada hari kiamat kelak disebabkan satu dirham itu?" 

Kisah lain, putra Umar bernama Abdullah bin Umar memelihara kambing. Kebetulan, ia menggembalakan kambing-kambingnya di halaman istana Khalifah Umar. Pada suatu saat, Umar bertanya kepada anaknya, "Kambingmu itu gemuk-gemuk, di mana kamu gembalakan kambing itu?" Abdullah menjawab, "Aku gembalakan di sekitar rumput halaman istana."

Mendengar jawaban sang anak, Umar langsung berkata, "Jual kambing itu! Dan kelebihan daging sebelum digembalakan di sekitar istana dan sesudahnya diberikan pada baitul mal. Karena, kambing itu telah memakan rumput sekitar istana dan rumput di sekitar istana itu adalah milik negara." 

Umar bin Khattab adalah seorang yang wajahnya terdapat dua garis hitam akibat air mata karena sering menangis. Ia merasa  takut akan azab Allah SWT yang disebabkan melanggar amanah yang dibebankan kepadanya. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kepemimpinan itu adalah amanah, dan sesungguhnya pada hari kiamat kepemimpinan itu merupakan kehinaan dan penyesalan, kecuali orang yang mengambilnya secara hak dan melaksanakan tugas kewajibannya." (HR Muslim).

Hadis ini menjelaskan tentang pentingnya melaksanakan amanah bagi seorang pemimpin dan memperoleh kepemimpinan dengan cara yang benar. Kita merasa prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Kita menyaksikan maraknya pelanggaran hukum yang terjadi di mana-mana sehingga mencederai amanah yang diembannya, baik dilakukan masyarakat biasa maupun para pemimpin bangsa yang seharusnya menjadi teladan rakyatnya.

Mudah-mudahan ibadah puasa yang kita laksanakan pada bulan Ramadhan ini dapat menjadi sarana terapi untuk mewujudkan amanah dengan sebaik-baiknya, di mana pun kita berada.

Republika.co.id


Tiga Golongan Manusia

Proses keimanan manusia sejak dimulai dari Nabi Adam as hingga akhir zaman, umat Nabi Muhammad Saw mengalami banyak tantangan dan perubahan. Tantangan yang dimaksud ialah tantangan keimanan; apakah manusia mampu beristiqamah dalam iman dan amal shaleh selepas Nabi penyampai risalah tiada. Sedangkan perubahan yang dimaksud adalah perubahan zaman (masa) dan tempat.

Jika dulu ketika zaman Nabi Adam fase kesesatan manusia (syirik kepada Allah) belum terlihat, maka di zaman Nabi Nuh; tantangan yang dialaminya jauh lebih berat manakala manusia satu persatu meninggalkan Allah dan justeru mengagungkan sesembahan yang mereka yakini mampu mengabulkan seluruh hajat.

Ketika kesesatan demi kesesatan mulai merajalela, seruan terasa diabaikan dan tiada artinya, hanya doa yang mampu terucap dari lisannya; air bah pun tak terhindarkan lagi, melenyapkan apa saja yang ada di darat, kecuali umat yang setia kepada ajakan Nabi Nuh.

Siksaan yang Allah berikan kepada kaum Nabi Nuh sangat logis dan beralasan. Jika kita menyepakati bahwa sebegitu dahsyatnya siksaan Allah pada masa Nabi Nuh, apalagi di zaman yang serba canggih dewasa ini? Tatkala kesyirikan terbungkus dalam bentuk baru-- bukan lagi patung-patung atau sesembahan-- salah satunya harta benda; saat seruan adzan terabaikan dan lebih khusyu oleh gadget bertebaran.

Semakin diabaikan, lama kelamaan keimananpun berkurang atau bahkan nyaris hilang. Karenanya, dilihat dari aspek pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalannya, manusia terbagi menjadi tiga golongan, yakni pertama, golongan yang mendapatkan ni’mat. Kedua, golongan yang mendapat murka. Ketiga, golongan yang sesat.

Dalam perjalanan hidupnya, ada manusia yang mengetahui kebenaran dan tidak. Mereka yang mengetahui kebenaran akan senantiasa melaksanakan kewajiban dan enggan untuk menentangnya. Menjalani kewajiban shalat misalnya. Konsistensi menjaga shalat, baik wudhunya, gerakannya, lafadznya, hingga waktunya inilah yang akan mendapatkan rahmat.

Allah menyucikan dirinya dari hal-hal yang tidak baik serta melimpahkan padanya pahala dan ilmu yang bermanfaat. Sedangkan orang yang sebenarnya mengetahui kebenaran namun ia enggan melaksanakan perintah-perintah Allah, maka ia termasuk orang yang sesat.

Orang yang mendapat murka adalah orang yang tersesat dari hidayah amal. Orang yang tersesat mendapat murka karena kesesatannya dari ilmu yang diketahuinya dan amal yang harus dikerjakannya. Masing-masing dari keduanya sesat dan mendapat murka. Namun, orang yang tidak beramal shaleh padahal ia tahu bahwa itu adalah kebenaran jauh lebih layak mendapatkan murka.

“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus”.”

Alur seruan pertama pada ayat di atas tertuju kepada orang Yahudi dan alur seruan kedua tertuju untuk orang-orang Nasrani. Dalam hal ini, orang Yahudi lebih layak mendapatkan murka sebab mereka tahu kebenaran namun mereka enggan menampakkan apalagi melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya.

Diriwayatkan dalam Sunan at-Tirmidzi dan Shahih Ibnu Hibban dari hadits Adi bin Hatim ra dia berkata, “Rasulullah Saw bersabda, ‘Orang-orang yahudi adalah orang-orang yang mendapat murka dan orang-orang nasrani adalah orang-orang yang sesat,’

Penyebutan tiga golonan manusia ini mengharuskan pengukuhan kerasulan dan kenabian Muhammad Saw karena klasifikasi manusia kepada tiga golongan ini merupakan realitas yang kasat mata dan klasifikasi inilah yang mengharuskan pengukuhan kerasulan itu, demikian ungkap Syaikh Ibnul Qayyim al Jauziyyah.

Adapun golongan sesat dan murka, keduanya-duanya cenderung mengikuti hawa nafsu yang buruk. Definisi hawa, seperti Syaikh Raghib al-Ashfahani dalam mu’jam mufradat al-fazil Qur’ani (2010: 395) menyebutkan bahwa Hawa ialah kecenderungan jiwa kepada keinginan hawa nafsu.

Dinamai hawa nafsu karena ia cenderung akan menjerumuskan pelakunya tidak hanya kepada siksa di dunia namun juga mendapatkan azab di akhirat nanti (neraka Hawiyah). Sedangkan makna kata hawiyah adalah jatuh dari tempat yang tinggi, seperti dalam surah al-Qariah ayat 9, “Maka adapun orang-orang yang ringan timbangan (amal kebaikannya), maka tempat kembalinya adalah neraka hawiyah,”

Sedangkan makna adh-dhalal (sesat), memiliki makna belok atau menyimpang dari jalan yang lurus, kebalikan dari al-Hidayah. Adh-Dhalal juga diartikan setiap penyimpangan dari manhaj baik sedikit maupun banyak, baik disengaja maupun tidak. Karena bertahan dijalan yang lurus dan diridhai Allah itu teramat berat. Sedangkan ditinjau dari perspektif lain ad-dhalal dengan makna sesat ada dua yaitu sesat dalam ilmu aqidah (seperti memahami dzat Allah) dan sesat dalam ilmu amaliah (seperti memahami hukum-hukum ibadah).

Semoga Allah melindungi kita dari golongan sesat dan murka, serta memasukkan kita menjadi golongan orang yang mendapatkan keni’matan; ni’mat Iman, Islam dan Ihsan. Sebab, tiada ni’mat yang lebih dan paling berharga selain keimanan. Ya Allah, wafatkan kami dalam keadaan beriman, Aamiin...

Republika.co.id

Senin, 20 Juni 2016

Banyak Pertikaian Tanda Akhir Jaman



BUMI sudah semakin tua. Seperti layaknya manusia, bumi pun memiliki masa tertentu untuk hidup. Maka, akan ada saatnya kita melihat bumi ini berakhir. Dan berakhirnya bumi, menandakan malapetaka bagi mereka yang merasakan kehancuran bumi. Sebab, dikatakan bahwa ketika bumi ini berakhir, yang merasakannya hanyalah orang-orang yang tidak memiliki iman –semoga kita tidak termasuk di dalamnya-.

Sebelum hal itu terjadi, maka akan ada tanda-tanda yang dapat kita rasakan. Salah satunya ialah banyaknya pertikaian sesama manusia.

Ketika malapetaka dan cobaan merebak, hubungan antar sesama pun renggang. Bahkan, cenderung terputus dan berubah menjadi permusuhan. Sehingga, anggota masyarakat pun tidak saling mengenal kecuali jika masing-masing punya kepentingan materiil.

Hudzaifah ibn Yaman menuturkan, ketika Rasulullah ﷺ ditanya tentang hari kiamat, beliau menjawab, “Hanya Tuhanku yang mengetahuinya. Waktu terjadinya pun tidak ada yang tahu selain Dia. Akan tetapi, aku akan sampaikan kepada kalian tanda-tandanya dan apa yang akan terjadi sebelumnya. Sesungguhnya menjelang hari kiamat nanti, pelbagai macam fitnah dan haraj akan merajalela.”
Baca Juga :

Para sahabat lantas bertanya, “Wahai Rasulullah, kami sudah mengetahui makna fitnah. Lalu, apa yang dimaksud dengan haraj itu?” Nabi ﷺ menjawab, “Dalam bahasa Habasyah (Ethiopia), haraj artinya pembunuhan, dan manusia akan saling bermusuhan, sehingga masing-masing tidak saling mengenal satu sama lain,” (HR. Ahmad. Menurut al-Haitsami, perawinya adalah perawi hadis shahih).

Hadis ini sesuai dengan realitas kehidupan saat ini. kebanyakan orang nyaris tidak mengenal kerabatnya sendiri. Sehingga, ketika –misalnya- seseorang berpapasan anak-anak saudaranya di tempat umum, ia tidak menyadari kalau anak-anak itu masih punya hubungan darah dengannya. Fenomena ini terjadi karena sebagian besar interaksi antar manusia dibangun atas dasar kepentingan pribadi.

Di samping itu, banyak pula hubungan semuyang dibangun atas dasar kepentingan duniawi semata yang cepat terbina dan cepat pula hancur. Sebab, hubungan-hubungan seperti itu lebih banyak dilandasi oleh ambisi manusia dalam meraih kepentingan-kepentingan mereka, bukan oleh iman kepada Allah SWT dan persaudaraan.

Dalam hubungan seperti itu, orang hanya melihat kepentingannya sendiri. Jika ia bisa memperoleh kepentingannya dengan hubungan itu, ia akan membinanya. Namun, jika tidak, ia pun akan segera mengakhirinya. []

Islampos