Al-Hamdulillah, segala puji milik
Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Bohong atau dusta termasuk dosa
besar dan jalan pintas menghantarkan ke neraka. “Jauhilah perbuatan dusta, dan
perbuatan dosa menunjukkan kepada neraka, dan sesungguhnya seseorang yang biasa
berdusta, ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (Muttafaq ‘Alaih)
Tuntutan ibadah Shiyam bukan hanya
meninggalkan makan, minum, hubungan suami istri, dan pembatal-pembatal puasa
lainnya. Tapi juga perkara-perkara maksiat dan perbuatan dosa, di antaranya
berbohong atau berdusta. Karena tujuan dari puasa itu untuk membentuk pribadi
yang bertakwa. Dan tujuan tersebut bisa tercapai jika dalam pelaksanaanya,
seorang shaim membiasakan diri dengan amal-amal takwa.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
mengabarkan tentang nilai puasa kebanyakan manusia, hanya mendapatkan lapar dan
dahaga. Hal tersebut tidak lain karena kurangnya perhatian kepada subtansi,
ruh, dan tujuan ibadah.
رُبَّ
صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ
“Betapa banyak orang yang
ebrpuasa tidak mendapatkan dari puasanya kecuali lapar,” (HR. Ibnu Majah,
dari Abu Hurairah. Hadits ini dishahihkan Syaikh Al-Albani)
Dalam riwayat lain,
رُبَّ
صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ
“Betapa banyak orang berpuasa,
bagiannya dari puasanya hanya lapar dan dahaga.” (HR. Al-Thabrani dalam
Al-Mu’jam al-Kabir, Imam Ahmad dalam al-Musnad, Al-Hakim dalam Mustadraknya,
dan selainnya)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam telah memperingatkan bahaya dusta dan perkataan buruk lisan
lainnya dari orang yang berpuasa. Tidak lain agar mereka tidak merugi dalam
puasanya, tidak hanya mendapatkan lapar dan dahaga semata.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda,
وَإِذَا
كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ
أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Dan apabila di hari puasa
salah seorang kalian maka janganlah ia berkata jorok dan berteriak-teriak
(membentak-bentak karena emosi); apabila ada seseorang yang mencaci atau
mengajaknya kelahi hendakanya ia mengatakan: Sungguh aku ini sedang berpuasa.”
(Muttafaq ‘Alaih)
Masih dari Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ
لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ
يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Siapa yang tidak meninggalkan
perkataan dusta dan perbuatannya maka Allah tidak butuh pada ia meninggakan
makan dan minumnya.” (HR. Al-Bukhari)
Maknanya, puasa yang disertai
berkata bohong atau dusta bukanlah puasa yang Allah kehendaki dari hamba. Allah
menolak puasa yang demikian dan tidak mau menerimanya (Ibnul Munir dalam
Al-Hasyiyah). Makna ini seperti firman Allah (artinya), “Daging-daging unta
dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya,” (QS. Al-Hajj: 37)
Yang
maknanya: Tidak mendapatkan keridhaan Allah yang menyebabkan Allah menerimanya.
Ibnul ‘Arabi berkata: Konsekuensi
hadits ini bahwa orang yang melakukan apa yang telah disebutkan maka ia tidak
akan diberi pahala atas puasanya.”
Hadits di atas mewajibkan atas
orang yang berpuasa untuk meninggalkan setiap perkataan dan perbuatan haram.
Karena Allah mewajibkan puasa supaya pelakunya bertakwa. Yaitu agar orang-orang
beriman yang berpuasa itu bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan
meninggalkan apa-apa yang diharamkan-Nya. Bukan tujuan Allah untuk mempersulit
hidup mereka dengan tidak makan, minum, dan jima’. Tapi menginginkan agar
mereka melaksanakan perintah-Nya dan mejauhi larangan-larangan-Nya sehingga
puasa menjadi madrasah untuk membiasakan diri meninggalkan perkara-perkara
haram dan melaksanakan perkara-perkara wajib. Apabila hal ini berjalan sempurna
selama satu bulan; ia menjaga agamanya, melaksanakan kewajiban dan meninggalkan
keharaman maka akan ada perubahan besar pada kehidupannya kepada yang lebih
baik. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]