رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لا يَنْبَغِي لأحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ


"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."

Minggu, 23 Juni 2013

ALLAH MENGUTUS MALAIKAT UNTUK MENGUJI ORANG LEPRA, BUTA, DAN BOTAK

REPUBLIKA.CO.ID,

hadits Bukhari dan Muslim
meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah ra
bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil, yaitu:
penderita lepra, orang berkepala botak, dan orang buta.
Allah mengirim malaikat untuk menguji tiga orang yang
cacat tersebut. Pertama Malaikat datang pada
penderita lepra.
"Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?" Tanya
Malaikat.
Si lepra menjawab, "Rupa yang elok, kulit yang indah,
dan apa yang telah menjijikkan orang-orang ini hilang
dari tubuhku."
Malaikat mengusap penderita lepra dan hilanglah
penyakit yang dideritanya.
Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, "Lalu kekayaan
apa yang paling kamu senangi?' Ia menjawab, 'Unta
atau sapi." Maka diberilah ia seekor unta yang bunting.
Malaikat kemudian mendatangi orang berkepala botak
dan bertanya kepadanya, "Apakah yang paling kamu
inginkan?"
Si botak menjawab, "Rambut yang indah dan hilang dari
kepalaku apa yang telah menjijikkan orang-orang."
Maka diusaplah kepalanya, dan ketika itu hilanglah
penyakitnya serta diberilah ia rambut yang indah.
Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, "Kekayaan apa
yang paling kamu senangi?"
"Sapi atau unta," jawab si botak. Maka diberilah ia
seekor sapi bunting.
Malaikat kemudian mendatangi si buta dan bertanya
kepadanya, "Apakah yang paling kamu inginkan?"
Si buta menjawab, "Semoga Allah berkenan
mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat
melihat orang-orang." Maka diusaplah wajahnya, dan
ketika itu dikembalikan oleh Allah penglihatannya.
Malaikat pun bertanya lagi kepadanya, "Lalu, kekayaan
apa yang paling kamu senangi?" Jawabnya, "Kambing."
Maka diberilah seekor kambing bunting.
Waktu telah berlalu. Ketiga orang itu telah maju. Ternak
mereka telah berkembang biak. Hingga datanglah
Malaikat itu menyerupai penderita lepra.
"Aku seorang miskin, telah terputus segala jalan bagiku
(untuk mencari rezeki) dalam perjalananku, sehingga
aku tidak akan dapat meneruskan perjalananku hari ini
kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan
pertolongan Anda. Demi Allah yang telah memberi anda
rupa yang elok, kulit yang indah, dan kekayaan ini, aku
meminta kepada anda seekor unta saja untuk bekal
melanjutkan perjalananku."
Namun jawaban si lepra begitu mengejutkan, "Hak-
hakku (tanggunganku) banyak."
Malaikat yang menyerupai orang penderita lepra itu pun
berkata kepadanya, "Sepertinya aku mengenal Anda.
Bukankah Anda ini yang dulu menderita lepra, orang-
orang jijik kepada Anda, lagi pula anda orang melarat,
lalu Allah memberi Anda kekayaan?"
Dia malah menjawab, "Sungguh, harta kekayaan ini
hanyalah aku warisi turun-temurun dari nenek
moyangku yang mulia lagi terhormat." Maka Malaikat
itu berkata kepadanya, 'Jika Anda berkata dusta,
niscaya Allah mengembalikan Anda kepada keadaan
Anda semula."
Malaikat kemudian mendatangi orang yang sebelumnya
botak dan berkata sebagaimana ia katakan pada orang
yang pernah menderita lepra. Namun ia ditolaknya
sebagaimana telah ditolak oleh orang pertama itu.
Maka si malaikat berdoa dengan doa yang sama
sebagaimana orang pertama.
Terakhir, si Malaikat mendatangi orang yang
sebelumnya pernah buta. "Aku seorang miskin,
kehabisan bekal dalam perjalanan dan telah terputus
segala jalan bagiku (untuk mencari rizki) dalam
perjalananku ini, sehingga aku tidak akan dapat lagi
meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan
pertolongan Allah, kemudian dengan pertolongan Anda.
Demi Allah yang telah mengembalikan penglihatan Anda,
aku meminta seekor kambing saja untuk bekal
melanjutkan perjalananku."
Orang itu menjawab, "Sungguh, aku dahulu buta, lalu
Allah mengembalikan penglihatanku. Maka, ambillah
apa yang Anda sukai dan tinggalkan apa yang Anda
sukai. Demi Allah, sekarang ini aku tidak akan
mempersulit Anda dengan memintamu mengembalikan
sesuatu yang telah Anda ambil karena Allah."
Malaikat yang menyerupai orang buta itupun berkata,
"Peganglah kekayaan Anda, karena sesungguhnya kalian
ini hanyalah diuji oleh Allah. Allah telah ridha kepada
Anda, dan murka kepada kedua teman Anda."
Kisah orang-orang kufur ini diambil dari Hadistyang
diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab "Ahaditsil
Anbiya", bab hadis tentang orang berpenyakit lepra,
orang buta dan orang botak di Bani Israil (6/500 no.
3464). Bukhari menyebutkannya secara ringkas sebagai
penguat dalam Kitab "Iman wan Nudzur", (11/540), no.
6653.
Dari kisah di atas tersebut, pernahkah kita mengalami
hal mirip dengan kejadian di atas?. Pernahkah kita
merenung sejenak apakah mereka yang meminta
pertolongan kita itu benar-benar manusia ataukah
malaikat yang sedang menguji kita, ataukah orang-
orang yang menolong kita itu benar-benar manusia
ataukah malaikat-malaikat yang dikirim oleh Allah
untuk menolong kita.
Coba kita ingat-ingat sejenak mereka yang menolong
kita, apa benar mereka itu tetangga kita, saudara kita,
teman sejawat yang kita kenal, para pejabat yang
ditugaskan, pedagang yang sedang lewat, nenek yang
berwajah ramah ataukah mereka jelmaan dari para
malaikat-malaikat Allah?
Begitu pula orang-orang yang pernah kita tolong,
benarkah mereka itu manusia?. Wallahu 'alam, kita
tidak pernah mengetahuinya secara pasti. Tapi jika kita
simak Surat Al Anfaal, 8 : 9. "(Ingatlah) ketika kamu
memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu
diperkenankan-NYA bagimu : "sesungguhnya Aku akan
mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan
seribu malaikat yang datang berturut-turut."
Allah SWT akan menolong kita dengan mengirimkan
pertolongan 1.000 malaikat yang akan datang kepada
kita. dan kita pun mengetahui bahwa malaikat dapat
berubah bentuk menjadi entah siapa, juga dalam bentuk
entah apa. Namun hati-hati sahabat, ingatkah juga kita
kepada orang-orang yang kita pernah menolak
memberikan pertolongan kepadanya?
Benarkah mereka hanya pengemis biasa, anak-anak
yatim dhuafa, tetangga yang sedang berkesusahan, atau
boleh jadi mereka adalah jelmaan malaikat yang sedang
Allah utus untuk menguji kita semua.
Wallahu A'lam bish shawwaab .
Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang
membaca, karena yang lebih baik di sisi Allah SWT
adalah yang mengamalkannya.