Segala sesuatu ada ahlinya, ada arahnya, ada tempat dan ada
hakikatnya.Keahlian bertasawuf bagi orang yang mempunyai arah yang benar
atau ‘arif yang mewujudkan kebenaran hakikat, atau yang mencintai
dengan benar, atau pencari yang sadar, atau yang alim (berpengetahuan
agama) yang diikat oleh hakikat, atau sang faqih yang diikat oleh oarah
menuju kepada Allah.
Bukan pada orang yang memikul kebodohan, atau mengaku-aku, atau hampa
dalam pandangan analisa, atau sangat awam dengan kebodohannya, atau
pencari yang yang menentang, atau orang yang menolak total untuk taklid
pada tokoh-tokoh Sufi besar.
Faedah Ilmu Tasawuf
Faedahnya sesuatu adalahyang
menjadi tujuan dari sesuatu itu. Sedangkan faedahnya adalah hakikatnya
di awal mula dan akhirnya atau di balik keduanya.
Sebagainaya faedah ilmu tasawuf, adalah ilmu yang dimaksudkan untuk
menata hati, dan mengarahkan hanya bagi Allah, jauh dari segala hal
selainNya.
Sedangkan faedah fiqih misalnya, untuk menata amal, menjaga aturan, mewujudkan hikmah dibalik aturan hukumnya.
Seperti juga ilmu Ushul (Ushuluddin), dalam rangka mewujudkan keutamaan melalui bukti-bukti nyata dan merias iman dengan yaqin.
Ilmu Kedokteran untuk menjaga dan melindungi badan.
Ilmu Nahwu untuk menata bicara dan sebagainya.
Pendukung Ilmu Tasawuf dan Kemuliannya
Mengetahui
faedah sesuatu dan simpulnya adalah pendorong untuk meraih
cita-citanya, meraih tujuannya, karena hubungan ketergantungan hal-hal
yang berguna manakala berselaras. Jika tidak malah sebaliknya yang
terjadi.
Benar, bahwa muliaanya sesuatu dengan kemuliaan itu saling
berkelindan. Karena itu, tak ada yang lebih utama disbanding yang
berkelindan dengan ilmu Tasawuf, karena dasarnya adalah rasa cinta dan
takut (khasyyah) kepada Allah swt , karena mengenalNya, dan gerbang bagi
pemenuhan perintahNya.
Tujuan utamanya adalah nyatukan qalbu hanya
bagi Allah Ta’ala, dank arena itulah Imam Al-Junayd ra mengatakan,
“Seandainya aku tahu di bawah kolong langit ada ilmu yang lebih utama
disbanding ilmu yang kita bicarakan ini dengan para sahabat kami
(Tasawuf), pasti aku berjalan menuju ke sana.” Ini sangat jelas.