Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghaafir: 60)
Ayat ini menerangkan karunia Allah yang besar dan kemurahan-Nya yang luas. Dia perintahkan para hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya dan menjamin dikabulkannya doa mereka. karenanya, perbanyaklah berdoa kepada Allah.
Bagi seorang mukmin harus yakin bahwa Allah tidak akan mengecewakan doa hamba-Nya. Saat Allah perintahkan berdoa kepada hamba, maka Dia berkehendak mengabulkan doanya dan memberi permintaannya. Jangan putus asa. Dia maha tahu waktu tepat untuk mengabulkan doa dan pengabulan terbaik untuk hamba-Nya.
Apabila doa hamba sesuai qadha’ dan mendatangkan kebaikan untuknya, maka Allah akan segera mengabulkan permintaannya di dunia. Jika Allah tidak mentakdirkan isi permintaannya, Allah simpan pahalanya di akhirat atau Allah hindarkan keburukan semisalnya dari dirinya.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ : إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan satu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahim kecuali Allah memberinya salah satu dari tiga perkara: doanya tersebut dikabulkan segera, disimpan untuk nya di akhirat, atau dirinya akan dijauhkan dari keburukan yang senilai dengan permohonan yang dipintanya.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Al-Hakim dan Al-Albani)
Sesungguhnya berdoa lebih mulia dari materi yang diminta dalam doa. Karena berdoa termasuk ibadah yang Allah perintahkan dan cintai. Ketika kita berdoa berarti kita sedang beribadah kepada Allah dan mengerjakan sesuatu yang dicintai-Nya. Pastinya, Allah akan memberikan pahala, kecintaan, dan keridhaan kepada kita.
. . . Jika lama permintaan tak dikabulkan, kita husnudzan kepada Allah, Dia sedang memberi kesempatan kita untuk lebih banyak ibadah kepada-Nya. . .
Terkadang, Allah tunda pengabulan doa hamba supaya ia semakin banyak berdoa kepada-Nya, karena Allah suka mendengar rintihan doa hamba tadi dan ingin memberi pahala lebih banyak untuknya.
Allah menginginkan ibadah dari kita. Dia suka kalau kita berdoa kepada-Nya dan memperbanyak doa. Sementara kita –umumnya- lebih suka kepada hasil doa yang berisi kebutuhan dan kemashlahatan diri kita.
Maka pasang 2 terget dalam berdoa; Pertama, sebagai ibadah yang Allah sukai. Kedua, mendapat kebaikan dari Allah.
Jika demikian kita tidak akan pernah berputus asa dalam berdoa kepada Allah. Jika lama permintaan tak dikabulkan, kita husnudzan kepada Allah, Dia sedang memberi kesempatan kita untuk lebih banyak ibadah kepada-Nya.
Waspada Saat Doa Langsung Dikabulkan
Tertundanya pengabulan doa –hakikatnya- sinyal kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena Dia suka mendengar doa hamba tersebut.
Hikmah lainnya dari ditangguhkannya doa, karena Allah menginginkan hamba tadi semakin banyak pahala dengan ia selalu berdoa kepada-Nya. Karena doa adalah ibadah. Siapa berdoa, dia sedang melakukan ibadah. Siapa beribadah maka akan diberi pahala atas ibadahnya tersebut.
Berbeda dengan permintaan (dari urusan dunia) yang langsung dikabulkan, penjelasan Imam al-Baghawi di tafsirnya atas QS. Al-Baqarah: 186,
ويعجل إعطاء من لا يحبه لأنه يبغض صوته
“Dan Allah segera memberi (permintaan) orang yang tidak disukai-Nya karena Allah membenci suaranya (rengekannya).”
Doa Saat Terdesak Dikabulkan dengan Cepat
Doa mukmin shalih dalam kondisi lapang dan tidak mendesak –biasanya- ditangguhkan kepada waktu yang tepat. Ditundanya doa tersebut untuk memberi kesempatan baginya agar terus berdoa sehingga semakin banyak mendapat pahala dan kecintaan dari Allah Ta’ala.
Berbeda Jika dalam kondisi darurat (mendesak), Allah akan segera kabulkan doa hamba; seperti yang terombang-ambing di lautan, saat terancam, dan semisalnya. Ini seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُوَيَكْشِفُ السُّوءَ
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan dan yang menghilangkan kesusahan.” (QS. Al-Naml: 62)
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الْإِنْسَانُ كَفُورًا
“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih.” (QS. Al-Isra’: 67)
Contohnya, doa Nabi Musa saat terdesak dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya, maka Allah segera kabulkan doa Nabi Musa sehingga laut terbelah dan Musa luput dari kejaran musuh Allah.
Begitu juga kisah Nabi Ibrahim saat akan dibakar. Beliau merasa tidak ada yang bisa menyemalatkannya kecuali pertolongan Allah, maka beliau berdoa kepada-Nya dan Allah segera mengabulkan doanya.
Karenanya jika mendapat kondisi yang sangat sulit, terpepet, dan terdesak, segeralah berdoa kepada Allah dengan tulus dan ikhlas. Wallahu A’lam.
VOA-Islam
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghaafir: 60)
Ayat ini menerangkan karunia Allah yang
besar dan kemurahan-Nya yang luas. Dia perintahkan para hamba-Nya untuk
berdoa kepada-Nya dan menjamin dikabulkannya doa mereka. karenanya,
perbanyaklah berdoa kepada Allah.
Bagi seorang mukmin harus yakin bahwa
Allah tidak akan mengecewakan doa hamba-Nya. Saat Allah perintahkan
berdoa kepada hamba, maka Dia berkehendak mengabulkan doanya dan memberi
permintaannya. Jangan putus asa. Dia maha tahu waktu tepat untuk
mengabulkan doa dan pengabulan terbaik untuk hamba-Nya.
Apabila doa hamba sesuai qadha’ dan
mendatangkan kebaikan untuknya, maka Allah akan segera mengabulkan
permintaannya di dunia. Jika Allah tidak mentakdirkan isi permintaannya,
Allah simpan pahalanya di akhirat atau Allah hindarkan keburukan
semisalnya dari dirinya.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَا مِنْ
مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ
إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ : إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ
لَهُ دَعْوَتُهُ ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ ،
وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan
satu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahim kecuali
Allah memberinya salah satu dari tiga perkara: doanya tersebut
dikabulkan segera, disimpan untuk nya di akhirat, atau dirinya akan
dijauhkan dari keburukan yang senilai dengan permohonan yang dipintanya.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Al-Hakim dan Al-Albani)
Sesungguhnya berdoa lebih mulia dari
materi yang diminta dalam doa. Karena berdoa termasuk ibadah yang Allah
perintahkan dan cintai. Ketika kita berdoa berarti kita sedang beribadah
kepada Allah dan mengerjakan sesuatu yang dicintai-Nya. Pastinya, Allah
akan memberikan pahala, kecintaan, dan keridhaan kepada kita.
. . . Jika lama permintaan tak dikabulkan, kita husnudzan kepada Allah, Dia sedang memberi kesempatan kita untuk lebih banyak ibadah kepada-Nya. . .
Terkadang, Allah tunda pengabulan doa
hamba supaya ia semakin banyak berdoa kepada-Nya, karena Allah suka
mendengar rintihan doa hamba tadi dan ingin memberi pahala lebih banyak
untuknya.
Allah menginginkan ibadah dari kita. Dia
suka kalau kita berdoa kepada-Nya dan memperbanyak doa. Sementara kita
–umumnya- lebih suka kepada hasil doa yang berisi kebutuhan dan
kemashlahatan diri kita.
Maka pasang 2 terget dalam berdoa; Pertama, sebagai ibadah yang Allah sukai. Kedua, mendapat kebaikan dari Allah.
Jika demikian kita tidak akan pernah
berputus asa dalam berdoa kepada Allah. Jika lama permintaan tak
dikabulkan, kita husnudzan kepada Allah, Dia sedang memberi kesempatan
kita untuk lebih banyak ibadah kepada-Nya.
Waspada Saat Doa Langsung Dikabulkan
Tertundanya pengabulan doa –hakikatnya- sinyal kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena Dia suka mendengar doa hamba tersebut.
Hikmah lainnya dari ditangguhkannya doa,
karena Allah menginginkan hamba tadi semakin banyak pahala dengan ia
selalu berdoa kepada-Nya. Karena doa adalah ibadah. Siapa berdoa, dia
sedang melakukan ibadah. Siapa beribadah maka akan diberi pahala atas
ibadahnya tersebut.
Berbeda dengan permintaan (dari urusan
dunia) yang langsung dikabulkan, penjelasan Imam al-Baghawi di tafsirnya
atas QS. Al-Baqarah: 186,
ويعجل إعطاء من لا يحبه لأنه يبغض صوته
“Dan Allah segera memberi (permintaan) orang yang tidak disukai-Nya karena Allah membenci suaranya (rengekannya).”
Doa Saat Terdesak Dikabulkan dengan Cepat
Doa mukmin shalih dalam kondisi lapang
dan tidak mendesak –biasanya- ditangguhkan kepada waktu yang tepat.
Ditundanya doa tersebut untuk memberi kesempatan baginya agar terus
berdoa sehingga semakin banyak mendapat pahala dan kecintaan dari Allah
Ta’ala.
Berbeda Jika dalam kondisi darurat
(mendesak), Allah akan segera kabulkan doa hamba; seperti yang
terombang-ambing di lautan, saat terancam, dan semisalnya. Ini seperti
firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُوَيَكْشِفُ السُّوءَ
“Atau siapakah yang memperkenankan
(doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan dan
yang menghilangkan kesusahan.” (QS. Al-Naml: 62)
وَإِذَا
مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ
فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الْإِنْسَانُ
كَفُورًا
“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di
lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka
tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia
adalah selalu tidak berterima kasih.” (QS. Al-Isra’: 67)
Contohnya, doa Nabi Musa saat terdesak
dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya, maka Allah segera kabulkan doa
Nabi Musa sehingga laut terbelah dan Musa luput dari kejaran musuh
Allah.
Begitu juga kisah Nabi Ibrahim saat akan
dibakar. Beliau merasa tidak ada yang bisa menyemalatkannya kecuali
pertolongan Allah, maka beliau berdoa kepada-Nya dan Allah segera
mengabulkan doanya.
Karenanya jika mendapat kondisi yang
sangat sulit, terpepet, dan terdesak, segeralah berdoa kepada Allah
dengan tulus dan ikhlas. Wallahu A’lam.
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2016/11/17/47347/saat-doa-ditunda-pengabulannya-ada-kebaikan-besar-dibaliknya/#sthash.LrKAKFB9.dpuf