“Fadzkuruunii adzkurkum…Maka ingatlah kepadaKu maka Aku pun akan ingat kepadamu…” (Al-Baqarah (2): 152)
BEGITULAH salah satu seruan Allah supaya kita senantiasa ingat kepadaNya. Ayat ini dibahas panjang lebar di dalam kitab tafsir Ibnu Katsir. Beliau menyebutkan bahwa Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, katanya, Rasulullah bersabda: “Allah SWT telah berfirman, ‘Hai anak Adam, jika kamu mengingat-Ku dalam dirimu, niscaya Aku akan mengingatmu dalam diri-Ku. Dan jika kamu mengingat-Ku di tengah kumpulan (manusia), niscaya Aku akan mengingatmu di tengah kumpulan para malaikat (di tengah kumpulan yang lebih baik). Jika kamu mendekat kepada-Ku satu jengkal, niscaya Aku akan mendekat kepadamu satu hasta. Dan jika kamu mendekat kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekat kepadamu satu depa. Dan jika kamu mendatangi-Ku dengan berjalan kaki, niscaya Aku akan mendatangimu dengan berlari.’” (HR Bukhari).
Ekonomi Indonesia, Ekonomi Keluarga Kita
Dengan segala permasalahan ekonomi yang kita hadapi sekarang seperti inflasi barang dan jasa yang sangat kerap kita hadapi, kerugian ekonomi pasca bencana atau kerusakan bumi seperti kasus asap baru-baru ini menjadikan sebagian dari kita putus asa dengan segala ikhtiar yang telah ditempuh. Baca saja berita CNN tentang kerugian akibat kebakaran hutan yang menurut KADIN Riau mencapai Rp.20 triliun atau menurut versi Center for International Forestry Research (CIFOR) kemungkinan bisa hingga Rp.200 triliun setelah ditambah dengan kerugian yang dialami oleh Malaysia dan Singapura, belum lagi jika ditambah kerugiaan dari Filipina yang kabarnya asap sudah tiba di sana.
Kerugian yang timbul adalah mulai dari pembatalan pesawat, kurangnya sinar matahari untuk pertanian, turunnya omset penjualan barang dan penyedian jasa karena kurangnya mobilitas, dan lain sebagainya. Sudah tentu semua ini menganggu pemasukan pendapatan sebagian keluarga. Lantas bagaimana solusinya?
Solusi Keuangan
Dalam mengelola keadaan defisit di saat keadaan seperti ini salah satunya adalah jika dapat mengencangkan ikat pinggang dengan mengurangi pengeluaran kebutuhan sekunder, mencari bahan subtitusi lebih murah untuk menutupi kebutuhan primer dan mengurangi makan di luar atau jalan-jalan keluarga. Tahap keduanya adalah mencari solusi pendapatan baru dan yakin bahwa Allah yang menetapkan rezeki bagi setiap mahluk jadi jangan pernah putus asa.
Tentu saja di sisi lain ada sebagian keluarga yang menikmati pendapatan yang lebih baik dari keadaan ekonomi yang disebut di atas, seperti penjual oksigen dalam tabung dan obat-obatan, masker penutup hidung dan air bersih, namun tetaplah hidup prihatin serta senantiasa berbagi dengan sesama. Apapun keadaannya, semuanya tidak kekal, maka dari itu baik dalam keadaan senang maupun susah, jangan pernah berhenti bersyukur dan berdoa supaya Allah Ya Akhir memberikan akhir hidup kita dalam keadaan terbaik dan akan masuk ke Surga Firdaus.
Dahsyatnya Doa
Banyak di antara kita melupakan dasyatnya dampak doa yang kita panjatkan kepada Allah untuk merubah nasib dan keadaan yang kita hadapi. Termasuk “Gerakan Nasional Revolusi Mental” yang sedang dicanangkan oleh pemerintah saat ini, harusnya juga menyentuh “bagaimana merevolusi cara kita berdoa”. “Percuma membangun Fisik tanpa membangun Pola Pikir Masyarakat” kata Ir. H. Joko Widodo, Presiden RI.
Ikhtiar pembangunan fisik termasuk juga ikhtiar membangun keluarga dan mengelola keuangannya yang baik seharusnya didampangi dengan doa, dan doa yang baik adalah doa yang mengikuti syarat kabul dan adabnya. Barulah kemudian kita berharap bahwa doa kita akan diijabah, tanpa penghalang.
Saya tergelitik menyampaikan tulisan ini karena sering mendengar sebagian kita yang mengeluh “kenapa ya masalah asap ini tidak segera usai?”, “kenapa ya ekonomi Indonesia tidak bisa lebih cepat tumbuhnya?”, “kapan Indonesia akan bebas dari hutang?”, “kapan ya masyarakat kita bersih korupsi?” dan akhirnya “kenapa ya uang yang kubawa ke rumah selalunya tidak pernah cukup?”, atau “bagaimana supaya Allah membukakan lagi pintu-pintu rezeki bagi keluarga kita?”.
Namun sayangnya, kita lupa dahsyatnya doa, juga syarat dan adab berdoa sering tidak kita perhatikan seperti misalnya memastikan setiap yang dimakan dan diminum adalah halal, menghadap kiblat, tidak tergesa-gesa serta memuji Allah dengan nama-namaNya yang terbaik (Asma’ul Husna).
Menggunakan beberapa nama-nama Allah yang disesuaikan dengan keinginan berdoa terkesan sederhana namun hal ini dapat memberikan dampak yang luar biasa. Seperti dalam Al-‘Araf (7): 180 dimana Allah menganjurkan kita untuk menggunakan Asma’ul Husna dalam doa:
“Hanya milik Allah Asma’ul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma’ul Husna itu…”
Disamping itu ada sebuah hadith Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud adalah sebagai berikut: “Apabila kalian berdoa, hendaknya dia mulai dengan memuji dan mengagungkan Allah, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wassalaam. Kemudian berdoalah sesuai kehendaknya.”
Semoga anjuran dari Al-Quran an hadith ini akan memberikan semangat bagi kita untuk mengenal Allah (ma’rifatullah) melalui nama-namanya yang berjumlah 99 ini.
Contoh doa dengan Asma’ul Husna
Banyak dari kita yang paham, sering mendengar kajian atau hafal Asma’ul Husna, tapi malas menggunakannya dalam doa. Padahal doa kita terdengar sangat sejuk ketika menggunakannya seperti: Ya Allah Ya Qaadir, hentikanlah bencana kebakaran hutan di Riau dan hutan-hutan lainnya, Ya Allah Ya A’liyy, Ya Syakuur, Ya Hamiid naikkanlah martabat Indonesia, jadikan bangsa ini bangsa yang banyak bersyukur lagi terpuji, Ya Allah Ya Haadi, tunjukanlah kami jalan yang Engkau ridhoi, Ya Allah Ya Razzaq, bukakanlah pintu-pintu rezeki bagi keluarga kami, Ya Allah Ya Mujiib, kabulkan doa kami.
Tips memahami dan menghafal 99 Asma’ul Husna
Walau kita sibuk dengan bisnis, pekerjaan atau studi, sempatkanlah membaca buku-buku tentang Asma’ul Husna, membaca ayat-ayat Al-Qur’an beserta artinya yang menggunakan asma-asma di dalamnya. Sangat bagus jika dapat meluangkan waktu untuk mendengar kajian Asma’ul Husna di majlis atau online seperti yang sudah diselenggarakan oleh pengajian di Glasgow dan Pengajian Derby-Leicestershire-Nottingham di Inggris dan tentunya ada juga di kota – kota lainnya.
Bagi yang di Jakarta dan sekitarnya, dapat datang ke kajian rutin mengenai Asma’ul Husna seperti yang sudah didedikasikan oleh Andalusia Islamic Centre, Sentul City, Bogor, pada hari ahad kedua setiap bulan dimulai jam 7:30 pagi. Informasi yang didapati dari Imam Besar Masjid Andalusia bahwa jamaah yang hadir rata-rata bisa sebanyak seribu orang dewasa dan anak-anak termasuk mahasiswa dan mahasiswi STEI Tazkia atau bisa hingga 3.000 orang jika dipadukan acara-acara khusus seperti perayaan 1 Muharram, Maulid Nabi, dan lain sebagainya.
Kajian yang diberi nama “Sukses, Kaya, Bahagia dengan Asma’ul Husna dan Teladan Rasulullah SAW” ini dibawakan oleh Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec, Pimpinan Tazkia Group yang kerap didampingi oleh pembicara internal Tazkia, pembicara tamu baik pakar atau ulama asal Indonesia maupun mancanegara. Kajian yang sudah berlangsung lebih dari 4 tahun ini bulan depan, Ahad, 8 November 2015 akan membahas asma yang ke-56 yaitu “Al-Hamiid” yang artinya “Yang Maha Terpuji” yang dapat dijumpai diantaranya di dalam QS Huud (11):73, QS Al-Hajj (22):24, QS Luqmaan (31):12 dan QS Faathir (35):15.
Adapun tehnik menghafal cepat Asma’ul Husna dapat dipelajari melalui kursus sehari dengan tehnik menggunakan otak kanan yang banyak disediakan oleh majlis-majlis kajian di Indonesia. Jika berhasil menghafal, tentunya akan mempermudah kita dengan cepat menggunakan asma-asma yang terkait dengan doa yang kita panjatkan. Wallahu’alam.