Syeikh Ahmad Zarruq, ra.
Orang yang berbicara dalam soal Tasawuf harus sesuai dengan kadar akal dan pemahaman.
Setiap
ilmu ada yang khusus dan ada yang umum. Tasawuf dalam hal ini juga
tidak lebih sama dengan yang lain dalam hal umum dan khususnya. Bahkan
dalam soal-soal aturan Allah Swt,
yang berkaitan dengan amaliyah ada yang umum, dan selebihnya bersifat khusus menurut penerimanya, bukan menurut penanyanya.
Sebagaimana hadits Nabi saw, “Berbicaralah kepada manusia menurut
pengetahuan mereka. Apakah kalian mau bila Allah dan RasulNya
didustakan?” (Hr. Ad-Dailamy, dan Al-Bukhary, namun mauquf pada Ali bin
Abi Thalib).
Imam Al-Junayd ra., ditanya, “Ada dua orang bertanya pada anda
tentang satu masalah yang sama, sedangkan anda menjawabnya berbeda satu
sama lain?”
“Jawaban itu menurut kadar penanya,” jawab Al-Junayd.
Nabi Saw, bersabda: “Kami diperintah untuk berbicara kepada manusia menurut kadar akalnya.”