اللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ
بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا
أُرْسِلَتْ بِهِ
”Allahumma Innii As’aluka
Khairaha wa Khaira Maa Fiihaa wa Khaira Maa Ursilat Bihi wa ’Udzu Bika
Min Syarriha wa Syarri Maa Fiihaa wa Syarri Maa Ursilat Bihi”
"Ya Allah sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu kebaikan angin ini dan kebaikan yang ada padanya dan kebaikan
yang dibawanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini,
keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya."
Sumber Doa
Doa di atas bersumber dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, ia berkata: Adalah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila angin bertiup kencang beliau berdoa,
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ
بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا
أُرْسِلَتْ بِهِ
"Ya Allah sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu kebaikan angin ini dan kebaikan yang ada padanya dan kebaikan
yang dibawanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini,
keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya." (HR.
Muslim, no. 2122, Kitab Shalatil Istisqa', bab berlindung saat melihat
angin (kencang), cetakan Daar al-Jil dan daar al-Afaq al-Jadidah,
Beirut.
Dalam Sunan al-Tirmizi, dari Ubai bin Ka'ab dengan redaksi lain. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: janganlah kalian mencaci angin. Lalu apabila engkau melihat yang tidak menyenangkan, maka berdoalah:
اللَّهُمَّ
إِنِّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيْحَ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا
وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ بِهِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحَ
وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ
"Ya Allah, sesungguhnya kami memohon
kepada-Mu kebaikan angin ini dan kebaikan yang ada padanya dan kebaikan
yang dibawanya. Dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini,
keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya." (HR. Al-Tirmidzi)
Keterangan
Kondisi di musim penghujan seperti
sekarang ini, angin besar menjadi pemandangan tak terelakkan. Satu sisi
ia menjadi pertanda segera turunnya hujan, namun sisi lain menimbulkan
ketakutan dan kekhawatiran. Karena angin kencang ada kalanya
menumbangkan pohon, merobohkan bangunan, merebahkan tanam-tanaman, dan
menjadi sebab terjadinya banjir. Dalam kondisi semacam ini kita tidak
boleh mencelanya, karena ia bertiup demikian dengan ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tetapi disyariatkan mengucapkan zikir dan doa seperti yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam.
Dari Ubai bin Ka'ab dengan redaksi lain. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: janganlah kalian mencaci angin. Lalu apabila engkau melihat yang tidak menyenangkan, maka berdoalah:
اللَّهُمَّ
إِنِّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيْحَ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا
وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ بِهِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحَ
وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ
"Ya Allah, sesungguhnya kami memohon
kepada-Mu kebaikan angin ini dan kebaikan yang ada padanya dan kebaikan
yang dibawanya. Dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini,
keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya." (HR. Al-Tirmidzi)
Pergerakan angin merupakan bagian dari tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Adakalanya bertiup sepoi-sepoi dan menyejukkan. Ada kalanya juga
kencang dan ribut sehingga menimbulkan sesuatu yang tidak kita suka. Ini
semua berlaku dengan qadha' dan qadar Allah 'Azza wa Jalla.
Tentunya dengan hikmah yang Allah kehendaki. Oleh sebab itu tidak pantas
jika seorang muslim mencaci angin. Karena mencaci angin itu berimbas
mencaci terhadap Zat yang mencipta dan mengutusnya. Karena angin itu
makhluk Allah dan tunduk kepada perintah-Nya.
Allah Ta'ala berfirman,
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ
"Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan)." (QS. Al-A'raf: 57)
وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا
"Dialah yang meniupkan angin
(sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya
(hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih." (QS. Al-furqan: 48)
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ
"Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita
gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya . . ." (QS. Al-Ruum: 46)
فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاءً حَيْثُ أَصَابَ
"Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya." (QS. Shaad: 36)
Penutup
Angin terbagi dalam dua jenis. Pertama, angin yang bertiup tenang maka tidak disyariatkan berzikir khusus padanya. Kedua,
angin ribut yang bertiup kencang sehingga menimbulkan ketakutan,
menumbangkan pepohonan, merobiohkan bangunan, dan semisalnya. Pada yang
kedua ini dilarang mencacinya, karena tidaklah menjalankan angin,
mengutusnya, dan menentukan bentuk bertiupnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak ada seorangpun yang mampu mengendalikan angin kecuali penciptanya, yakni Allah 'Azza wa Jalla.
Bahkan sebaliknya diperintahkan untuk berzikir dan berdoa kepada Allah
saat terjadi angin kencang, di antaranya adalah doa di atas. Wallahu
Ta'ala A'lam.