Masruq berkata: Aku bertanya kepada ‘Aisyah r.a.: Hai Ibu apakah
Nabi Muhammad saw. telah melihat Allah? Jawab Aisyah r.a. : Sungguh
berdiri bulu romaku sebab pertanyaanmu itu, dimanakah engkau dari tiga
macam, orang yang menerangkan itu maka ia dusta:
1. Siapa yang menerangkan padamu bahwa Nabi Muhammad saw. melihat Allah, maka ia dusta. Lalu ia membaca : Laa tudrikuhul abshaaru wa huwa yudrikul abshaara wa huwal lathiful (Allah
tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, dan Dia yang mencapai semua
penglihatan, dan Dia maha halus kekuasaanNya yang maha mengetahui
sedalam-dalamnya) dan ayat: Wama kana libasyarin an
yukallimahullah illa wahyan au min waraa’i hijab (Tiada seorang yang
berkata-kata dengan Allah melainkan dengan wahyu atau dari balik
tabir/hijab).
2. Siapa yang mengatakan bahwa ia mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, maka sungguh dusta, lalu dibacakan ayat : Wama tadri nafsun madza taksibu ghada (Dan tiada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari).
3. Dan siapa yang berkata bahwa Nabi Muhammad saw. menyembunyikan apa
yang diwahyukan oleh Allah maka sungguh orang itu dusta, lalu Siti
Aisyah membaca: Ya ayyuhar rasulu balligh maa unzila ilaika min
rabbika (Hai utusan Allah sampaikanlah apa yang diturunkan oleh Tuhan
kepadamu).
Tetapi Nabi Muhammad saw. telah melihat Jibril dalam bentuk yang sebenarnya dua kali. (Bukhari, Muslim).