"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."
Minggu, 19 Oktober 2014
Kaum Yahudi Mengolok-olok Rasulullah SAW
DALAM agama Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah kesimpulan ajaran semua Nabi dan Rasul Allah. Sebab itu maka banyak sekali persamaanya dengan ajaran agama Yahudi dan Kristen. Di zaman Rasulullah SAW orang Yahudi hidup secara diaspora/menyebar, ada yang tinggal di Arab Saudi terutama di kota Madinah dan Khaibar.
Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, siasat pertama yang beliau lakukan berdasarkan wahyu Allah adalah mendekati orang-orang Yahudi, sehingga menghasilkan sebuah perjanjian. Orang-orang Yahudi dan Islam bersama-sama hidup rukun di Madinah menurut ajaran agama masing-masing. Bila Madinah diserang musuh maka orang Yahudi dan Islam bersama-sama mempertahankan. Bila orang Yahudi yang diserang maka orang Islam membela. Begitu juga bila orang Islam yang diserang dari luar maka orang Yahudi harus membela orang Islam.
Orang-orang Yahudi dalam masa berabad-abad lamanya sudah meramalkan berdasarkan kitab suci mereka bahwa akan bangkit Nabi dan Rasul baru. Tetapi setelah Nabi dan Rasul itu lahir di Mekkah dan pindah ke Madinah dan pengaruh ajarannya bertambah luas maka orang-orang Yahudi merasa iri hati.
Lalu mereka sekalipun sudah ada perjanjian senantiasa berusaha agar orang banyak tidak percaya kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan mereka berusaha membendung bahkan mau mmbunuh Nabi SAW dengan segala macam cara khianat. Tetapi segala usaha mereka itu selalu digagalkan Allah dan mereka tetap tidak berputus asa. Firman Allah di QS Ali Imran ayat 186, “Dan engkau (Muhammad) akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu (orang-orang Yahudi) yang musyrik, gangguan yang banyak dan menyakitkan hati. Jika engkau bersabar dan bertaqwa maka sesungguhnya itu adalah termasuk urusan yang utama.”
Bersabar dan bertaqwa tentu saja tidak berarti membiarkan saja tetapi harus melawan dengan cara yang ditentukan oleh Allah, tidak boleh melewati batas. Berpuluh dan bahkan beratus peristiwa demi peristiwa tentang Kaum Yahudi yang mengejek dan menghina Rasululla SAW dan ajaran beliau, juga mengejek Allah dan mempermainkan kalimat-kalimat Allah dari sejak dahulu di zaman Nabi Musa a.s dan Harun a.s, Daud a.s, Sulaiman a.s, Zakariya a.s, Yahya a.s, lalu Isa a.s. Turunlah ratusan ayat Al Quran menerangkan dan menjawab ejekan dan tantangan Yahudi itu.
Rasulullah SAW dan umat islam menghadapi segala tindakan Yahudi dengan cara yang baik, tetapi harus membalas tindakan kekerasan dengan kekerasan yang setimpal. Firman Allah SWT QS Al Baqarah ayat 194 “ Barang siapa yang menyerang kamu maka seranglah ia dengan cara yang seimbang dengan serangannya terhadap kamu, dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah berpihak kepada orang-orang yang bertaqwa.”
Tetapi diantara pendeta-pendeta Yahudi ada yang beriman dan membela Rasulullah Muhammad SAW , diantaranya Hushain dari Bani Tsalabah yang menyerahkan semua kekayaanya untuk perjungan dakwah Islam dan akhirnya ia mati syahid membela Islam dalam perang Uhud. Namanya diganti Rasulullah menjadi Abdullah bin Salam. Keislamannya disembunyikan jangan sampai diketahui oleh orang-orang Yahudi karena akan diuji oleh Rasulullah.
Dan ketika orang-orang Yahudi datang ke rumah Rasulullah Muhammad SAW, beliau bertanya kepada mereka, “Apa yang kalian ketahui tentang Hushain bin Salam?”
Mereka menjawab, “Ia penghulu kami, anak dari penghulu kami, orang alim kami dan seorang yang paling alim di tengah-tengah kami.”
Setelah mereka berkata demikian, Abdullah bin Salam muncul di tengah-tengah mereka, kemudian Abdullah bin Salam berseru kepada mereka “Hai Kaum Yahudi, takutlah kamu akan Allah, terimalah apa yang sudah disampaikan kepadamu dari Muhammad, demi Allah tentu kamu tahu bahwa ia (Muhammad) adalah Rasul Allah, bahkan namanya tercantum dalam Kitab Tauratmu begitu juga sifat-sifatnya. Saya sendiri sudah beriman kepadanya.”
Baru saja mereka mendengar perkataan Abdullah bin Salam, mereka langsung berkata “Engkau pembohong!” lalu mereka mengejeknya.
Mengertilah Rasulullah SAW bagaimana karakter bangsa Yahudi itu sesuai dengan ayat-ayat Al Quran yang diturunkan kemudian. Tetapi ada pula orang-orang Yahudi yang jujur dan mengimani dan membela Rasulullah SAW, diantaranya Said bin Syanah, Tsalabah bin Said, As`ad bin Asad bin Ubaid.
Di antara Kaum Yahudi yang tidak jujur karena kekuatan Rasulullah SAW semakin meluas dan mereka pura-pura masuk Islam yang sebenarnya mau melenyapkan Islam bahkan kalau dapat membunuh Rasulullah. Diantara yang tidak jujur ini ialah As`ad bin Hanif, Said bin Shait dan Says bin Qais. Merekalah yang disebut golongan Munafiqun.
Islampos