Al-Hamdulillah,
segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah
–Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Mengunjungi
saudara seiman karena Allah menjadi sebab datangnya kecintaan Allah dan masuk
surga. Ini berlaku jika niatan yang mendorongnya adalah rasa cinta karena Allah
Subhanahu Wa Ta'ala, dan bukan karena tujuan materi duniawi.
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam: ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di satu desa lain, lalu
Allah memerintahkan seorang malaikat duduk mengawasinya di jalannya. Saat ia
tiba di tempat itu, maka malaikat tersebut bertanya, 'Ke mana kamu akan pergi?'
Dia
menjawab, 'Saya bermaksud mengunjungi saudaraku di desa ini.' Malaikat itu
bertanya, 'Apakah kamu memiliki suatu nikmat (baca: barang) yang kamu urusi
padanya?' Dia menjawab, 'Tidak, hanya saja aku mencintainya karena Allah ‘Azza
wajalla.' Lalu Malaikat itu berkata, 'Sesungguhnya saya adalah utusan Allah
kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu
mencintai saudaramu karena-Nya'."
(HR. Muslim)
Masih
dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda,
مَنْ
عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ
وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنْ الْجَنَّةِ مَنْزِلًا
"Siapa
yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi suadaranya seiman, maka ada seorang
yang menyeru dari langit: kamu adalah orang baik, dan langkahmu juga baik dan
engkau berhak menempati satu tempat di surga."
(HR. Al-Tirmidzi, dan
dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 2578)
Dari
Mu’ad bin Jabal Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
قَالَ
اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَجَبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ
وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ وَالْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ
“Allah
Tabaraka wa Ta’ala berfirman: Kecintaan-Kuwajib bagi orang-orang yang saling
mencintai karena Aku, orang-orang yang saling berteman karena Aku, orang-orang
yang saling mengunjungi karena Aku dan orang-orang yang saling berkorban karena
Aku.”
(HR. Malik dan Ahmad. Dishahihkan Al-Albani dalam Takhrij Misykah
al-Mashabih, no. 5011)
Saling
mengunjungi saudara seiman karena Allah memiliki manfaat yang banyak. Ia bisa
menjadi sarana yang melembutkan hati dan mempertautkannya, menambah keimanan,
dan membuat jiwa senang. Saling mengunjungi bisa menjadi sarana saling
menasihati dan tolong menolong untuk kebaikan.
Muhammad
bin al-Munkadir pernah ditanya, “Kenikmatan apa yang tersisa dalam hidup ini”
beliau menjawab, “berjumpa dengan saudara-saudara seiman dan memasukkan
kebahagiaan dalam diri mereka.”
Imam
al-Hasan al-Bashri berkata, “Saudara (seiman) kami lebih kami cintai daripada
keluarga kami, saudara seiman kami mengingatkan kami terhadap akhirat sementara
keluarga kami mengingatkan kami terhadap dunia.”
Kalau
kita telusuri sunnah Nabi dan siroh para sahabat, niscaya kita temukan mereka
sangat gemar saling mengunjungi saudara seiman mereka. Bahkan sebagiannya
sampai menginap di kediaman saudaranya. Dan Subhanallah, kita dapatkan mereka
adalah umat yang sangat kuat rasa cinta antara sesamanya. Sehingga pantaslah
jika Allah melimpahkan kecintaan dan keridhaan-Nya atas mereka. Apakah sunnah
dan tradisi yang baik ini tetap lestari di zaman modern ini? Wallahu A’alam.
VoaIslam