Pada awal suatu tahuh saya pernah berkata kepada seseorang, "Berilah
aku cahaya yang dapat aku jadikan pelita dalam menelusuri alam kehidupan
yang ghaib dan majhul ini. Karena saya dalam kebingungan". Lalu orang
itu menjawab, "Letakkanlah tanganmu di tangan Allah, niscaya Dia akan
menunjukkan ke jalan yang lurus".
Dan di sebuah persimpangan jalan berhentilah seorang musafir kelana
yang berjalan mengarungi padang kehidupan. Ia menoleh ke belakang
melihat jauhnya perjalanan yang harus ditempuhnya lagi.
Wahai orang yang sedang kebingungan di padang kehidupan, sampai
kapankah engkau hidup dalam petualangan dan kesesatan. Padahal di
tanganmu ada pelita yang bersinar cemerlang.
"Telah datang kepadamu Cahaya dan Kitab yang terang dari Allah.
Allah membimbing dengannya. Siapa yagn mengikuti keridhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan membawa mereka dengan izin-Nya keluar dari kegelapan
menuju cahaya. Menunjuki mereka jalan yang lempang". (QS : Al-Maidah : 15-16)
Wahai orang-orang yang kebingungan, yang telah letih dan kehilangan
haluan, hingga tersesat jalan dan menyimpang dari jalan yang lempang,
sambutlah oleh panggilan Allah Azza Wa Jalla.
"Wahai hamba-hamba-Ku ya g melanggar batas hingga merugikan diri
sendiri, janganlah berputus asa rahmat Allah. Sungguh, Allah mengampuni
segala dosa, karena Ia Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan kembalilah
kepada Tuhanmu, berserahlah kepada-Nya, sebelum datang kepadamu siksaan.
Sebab sesudah itu tiada beroleh pertolongan." (QS : Az-Zumar : 53-54)
Dan nantikanlah sesudah itu ketenteraman jiwa, balasan yang baik dan ketenangan hati.
"Dan orang-orang yang setelah melakukan perbuatan keji atau
menganiaya dirinya sendiri, ingat akan Allah dan memohon ampun atas
segala dosa-dosanya. Dan siapakah yagn memberi ampun atas segala dosa
kecuali Allah? Dan tiada meneruskan perbuatannya karena mereka sadar.
Bagi mereka balasannya ialah ampunan dari Tuhannya.Dan surga-surga yang
didalamnya mengalir sungai-sungai. Mereka tinggal di dalamnya
selama-lamanya . Alangkah nikmat pahala orang yang beramal". (QS : Ali
Imron : 135-136)
Wahai saudara yang sedang penat dan letih, yang tersungkur di bawah
tindihan beban noda dan dosa, kepadamu kusampaikan bisikan kata bahwa
pintu ampunan Tuhanmu luas terbuka. Dan ratap tangis orang yang bersalah
lebih disukai daripada doa orang yang patuh.
Duduklah engkau di malam suny, berbisik kepada Ilahi, menghadap
dengan sepenuh hati. Teteskanlah air mata penyesalan dan kesedihan,
ucapkanlah kalimat istighfar dan kata taubat. Semoga Allah mengapuskan
semua noda dan dosamu dan mengangkat tinggi derajatmu. Dan semoga pula
engkau menjadi orang yang didekatkan kepada-Nya.
Rasulullah bersabda :
"Semua anak Adam pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah yang bertaubat". (HR :Tirmidzi, Ibnu Majah, Hakim dan Darimi)
Firman Allah Ta'ala :
"Sungguh, Allah cinta orang yang taubat.Dan cinta orang yang bersuci diri". (QS : al-Baqarah : 222).
Alangkah dekatnya Tuhanmu kepada dirimu, sedangkan engkau tak mau
mendekati-Nya. Alangkah cintanya Dia kepadamu, sedangkan engkau tak mau
mencintai-Nya. Alangkah besarnya kasih sayang-Nya kepadamu, sedangkan
engkau melupakan kasih-sayang-Nya. Sesungguhnya Ia telah berkata dalam
hadist :
"Aku menuruti keyakinan hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku selalu
menyertainya bila ia mengingat-Ku. Maka jika ia mengingat Daku dalam
dirinya, Aku pun mengingatnya didalam diri-Ku, dan jika dia mengingat-Ku
ketika dia sedang berada di tengah-tengah khalayak ramai, niscaya
Kuingat dida di dalam kumpulan orang yang lebih baik daripada mereka
itu. Bila ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya
sehasta, dan bila ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka aku mendekat
sedepa, dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang
kepadanya dengan berlari". (HR : Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Dan dalam hadist qudsi yang lain :
"Wahai anak Adam! Berdirilah engkau untuk mendekati Aku niscaya
Aku akan berjalan mendekatimu, dan berjalanlah untuk mendekati-Ku
niscaya Aku akan berlarimendekatimu". (HR : Ahmad).
Rasulullah Shallahu alaihi wassalam bersabda :
"Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla membuka tangan-Nya pada waktu
malam, supaya bertaubat orang yang melakukan kesalahan pada siang hari,
dan Ia membuka tangan-Nya pada waktu siang supaya bertaubat orang yang
melakukan kesalahan pada malam hari. Begitulah hingga matahari terbit
dari barat." (HR : Muslim).
Yang demikian itu menunjukkan betapa besarnya kasih sayang Allah
kepada hamba-Nya yang melebihi kasih ibu kepada anak tunggal yang
disayanginya.
Firman-Nya :
"Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia". (QS : al-Hajj : 63)
Barangsiapa yagn mengerti hakikat waktu, maka ia telah mengetahui nilai kehidupan, sebab waktu adalah kehidupan.
Ketika roda zaman berputar, melintasi tahun-tahun kehidupan untuk
menyongsong tahun yang baru lagi, kita berhenti di persimpangan jalan.
Dan alangkah perlunya pada kesempatan yang hanya sebentar ini. Kita
melakukan koreksi diri terhadap masa-masa lalu dan menilikkan pandangan
ke depan sebelum datangnya hari hisab (perhitungan). Karena hari
perhitungan itu pasti datang.
Saat masa berlalu, kita hanya bisa sesali dosa-dosa. Maka, kita perlu
mengatur langkah sebaik-baiknya agar tak tergelincir lagi. Kita
luruskan yang bengkok, dan kita kejar yang terluput. Senyampang masih
ada kesempatan, senyampang masih ada umur.
Dan untuk menghadapi masa yang akan datang, kita buat persiapan
berupa hati yang bersih, niat yang suci, dan kemauan yang kuat untuk
melakukan kebijakan. Al-Qadhi Abu Nashr Muhammad bin Wad'an meriwayatkan
dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata : "Aku mendengar
Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda dalam satu khutbahnya :
"Wahai manusia! Sesungguhnya kamu mempunyai rambu petunjuk jalan,
karena itu ikutilah petunjuk (rambu-rambu), dan kamu mempunyai batas,
karena itu berhentilah pada batas akhirmu. Sesungguhnya orang mukmin itu
berada diantara dua ketakutan, antara waktu yang telah lampau di mana
ia tidak tahu apa yang diperbuat Allah terhadap dirinya dalam waktu yang
lampau itu, dan antara waktu yang masih tersisa di mana ia tidak tahu
apa yang ditetapkan Allah dalam sisa waktu (usianya) itu. Karena itu,
hendaklah seseorang hamba memanfaatkan dirinya dengan sebaik-baiknya
demi keselamatan dirinya sendiri nanti, menggunakan kehidupan dunianya
sebaik mungkin demi untuk kepentingan akhiratnya, menggunakan masa
mudanya sebelum datang masa tuanya, dan memanfaatkan masa hidupnya
sebelum ajalnya tiba. Demi Dzat Allah, yang jiwa Muhammad bearda di
tangan-Nya, sesudah kematian tak ada kepayahan, sesudah kehidupan dunia
tak ada kehidupan, melainkan surga atau nereka".
Maka :
"Tiada suatu hari pun yang fajarnya menyingsing melainkan Ia
berseru : "Wahai anak Adam! Aku adalah makhluk yang baru, dan Aku
menyaksikan segala amal perbuatanmu, maka ambillah bekal dari pada-Ku,
karena sesungguhnya Aku tidak akan kembali lagi hingga datangnya hari
kiamat nanti". (HR : Abu Nu'aim).
Wahai saudara-saudaraku yang telah letih, yang tersungkur di bawah
tindihan noda dan dosa-dosa, janganlah anda berputus asa dan jangan pula
putus harapan. Inilah saat pengampunan yang datang bersamaan dengan
datangnya tahun baru hijriyah. Tinggalkanlah segaka kemaksiatan dan
dosa, menuju kehidupan baru yang lebih bersih.
Inilah hembusan angin penerimaan taubat yang dengan lemah lembut
menerpa wajah tahun baru, yang indah. Inilah cahaya hidayah yang
memancar bersamaan dengan terbitnya bulan sabit yang cerah.