Seorang penduduk surga juga dipastikan akan memiliki
pasangan meskipun di dunia ia meninggal dalam keadaan membujang.
Surga menjadi idaman setiap Muslimin. Gambaran tentang
keindahan surga yang tak akan tergambar dengan angan keindahan apa pun menjadi
semangat beramal.
Surga tak luput dari doa-doa selepas shalat sebagai tempat
tinggal abadi. Salah satu kenikmatan surga bagi seorang Muslim adalah bidadari.
Disebut dalam surah an-Naba ayat 33, dijelaskan jika
bidadari adalah gadis-gadis yang sebaya. Ibnu Katsir menerangkan, gadis-gadis
dalam ayat tersebut perawan dan umurnya sebaya dengan penghuni surga yang akan
menjadi suaminya.
Jika seorang lelaki Muslim mendapat balasan dinikahkan
dengan bidadari, lalu apa balasan bagi Muslimah yang mendapat kenikmatan surga?
Para wanita juga akan mendapat pasangan meski tidak
disebutkan secara eksplisit dengan istilah bidadara yang lazim berkembang di
masyarakat. Meski dalam beberapa ayat, Allah SWT menyebutkan bidadari (huru
‘ien) atau gadis yang masih perawan, dalam ayat lain hanya disebut sebagai
pasangan (azwaj).
Penyebutan azwaj sebagai balasan di surga terdapat di
beberapat ayat, antara lain, al-Baqarah ayat 25, Ali Imran ayat 13, an-Nisa
ayat 57, dan Yasin ayat 56. Penyebutan azwaj ini menunjukkan jika para wanita
juga akan mendapat pasangan kelak di surga.
Selain itu, di dalam surga semua kebutuhan akan terpenuhi.
Semua kenikmatan akan diberikan. Semua pinta akan dituruti. Allah SWT
berfirman, :
نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا
تَدَّعُونَ
نُزُلا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ
“... di dalamnya kamu memperoleh semua yang kamu inginkan dan
memperoleh pula semua yang kamu minta. Sebagai hidangan dari (Allah) Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS Fushshilat [41]: 31-32)
Syekh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin menerangkan, ayat
tersebut berlaku bagi Muslimin dan Muslimah. Dan, salah satu kebutuhan yang
diinginkan seseorang adalah mendapat pasangan. Artinya, seorang wanita yang
diberikan kelezatan memasuki surga juga akan mendapat pasangan layaknya
laki-laki.
Seorang penduduk surga juga dipastikan akan memiliki
pasangan. Meskipun di dunia ia meninggal dalam keadaan membujang.
Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, Tidak
ada orang yang melajang di surga. Pasangan Muslimah yang masuk surga tersebut
adalah seorang laki-laki yang menjadi pasangannya semasa di dunia.
Allah SWT berfirman, :
رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ
صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Ya Tuhan kami, masukkanlah kami ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau
janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka,
istri-istri mereka, dan keturunan mereka.”
(QS al-Mukmin [40] : 8)
Syekh Jibrin menerangkan, jika seorang wanita pernah menikah
dua kali di dunia maka ia diperbolehkan memilih siapa yang akan menjadi
pendampingnya di surga.
Jika seorang wanita ditakdirkan tidak menikah selama di
dunia, Allah akan menikahkannya dengan seseorang yang ia sukai di surga.
Ada juga riwayat yang menerangkan jika seorang wanita
ditinggal wafat suami atau dicerai, ia menikah lagi maka suami yang terakhir
yang akan menjadi pasangannya kelak. Wanita manapun yang ditinggal mati
suaminya, kemudian si wanita menikah lagi, maka dia menjadi istri bagi suaminya
yang terakhir. (HR Thabrani).
Imam Al Qurthuni di dalam At Tadzkirah meriwayatkan bahwa
Hudzaifah Ibnul Yaman RA berujar kepada istrinya, “Jika engkau ingin menjadi
istriku di surga, janganlah engkau menikah lagi setelah aku. Karena, wanita
adalah milik suaminya yang terakhir. Karena itulah, para istri Rasulullah tidak
menikah lagi setelah ditinggal wafat Rasulullah SAW.”
Muawiyah bin Abi Sufyan pernah melamar Ummu Darda. Namun,
Ummu Darda menolak sembari berkata, “Aku pernah mendengar Abu Darda
menceritakan sebuah hadis yang menyatakan, ‘Sesungguhnya wanita akan menjadi
istri dari suami terakhirnya kelak di surga’.”
Begitu juga halnya dengan Ummahatul Mukminin, kata Abu
Muhammad Jamal dalam buku Imra’atus Sami’in bi Aushafil Huril Iin, kelak di
surga akan menjadi istri-istri Rasulullah, meskipun sebelum dinikahi Rasulullah
mereka pernah dinikahi orang lain.
Jika ada pertanyaan saat seorang wanita bersanding lagi
dengan suaminya di dunia, di sisi lain suaminya mendapat pasangan bidadari
surga, bukankah muncul rasa cemburu? Allah SWT akan menghilangkan semua rasa
cemburu dan kenikmatan surga lebih dari cukup dari kenikmatan apa pun.
Allah SWT berfirman, :
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
“Kami hilangkan segala rasa kebencian yang berada dalam hati mereka.
Mereka semua merasa bersaudara. Mereka duduk berhadap-hadapan di atas
dipan-dipan.”
(QS al-Hijr [15]: 47)