Lord Headley Al-Farooq merupakan negarawan dan penulis terkemuka Inggris. Ia merupakan lulusan Cambrigde. Setelah lulus, ia lebih banyak aktif menjalani dinas kemiliteran.
Karier militernya selesai, Al-Farooq mulai menulis. Buku yang paling terkenal ia terbitkan salah satunya adalah Jurnal Salisbury. Jurnal ini berisi cerita tentang kebangkitan Barat terhadap Islam.
Selesai menulis itu, di luar dugaan Al-Farooq justru menjadi Muslim. Ia pun berganti nama menjadi Syaikh Rahmatullah Al-Farooq.
"Keputusan saya itu dinilai karena saya dipengaruhi umat Islam. Tapi, bukan itu sebabnya, saya justru menjadi Muslim karena bertahun-tahun mempelajari Islam," kata Al-Farooq seperti dikutip arabnews, Jumat (3/5).
Al-Farooq begitu gembira ketika semua teori dan kesimpulan yang didapatnya sesuai dengan ajaran Islam. "Saya bisa pahami bahwa Yesus lebih dekat dengan Islam ketimbang apa yang dipahami gereja sekarang ini," kenang dia.
Sebagai satu contoh saja, Al-Farooq menyebutkan soal syahadat. Dalam Islam, syahadat merupakan satu wujud kesaksian dan komitmen terhadap Allah dan Rasul-Nya. Namun, hal itu justru diubah menjadi satu kunci menuju keselamatan.
"Jadi, yang bisa saya tangkap, dalam pandangan Trinitas, Tuhan itu bisa menjadi seorang yang baik namun juga jahat. Saya merasa bersyukur melalui Yesus bisa mengetahui kebenaran," kata Al-Farooq.
Republika.co.id