"Ya Rabb-ku, ampunilah aku, dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan, yang tidak dimiliki oleh seorangpun juga sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha pemberi’."
Minggu, 16 November 2014
Hubungan Pernikahan Antara Ahlu Bait dan Keluarga Umar bin Khattab
KELUARGA Ahlu bait Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam memiliki hubungan yang sangat dekat dengan keluarga Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Bahkan terjadi perkawinan d iantara dua keluarga tersebut yang mana hal ini menunjukkan bahwa Umar beserta keturunannya termasuk orang yang mulia.
Kitab-kitab biografi para tokoh dan kitab-kitab nasab menunjukkan kepada kita adanya beberapa hubungan perkawinan antara keluarga Nabi dengan keluarga Umar bin Khattab. Yang paling menonjol adalah pernikahan antara Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sendiri dengan Hafsah putri Umar.
Pernikahan yang penuh berkah ini terjadi pada tahun 3 Hijriyah, setelah suami Hafsah mati syahid di perang Badar, dan pernikahan tersebut berlangsung hingga Rasulullah wafat.
Adapun pernikahan kedua adalah pernikahan Umar bin Al-Khattab dengan putri Ali dengan Fatimah binti Rasulillah yang Ummu Kultsum cucu Nabi shalallahu ‘alaihi salam.
Ummu Kultsum ini lahir tatkala Nabi masih hidup tepatnya tahun 6 Hijriyah dan dinikahi oleh Umar sebelum tahun 20 Hijriyah.
Ketika Ali bin Abi Thalib (ayahnya) terbunuh, Ummu Kultsum berkata : “Mengapa aku dengan shalat subuh !!”, maksudnya suaminya Umar bin Khatab yang terlebih dahulu menjadi Khalifah juga terbunuh ketika shalat subuh oleh seorang majusi bernama Abu Lu’lu’ah. Sedangkan ayahnya dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam juga dalam shalat subuh. Dan Allah pun berkehendak bahwa anaknya yang bernama Zaid bin Umar bin Khattab juga meninggal tatkala waktu subuh. Bahkan dia juga meninggal dunia bersama putranya di saat yang sama hingga orang-orang tidak mengetahui mana yang lebih dahulu meninggal.
Ummu kultsum juga dinikahi oleh Auf bin Ja’far bin Abi Thalib setelah Umar mati syahid, kemudian Auf meninggal dunia, dan Ummu Kultsum dinikahi oleh saudara Auf yang bernama Muhammad. Kemudian Muhammad meninggal dan Ummu Kultsum dinikahi saudaranya yang lain yang bernama Abdullah bin Ja’far hingga akhirnya Ummu Kultsum meninggal di sisinya.
Dulunya Ummu Kultsum berkata: “Saya malu kepada Asma’ binti Umais karena dua anaknya sudah meninggal di sisiku, aku mengkhawatirkan anaknya yang ketiga.” Kemudian Ummu Kultsum meninggal dan tidak melahirkan satu anak pun untuk mereka.
Adapun pernikahan ketiga antara keluarga Umar dan Ahlu bait Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam terjadi pada generasi kelima, yaitu antara Al-Husain bin Ali bin Ali bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib dengan Juwairiyyah binti Khalid bin Abu Bakar bin Abdillah bin Umar, sebagai bentuk pengukuhan atas kasih sayang dan kecintaan para pendahulunya.
Islampos