Ibadah Kurban memiliki pesan moral yang sangat dalam. Seperti pesan yang terkandung dalam makna bahasanya. Qurb atau qurbân berarti “dekat” dengan imbuhan ân (alif dan nun) yang mengandung arti “kesempurnaan”, sehingga qurbân yang diindonesiakan dengan “kurban” berarti “kedekatan yang sempurna”. Kata Qurbân berulang tiga kali dalam al-Qur’an, yaitu pada
الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ عَهِدَ إِلَيْنَا أَلا نُؤْمِنَ لِرَسُولٍ
حَتَّى يَأْتِيَنَا بِقُرْبَانٍ تَأْكُلُهُ النَّارُ قُلْ قَدْ جَاءَكُمْ
رُسُلٌ مِنْ قَبْلِي بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالَّذِي قُلْتُمْ فَلِمَ
قَتَلْتُمُوهُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan: 'Sesungguhnya, Allah telah
memerintahkan kepada kami, supaya kami jangan beriman kepada seseorang
rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami, korban yang dimakan api'.
Katakanlah: 'Sesungguhnya, telah datang kepada kamu beberapa orang rasul
sebelumku, membawa keterangan-keterangan yang nyata, dan membawa apa
yang kamu sebutkan, maka mengapa kamu membunuh mereka, jika kamu
orang-orang yang benar'
QS.Ali Imran/3: 183
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا
قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ
قَالَ لأقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ
الْمُتَّقِينَ
Ceritakanlah kepada mereka, kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil),
menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka
diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil), dan tidak diterima
dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): 'Aku pasti membunuhmu!'.
Berkata Habil: 'Sesungguhnya, Allah hanya menerima (korban) dari
orang-orang yang bertaqwa'.
QS Al-Ma’idah/5: 27
فَلَوْلا نَصَرَهُمُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ قُرْبَانًا
آلِهَةً بَلْ ضَلُّوا عَنْهُمْ وَذَلِكَ إِفْكُهُمْ وَمَا كَانُوا
يَفْتَرُونَ
Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah, sebagai Ilah untuk
mendekatkan diri (kepada Allah), tidak dapat menolong mereka. Bahkan
ilah-ilah itu telah lenyap dari mereka (di hari kiamat). Itulah akibat
kebohongan mereka, dan apa yang dahulu mereka ada-adakan'.
QS Al-Ahqaf/46: 28.
Dalam ilmu fiqh, kurban juga disebut udhḫiyah (karena dilaksanakan dalam suasana Idul Adha) juga berasal dari kata dahwah atau dhuhaa (waktu matahari sedang naik di pagi hari), karena biasanya penyembelihan hewan qurban dilaksanakan pada waktu duha. Dari kata dahwah atau duhaa tersebut diambil kata daahiyah yang bentuk jamaknya udhḫiyah.
Adapun di antara hikmahnya adalah pertama, sebagai bukti nyata ekspresi syukur,
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى
مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الأنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan (untuk melaksanakan)
penyembelihan (kurban); supaya mereka menyebut nama Allah(, ketika
penyembelihan) terhadap binatang ternak, yang telah direjekikan Allah
kepada mereka; maka Ilahmu ialah Ilah Yang Maha Esa, karena itu berserah
dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah khabar gembira, kepada orang-orang
yang tunduk patuh (kepada Allah),
QS. al-Hajj, 22 :
34
kedua, bukti sebagai hamba bertaqwa,
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ
التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ
عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
Daging-daging unta dan darahnya itu, sekali-kali tidak dapat (membawamu
untuk) mencapai (keredhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamu-lah (dalam
melaksanakan kurban), yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah
menundukkanya (unta) untuk kamu, supaya kamu mengagungkan Allah,
terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah khabar gembira kepada
orang-orang, yang berbuat baik.
QS al-Hajj, 22 :37
Ketiga, terakuinya sebagai umat Rasulullah Saw, “Barang siapa yang mempunyai keluasan (harta) dan tidak mau berqurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami!” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, Ad Daruquthni dan Al Baihaqi). Keempat, meraih ampunan dosa, ”Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa dosa yang kamu lakukan...” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi)
Kelima, berpahala besar, "Pada setiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan," (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Keenam, mendapat kesaksian yang indah dari hewan Qurban kita kelak, “Sesungguhnya ia (hewan qurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku dan bulunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban akan jatuh pada sebuah tempat di dekat Allah sebelum darah mengalir menyentuh tanah. Maka berbahagialah jiwa dengannya". (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim).
Subhana Allah demikian besar keutamaan ibadah kurban ini wahai ikhwah! Semoga Allah beri keluasan rejeki kepada kita untuk memenuhinya dan menerima amal ibadah kurban kita. Aamiin.
Republika